Sunday, December 07, 2014

Maqom kelas Dapur..

sardut: jum alam malakut itu apa?
kujum: alam setelah alam mulki
sardut:iya apa
kujum: nggak tahu, blom pernah ngalamin katanya alamnya para malaikat...
sardut:kalo alam jin?
kujum: halah sampiyan ini nanya kok yang aku blom pernah ngalamin, kita ini kan maqomnya dapur...nanyanya ya kopi, mie rebus..., dzikir aja baru belajar puasa juga baru beberapa hari..wis ra usah aneh2...istiqomah ae....qulhu ae lek...


sumber: https://www.facebook.com/serce.dectce?fref=nf&pnref=story

Rofitoh...

saat sehabis acara kliwonan dimajlis banten aku lihat Kujum sama Sardut sedang asik menikmati kopi dalam gelas plastik sambil duduk di bangku bambu depan dapur...
Sardut : Jum...Yang penting dalam thoriqoh itu apa sih?
Kujum : Nek Menurutku yo robithoh/rofithoh kuwi..
Sardut : Lho Kok itu sih..?
Kujum : Sampiyan faham artine robithoh/rofithoh..
Sardut : Kalau gak salah Robithoh itu adalah membayangkan guru mursyid seolah-olah ada, kalau rofithoh tidak membayangkan dulu akan tetapi guru mursyid sudah ada mendampingi
Kujum : Secara harfiah seperti itu tetapi secara pelaksanaan menurutku yo... nek menurutku robithoh/rofithoh adalah menyambungkan qolbu kita kepada guru mursyid.
Sardut : Bukan wiridan yang membaca rofithoh itu...
Kujum : itu sih ibaratnya kata sandi password untuk koneksinya..
Sardut : Langsung ke guru Mursyid gitu..
Kujum : Ya yang aku tahu hanya ke guru mursyid...kalo ada yang diluar itu aku nggak ngerti...., karena sambungan qolbu kita melalui guru mursyid melalui silsilah hingga ke Kanjeng Rosul kemudian hingga sampai ke Alloh, kenapa harus guru mursyid, karena beliau itu sudah melewati muhibin mukhlisin dan arifin...,dan berobithoh itu susah, kelas dapur kaya aku karo sampiyan, belum bisa berobithoh/rofitoh...
Sardut : Masa sih bukannya gampang tinggal baca ajah....
Kujum : Ha..ha...ha.....sampiyan itu....kebanyakan makan jadi begini..nih..., yang namanya robithoh/rofithoh itu bukan saat-saatan saat susah nyambung saat senang nggak, kayak tv bekas atau hp ku aja, nih waktu itu sayidina Umar bin Khotob R.a itu sampai-sampai mau ke kamar mandi aja malu karena merasa Kanjeng Rosul itu melihatnya, qolbunya yambung terus 24 jam nonstop dengan kanjeng Rosul itu yang namanya Robithoh/rofithoh..
Sardut : Oh..gitu ya.. (sambil melongo)
Kujum : kalau robithoh/rofithoh kita sudah bener nggak ada yang namanya puasa batal, dzikir males (sambil mesem menatap sardut penuh arti) karena malu dan cinta sebab frequensinya nyambung terus....
Sardut : he..he..iya sih tapi senyum mu itu.......menggelisahkan kayak senyum debtcolektor...
Kujum : Kalau sudah berobithoh/rofithoh itu pasti akan selalu memegang amanat baiat ASAH ASIH ASUH.....
Sardut : halah..aku paham....biar yang sudah ngeblok atau nge unfriend fb mu bisa berteman lagi...
Kujum : ha..ha..ha....itu mah otak liar sampiyan....bisa aja...nyudutin aku...
Sardut : he..he.. iya juga nggak apa2 sebagai wujud dari Asah Asih Asuh...kita itu satu keluarga...TQNS..jadi jangan bercerai berai...kalau bercerai berai berarti..salah satu point dalam baiat sudah dilanggar...dan disini kita kan sedang mengkaji hati...mengolah rasa....kalo masih ada rasa benci...rasa iri...berarati........‪#‎slururup‬ dan kopi pun amblas....
....dan ayam jago pun berdzikir menyambut pagi diringi suara tak..tak..tak bunyi counter manual diantara tangan-tangan para tifli.....dzikir cahaya..
note : Mari saling bergandeng tangan torang basudara
 sumber : https://www.facebook.com/serce.dectce?fref=nf&pnref=story

Monday, November 25, 2013

Hadirmu...

