Wednesday, July 19, 2017

11. Raden Mas Akoe Sinten Nyono ; Balada Kehidupan-4

KULLU JASADIN

Hening sesaat.
Kullu Jasad, jasad semesta….Habib berujar pelan, “Dalam Al-Qur’an
Alloh berfirman bahwa segala yang ada di langit dan di bumi, berikut yang ada diantaranya,
mereka bertasbih kepada-Nya, mereka semua memuji-Nya tanpa kecuali,
maka termasuk juga bagian adam-mu ini berikut aspek-aspeknya.
“Memang banyak yang tidak sadar ini, biasa kalau dekat suka kelupaan, kata pepatah
semut diseberang lautan tampak, gajah nempel di badan malah ga kelihatan,
baunya pun ga kecium…”
raden Mas Akoe nyerengeh, habisnya sang guru juga nyengir.
“Alhamdulillah, bahwa ternyata kamu diberi hak oleh-Nya sampai kesini,
terus terang walau mungkin banyak yang tahu pengertiannya, jarang sekali yang bisa
sampai ketemu rasanya ‘jasad semesta bertasbih’, pahami jasadmu dan jasad semesta
berunsur sama, api, angin, air dan tanah, itulah maka ada sebutan jasad Shogir
dan jasad Kabir, jasad kecil dan jasad besar, jasadmu adalah Shogir, bagian dari Kabir.
Bayangkan kini kamu telah mendapat rasa jasadmu bertasbih selaras dengan ‘Kullu Jasad’
atau jasad semesta. Jelas bukan bagiannya sembarangan ini, coba..kemana pun kamu
menghadap sekarang, apa yang kamu lihat..?”
“Alloh” Raden menjawab mantap, semantap kebenaran-Nya.
Habib pun tersenyum.
Wa lillaahil masyriqu wa maghribu, fa ainamaa tuwalluu fatsamma
wajhulloh, innallooha wasi’un ‘aliim., dan kepunyaan Alloh timur dan barat,
Maka kemana pun kamu menghadap disitulah wajah Alloh, sesungguhnya Alloh
Maha Luas (Rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Baqoroh : 115)
“Sekarang coba hentikan dzikir Cahayamu” pinta Habib.
Raden Mas Akoe yang sesaat sedang asyik memandang-mandang kaget.
“Dihentikan, Bib ?”
“Iya,…coba hentikan…”
Maka sang murid pun bermaksud menghentikan dzikirnya, lalu kaget lagi dia…
karena ternyata tidak bisa berhenti, dicoba lagi,..gagal,..coba lagi, kembali gagal.
Hingga sekian kali, cuek saja dzikir sejati itu mengalun syahdu, sedikitpun tidak
terpengaruh oleh upaya pemaksaan penghentian yang sedang dilakukan oleh Raden.
“Gimana..?”
“Nggak mau berhenti,..Bib..”
“he..he..he…” Habib tertawa pelan.
Lalu Raden pun tersenyum paham, rupanya memang ini yang diharapkan oleh sang guru,
kirain tadi beneran disuruh berhenti….
Tholabul ilmi ini masih berlangsung beberapa saat lagi, Habib menjelaskan bahwa
Dzikir Kullu Jasad yang barusan turun kepada Raden adalah bagian dari Dzikir Cahaya,
sebagaimana juga Dzikir Qolbi, “Benar kata kakekmu, urutannya ‘batin – lahir’
bukan batin – lahir” Beliau tersenyum.
Terus terang Raden kembali tercekat mendengar Habib nyerempet Mbah Kaspo lagi,
tapi sudahlah soalnya memang benar, mesti batinnya dulu yang diberesin, baru kemudian
lahirnya terbawa baik, tidak bisa dibalik sebab dari sananya sudah disetel begitu,
bukankah baik dan buruk tergantung ‘segumpal daging’ ?
bukan sabda sembarang orang ini….
“Untuk selanjutnya teruskan dzikirmu, Dzikir Cahaya, Qolbi dan Kullu Jasad
itu serentak, tidak bakal tubrukan, ketiganya akan seiring dan saling menguatkan
karena hakikatnya memang satu bagian, bukan terpisah-pisah.
Lapangkan hatimu, pandang semuanya seluas-luasnya, lalu rasakan bahwa mereka
pun memandangi mu, begitu di mujahadahkan, ya..”
“Baik, Bib..”
“Oh ya sekarang boleh kamu ajak penjahat itu, kasihan sudah ampun-ampunan dia,
sudah takluk sepenuhnya, he..he….”
Raden Mas Akoe mikir sekejap, lalu ikut tertawa, paham lah..
Tidak lama kemudian Raden mohon diri, ngomong-ngomong sampai dia pulang,
tidak datang tamu penting yang dikabarkan Mang Ihin tadi, mungkin terhadang macet.
Mlaku timik-timik lah Raden ke rumah, sekarang bukan cuma luaran yang berbunyi,
‘segumpal’ dirinya pun sama, syahdu meresapi langkah timik-timik berasa
‘Alloh, Aloh, Alloh’ itu, percaya ga percaya,…percayalah..Demi Alloh…
“Dari mana mas” sambut sang isteri, biasa dengan gaya mengundang tea.
Raden tersenyum, “Dari Habib “ jawabnya kalem
Sang isteri diam sebentar, “Beneran..?” lanjut nembak..
“Emang ada pangkalan lain…?”
“Ooo ya sudah, ngga apa-apa sih kalau ke Habib.”
Raden meringis, tepat terawangan Habib soal ‘isterimu cemburu’ tadi.

Perasaan, jadi belum mau sudahan nih…masih bisa dilanjut…

BERSAMBUNG
 diambil dari http://nasehatabah.blogspot.co.id

Ila Ruhi Mas Andi Bombang..Al-Fatiha....

No comments:

Mimpi 23 Romadhon 1442 H

 Sore kisaran jam 10 malam aku berangkat tidur biasanya tengah malam ini karena, mbarep lagi kongkow-kongkow jadi area kekuasaanku di ambil ...