Aku sudah tuli... dan yang menuntunku cuma nurani, Asa ku terbang bersama kekecewaan... dan yang tinggal sederet kekosongan... aku bergumul dalam kosong tanpa makna tanpa kata tanpa huruf tapi semua terbaca.., salam ti Mpud twewewewewewwww

Monday, June 29, 2009

Bagai Monitor Rekondisi

Capres-cawapres periode 2009-2014 masing2 masing merasa hebat dengan program2 nya, padahal setelah menjabat pasti sama saja, begitu2 saja ibarata monitor rekondisi, tampilan luarnya aja beda padahal mesinnya sama lama.

Friday, March 13, 2009

Mahal yach Biaya Demokrasi

Sekarang para caleg berlomba-lomba adu pajang tampang biar di kenal konstuent puiiih susah banget sih calon pencontreng lah gitu, tiap caleg DPR-RI itu rata-rata mewakili 3 kabupaten, tiap kabupaten rata-rata 10 kecamatan, taip kecamatan rata-rata 8 kelurahan, tiap kelurahan rata-rata 3 baliho 1 x 0,5 m harganya rata-rata 150.000 jadi pengeluaran untuk biaya nya jadi berapa Rp. 108.000.000,- itu baru baliho, belum poster, belum sticker, belum spanduk, blum tukang masangnya, blum tim pemenangannya wah jadi berapa yah..., banyak, bagi mpud pemilihan sekarang ini lebih mahal, belum surat suara yang lebih lebar tentu lebih mahal dan kontrol pembiayaan nya lebih rumit karena melibatkan perorangan, dengan biaya semahal ini Negara Indonesia itu sudah benar-benar Demokrasi beneran apa belum sih?.

Tuesday, February 03, 2009

Tahun KeBo

Berdasarkan kalender penanggalan cina tahun 2009 ini bershio kerbau dan kerbau itu kalau orang betawi menyebutnya kebo, yah benar tahun ini adalah tahun kebo, tahun kebo...hongan atau tahun kebo....dohan, entah berapa banyak spanduk, baliho, pamflet berisi kebohongan caleg anu berani, jujur, bersih, bolehlah bia bilang jujur karena kita tidak tahu kapan dia bohong, bersih bolehlah dia bilang begitu kita blum tau aibnya, tapi kalo dia bilang berani maka harus ditanyakan kapan dia berani tampil membela kepentingan rakyat? itu kan sebuah kebohongan dan mpud kenal salah seorang caleg yang fotonya terpampang wuih keren tapi mpud tahu track recordnya yang sangat tidak sesuai dengan pamflet janji manisnya itu. itu baru caleg...

nah ini ada lagi capres ada yang bilang jika dia menjabat lagi atau menang rakyat akan sejahtera, haaaaaaaaaaaah sejahteraaa dulu kalau mau sejahteranya waktu beliaunya menjabat buktinya kami yang mereka sebut rakyat terlilit tercekik aset terjual aaaaaaaaaaaaah memang tepat shio cina itu untuk negara kita tahun ini tahun kebohongan ramai-ramai berbohong.

Ada lagi MUI yang mengatakan bahwa rokok itu haram tapi haramnya untuk anak kecil, orang hamil, dan ditempat umum, lho .....(melongo) kok haram plintat plintut gak tegas begitu haram ya haram gitu lho titik orang biang keladinya sama si rokok, daging babi haram titik tidak ada untuk tapi-tapian korupsi haram titik menggunakan Dana Abadi Umat tidak sesuai keperluannya Haram titik gitu saja kok susah banget eh masalah DAU kok nggak disinggung-singgung ya sama MUI jangan-jangan...jangan-jangan, ada lagi golput haram alasannya nanti tidak ada pemimpin yang mimpin pasti ada lah, orang di indonesia ini orang serakah dengan jabatan masih banyak, mikirnya kok pendek banget, ada lagi Hidayat Nurwahid juga bilang hal serupa.. mpud jadi gak habis pikir seharusnya orang sekelas beliau tak usah bilang seperti itu, apakah pak dayat takut golput melebihi pemilih partainya justru seharusnya ketika beliaunya tahu golput akan banyak bikin dong strategi partainya supaya yang akan golput malah tertarik untuk memilih partainya... memang tahun kebo...tahun kebo...tahun kebodohan.

atau mungkin fatwa itu untuk umatnya MUI saja bukan untuk Umat Islam

mpud jadi bingung MUI=Islam nggak sih. mpud kan terkena shio kebo..dohan.

Monday, September 01, 2008

Tidak Semua Benar atau Pintar

Beberapa hari ini mpud terjebak dalam pergolakan pergulatan kata hati, mpud telah membaca dan mendengar berbagai macam celotehan dari yang di sebut pakar, pemimpin sampai orang kebanyakan yang sering mpud temui di jalanan, sang pakar dan pemimpin merasa argumentasinya dan teori yang dikemukakan benar dan memperlihatkan ke-pintarannya, si orang kebanyakan melihat dengan ketidak puasan merasa belum terpuaskan, si orang kebanyakan kadang setuju dengan komentar pakar kadang tidak setuju dengan kebijakannya.

contoh tahun-tahun yang lalu saat Megawati belum jadi presiden siorang kebanyakan berharap terhadap Megawati bisa memimpin seperti bapaknya, setelah Megawati memimpin si orang kebanyakan merasa tidak cocok dengan kepemimpinan Megawati yang tidak menghasilkan apa-apa (baca:perubahan taraf hidup) malah menjual apa-apa, saat SBY mau mencalonkan siorang kebanyakan berharap lagi dalam hatinya berkata :"ini pasti yang bakal memberikan kesejahteraan" setelah pak SBY jadi presiden apa jawab siorang kebanyakan :"Mas jangan tanya saya deh, tanya saja sama saudara saya yang kena lapindo, atau tanya pada Minyak tanah dan harga-harga kapan turunnya, atau tanya pada sama angota DPR yang selalu membajak Nama Kami(atas nama rakyat)biar kepilih".

akhirnya mpud sampai pada satu kesimpulan walaupun mereka itu pakar, ahli, pemimpin, bergelar panjang Prof. DR. MBA. MSi. MMS. SMS, atau apalah tidak semua benar atau pintar, tapi semuanya hanya permainan kata-kata, siapapun bisa asal rajin berlatih berdebat adu argumen tiap hari hasilnya akan sama dengan mereka, yang membedakan adalah Rasa(dengan hati) dan Bukti nyata.

"Dan Perjuangan adalah pelaksanaan Kata-kata" (Kantata Taqwa)

Monday, July 21, 2008

Jarimatika

Aku mengenal nama jarimatika blum lama ketika nonton tv siarannya Desy Ratnasari dan aku tertarik mungkin cocok kalo aku bisa dan aku praktekan dan aku ajarkan pada siapa saja, aku pun mencari informasi di internet dan eh ternyata ada bukunya juga dan bagus saya Salut sama penemunya hebat, dan dibuku tersebut para pembacanya ditantang untuk bisa memecahkan perkalian lintas golongan dan akhirnya saya penasaran sungguh hebat sang penemu dan penulis buku jarimatika saya semakin dibuat penasaran untuk melakukan pencarian dan syukur saya bida menemukan sedikit dari tantangan yang disebutkan dibuku tersebut.

untuk perkalian lintas yang saya temukan ada unsur penambahan contoh 6 x 11 =66
tutup jari kelingking kanan untuk angka 6 tutup jari kelingking kiri untuk 11, jari yang di tutup menunjukan puluhan kemudian di tambahkan 30 dan di tambahkan hasil perkalian jari yg berdiri dari tangan kiri dan tangan kanan dibacanya dua jari tertutup =20 + 30 di tambah 4 jari terbuka kanan di kali 4 jari terbuka kiri =16 rumusnya (t1+t2)+30+(s1xs2)=(10+10)+30+(4x4)=(20)+30+(16)=66

keterangan
t1 dan t2 = jari yang tertutup
s1 dan s2 = jari yang tebuka

rumus perkalian 7-10 dengan 11-15

6 = (t1+t2)+30+(s1Xs2)
7 = (t1+t2)+35+(s1xs2)
8 = (t1+t2)+35+(s1xs2)
9 = (t1+t2)+40+(s1xs2)

Yang saya sarankan kepada pembaca untuk segera memiliki buku Jarimatika karya ibu Peni sangat membantu untuk belajar anak anda.

Thursday, June 12, 2008

Rahasia Meede

Udah lama tahu novel itu dari yang mengirimkan pesan lewat blog ini, tapi baru 1 bulan sekarang sempat membacanya, sebuah novel jempol.., dahsyat.., kalimat-kalimatnya menggugah rasa, apalagi sebelum mpud baca novel ini mpud baca buku "Pengakuan Bandit Ekonomi" Jhon Perkins wah jadi manteb mpud menilai penyelenggara bangsa ini.

- Meede
- Dosa sosial gandhi
- Hatta
- Potret suku Indonesia tersembunyi/disembunyikan

Membidik KeNasionalismean seorang Hatta.

jujur....
lugu....
dan bijaksana...
terlintas dalam jiwa ..... Rakyat INDONESIA (hatta - Iwan Fals)

Monday, May 26, 2008

BBM Naik Leher Tercekik

BBM Naik Lagi...............
Dengan iming-iming BLT Rp.100 ribu cuma beberapa bulan, harga-harga naik tak seiring dengan BLT, BLT stop Harga gak bakal turun...........

Ah susahnya hidup di negeri yang tergadaikan pada Asing...

Negeri ini belum ada pemimpin yang setia pada nurani...
bercita-cita mensejahterakan rakyat...

para politisi, pejabat,kaum kaya, masih pada mikir aku dan anak keturunanku sengsara tidak ya.

Mungkin kita harus berkaca pada venezuela yang sekarang bangkit dari keterpurukan dengan kudeta Hugo savez, tp untuk mengusir asing dan memberdayakan kekayaan alam sendiri dan berpihak pada rakyat saat ini.

Memang setelah direnungi cara islami mungkin yang pantas di laksanakan di negeri ini, makanya akan ada syariat islam ditentang karena orang yang mapan dari hasil tanda kutip habis dan asing tidak bisa leluasa jadi pencuri berjenjang "kleptokrasi".

atau kita butuh perang dunia ke III.

Thursday, April 10, 2008

Membuat CD XP_Sata

siapkan dulu:
1 - CD windows XP
2 - nlite http://www.nliteos.com/download.html
3 - SATA Driver http://rapidshare.com/files/42244341/SATA_Raid.rar.html
4 - CD Kosong (lebih bagus gunakan CDRW, karena bisa digunakan kembali ketika terjadi kesalahan)cara-cara:

1 - Buat folder baru

2 - masukkan CD WINXP

3 - buat folder baru dan kopi semua isi CD Win XP ke dalam folder tersebut

4 - jalankan Program nlite yang sudah di instal tadi

- cari folder yang isinya CD/DVD yang berisi CD WINXP

- pilih destinasi yg sesuai untuk WINXP - contoh: C:\CDXP
mulai proses penyalinan

3 - extract SATA DRIVER yang sudah di download tadi

4 - cari: iastor.ini ( kalo di komputer saya dibacanya inf trus saya klik kanan pilih properti dan ganti extensien nya menjadi format ini )

5 - masukkan salinan fail tersebut ke C:\XPCD\I386

- buka folder C:\CDXP\I386 dan cari: TXTSETUP.SIF

-buka file yang menggunakan program : notepad
- cari file: [SourceDisksFiles]

- masukkan: iastor.ini = 1,,,,,,_x,4,1
- cari file : [HardwareIdsDatabase]
- masukkan: PCI\VEN_8086&DEV_27C5&CC_0106 = “iaStor”
- cari file : [SCSI.Load]
- masukkan: iastor = iastor.ini,4
- cari file : [SCSI]
- masukkan: iastor = “Intel� 82801GBM SATA AHCI Controller (Mobile ICH7M/DH)”
5 - SAVE TXTSETUP.SIF

6 - kembali ke nlite: sesudah anda selesai semua langkah2 di atas, tekan next atau lanjut hingga bertemu ini:

Friday, April 04, 2008

Bubarkan Saja

Negara Harus bebaskan biaya Pendidikan
Negara Harus bebaskan Biaya Kesehatan
Negara Harus berikan Pekerjaan
Negara Harus harus ciptakan rasa aman
Negara jadi tempat berharap selain Tuhan

itulah tugasnya negara
kalu tak bisa ..........
Bubarkan saja ..........
atau diadukan pada sang sepi ....

(negara, iwan fals)

Monday, October 22, 2007

Sering sakit Pinggang

Terapi shiatsu menenangkan sistem saraf somatik (saraf sadar} dan sistem saraf otonom (saraf tidak sadar). Terapi ini sukses mengobati gangguan saraf terjepit yang dialami Herry dan Sofyan.

Januari 1991, Herry Suhartono (56) mengalami gangguan saraf terjepit. Saat itu ia sedang membantu tukang bangunan mengangkat balok kayu ukuran 8 x 12 meter
"Saat angkatan pertama, di punggung saya terdengar suara 'kretek'. Tubuh terasa nyeri dan sakit sekali. Saya tak lagi bisa berdiri, apalagi bergerak secara normal. Saya lalu dibawa keluarga berobat pada seorang ahli patah tulang di daerah Sukabumi. Selama satu jam saya mendapat perawatan. Hasiinya, tubuh dapat digerakkan dan kembali ke posisi semula," papar Herry.
Empat tahun kemudian, Herry kembali mengalami gangguan saraf. Saat sedang mengendarai mobil, tiba-tiba kaki kanannya tak bisa digerakkan untuk menginjak pedal rem. Mobilnya baru bisa berhenti setelah menabrak kendaraan yang berada di depannya.
Ketika itu ia merasa kedua kakinya panas dan susah digerakkan. Dari pinggang hingga betis terasa seperti ditarik-tarik. Anehnya, beberapa jam kemudian gangguannya hilang.
"Kejadian itu tak cuma sekali terjadi. Lebih dari 3 kali saya menabrak mobil gara-gara kaki tak mampu digerakkan untuk menginjak pedal rem. Ini membuat saya harus bolak-balik berurusan dengan polisi dan bengkel mobil. Gangguan ini datang dan pergi. Akhirnya, awal tahun 1995 saya pergi pada seorang dokter spesialis bedah tulang di Bogor," tutur bapak dua anak ini.
Tiga Kapal
Dari pemeriksaan dokter, Herry dinyatakan mengalami gangguan saraf terjepit di lumbal nomor 4. la dianjurkan untuk menjalani operasi di daerah tulang ekor. Karena takut, ia tidak menjalani anjuran itu.
Sejak saat itu, pria sumringah ini hanya mengonsumsi obat antinyeri saraf. Ia pun mulai mencari pengobatan alternatif. Ia mengaku berbagai praktisi pengobatan pernah didatangi, dari Bogor, Sukabumi, Jakarta, hingga Cirebon. Mulai dari yang menggunakan terapi air putih, pijat, pemanasan, fisioterapi, hingga penyinaran dan terapi diet, pernah dijalani.

Sayangnya, semua itu belum membuahkan hasil maksimal, bahkan sakitnya makin sering kambuh. Selama empat tahun ia tak lagi bisa menggerakkan anggota tubuh.
"Untuk mandi dan buang air mesti dipapah. Makan dan minum hanya bisa dilakukan d atas tempat tidur. Ke mana-mana harus pakai kursi roda. Sudah tak terhitung biaya yang keluar. Tiga kapal pengangkut ikan, masing-masing seberat 580 ton, ikut terjual hanya untuk biaya pengobatan," kenang mantan eksportir ikan ke Jepang, yang pernah mempunyai karyawan 150 orang ini.
Beruntung, tahun 2000 ia bertemu dengan Nina Radinah Taryaman di Gadog, Puncak, Bogor. Setelah diterapi shiatsu, kondisinya berangsur pulih.
Ceritanya, tiga kali ditangani Oma, demikian Herry memanggil Nina, ia sudah bisa makan sendiri di meja makan. Sebulan diterapi shiatsu, ia sudah bisa mengemudikan mobil sendiri. Hingga kini, gangguan saraf terjepit tak lagi menyerang tubuhnya.
Tiga Bulan
Pengalaman serupa dialami Sofyan (45), karyawan perusahaan Indosement. Menurut Sofyan, gangguan saraf terjepit di daerah tulang belakang dialami ketika sedang bertanding tenis meja di kantornya, media Agustus 2005,
"Saya salah langkah saat mengembalikan bola pingpong lawan. Tiba-tiba saja tubuh ini kaku dan sakit untuk digerakkan. Selama tiga bulan saya berbaring di rumah sakit. Keluar dari rumah sakit, tubuh terasa belum normal. Bila digerakkan ke kiri dan kanan masih sakit,” kenang Sofyan.
Beruntung Sofyan mengenal Nina di Klinik GHS. Perawatan shiatsu yang diberikan Nina mengembalikan kelenturan saraf-saraf di tulang belakangnya. Seperti halnya Herry, ia tak lagi mengalami sakit. Hingga kini Sofyan masih sering diterapi shiatsu.
Naluri Cegah Penyakit

Shiatsu, kata Nina Radinah Taryaman, berasal dari kata shi (jari) dan atzu (pijat).” Shiatsu yang dipraktikkan selama ini adalah teknik pijat yang dikembangkan Tokujiro Namikoshi, pendiri Nippon Shiatzu Shool di Jepang. Menurut teori shiatsu, titik utama dalam pemijatan mempunyai hubungan dengan titik bagian tubuh lainnya.
Dengan demikian, ketika memijat titik-titik utama akan terjadi kesembuhan pada bagian-bagian yang sakit,” ungkap pemilik pusat pendidikan dan pelatihan pengobatan tradisional di kawasan Gadog, Puncak, Ciawi, Bogor ini.
Pemijatan dengan shiatsu mempengaruhi fungsi seluruh tubuh, dari kelenjar hingga otot dan organ bagian dalam tubuh. Dijabarkan ketua II Asosiasi Penyembuh Alternatif Indonesia (Apali) ini, shiatsu bekerja atas dasar naluri manusia untuk mencegah penyakit.
Saat diterapi, tubuh akan dibuat sedemikian rupa, sehinnga gejala penyakit yang membutuhkan perawatan dokter tak jadi muncul.
Secara khusus, gangguan saraf terjepit bisa terjadi di berbagai tempat pada tubuh. Ada sejumlah titik perawatan untuk menyembuhkan gangguan saraf terjepit dengan menggunakan teknik shiatsu.
Hal yang paling baik, kata penghusada yang berpraktik di Klinik GHS ini, untuk gangguan saraf terjepit, lakukan pemijatan terlebih dahulu di titik-titik dekat daerah yang sakit. Setelah itu, pijat titik-titik lain yang lebih jauh dari lokasi yang sakit. Namun, pada praktiknya, pijatan di daerah yang lebih jauh dari sumber sakit justru lebih efektif dibandingkan dengan titik-titik yang dekat dengan lokasi sakit.
Berikut gambaran langkah-langkah untuk mengatasi gangguan saraf terjepit seperti yang dialami Herry dan Sofyan. Dengan menggunakan ibu jari atau tiga jari (manis, tengah dan telunjuk) dilakukan penekanan-penekanan awal.
Pertama, pijat di semua titik daerah wajah dan kepala. Dimulai dari titik ubun-ubun, lalu turun tiga titik di belakang kepala. Pemijatan pada lokasi ini diulang sebanyak tiga kali, masing-masing tiga sampai lima detik.
“Selanjutnya, selama 3 detik dilakukan pemijatan pada daerah kedua sisi belakang leher. Lalu pemijatan diarahkan pada bagian atas bahu kiri dan kanan, serta lima titik antara tulang punggung dan belikat. Turun kebawah, pijat 6 titik antara daerah punggung dan pinggang. Setelah itu pijatan dilakukan pada titik-titik kedua disisi luar pinggul.

Pijatan diakhiri di daerah ketiak, lalu pangkal lengan, dada dan perut. Untuk menyembuhkan gangguan saraf terjepit, terapi shiatsu bisa dilakukan seminggu dua kali,”kata perempuan kelahiran Bandung, 30 Agustus 1934 ini.
Alamat Praktek:Klinik GHS Jl. Palmerah Barat 33-37Jakarta Pusattelp. (021) 536778353Ext. 4368

Thursday, August 30, 2007

Disable Autorun

Ada dua cara, cara sulit dan cara mudah. Cara sulit (seperti biasa) adalah mengoprek registri komputer, lihat di http://autorun.moonvalley.com/enable.htm (berlaku untuk Windows 98 / ME / NT / 2000 / XP) cara sulit meskipun “sedikit” beresiko jika salah mengubah registri, tetapi dapat membantu anda “naik kelas” dan setidakya mengethaui sedikit cara kerja dan “jeroan” Windows.

Sedangkan cara mudahnya adalah menggunakan tools TweakUI (147 KB) yang hanya tersedia khusus untuk Windows XP.dan dapat anda download langsung dari http://download.microsoft.com/download/f/c/a/fca6767b-9ed9-45a6-b352-839afb2a2679/TweakUiPowertoySetup.exe



Setelah download file ini, silahkan instal dan jalankan. Pada menu TweakUI, akses untuk setelan autorun ada pada menu [My Computer][AutoPlay][Types]. Untuk menonaktifkan autorun pada UFD, hilangkan centang pada pilihan “Enable autoPlay for removable drives”, sedangkan untuk menonaktifkan autorun pada CD / DVD drive, hilangkan centang pada pilihan “Enable autoPlay for CD and DVD drives”



Selain itu, anda juga bisa menentukan drive mana saja yang ingin aktif autorunnya dengan mengakses menu [My Computer][AutoPlay][Drives] dan hilangkan centang pada drive yang ingin dinonaktifkan fitur autorunnya.



Sebenarnya secara default Windows sudah menonaktifkan fitur autorun pada removeable drive, tetapi jika anda pernah terinfeksi virus lokal yang memanfaatkan fitur autorun ini, kemungkinan besar fitur ini diaktifkan sehingga setiapkali anda mencolokkan UFD bervirus pada komputer anda, maka secara otomatis virus akan dijalankan oleh komputer.


diambil dari www.vaksin.com

Wednesday, August 01, 2007

Ingin Belajar Komputer

Ingin mengetahui dan belajar komputer datangi situs ini

www.ilmukomputer.com
http://www.petri.co.il

Negara

Negara harus bebaskan biaya pendidikan
Negara harus bebaskan biaya kesehatan
Negara......
(iwan fals 50:50)

Monday, July 23, 2007

Menghilangkan WindowsUpdate

Cara untuk menghilangkan?
Use it at your own risk

It is easy to fix this problem:

1. Use regedit and goto
\HKEY_LOCAL_MACHINES\SOFTWARE
\Microsoft\WindowsNT
\CurrentVersion
\Winlogon\Notify
delete folder "Wgalogon" and all the contents

2. set your system folders to unhide Folder view or you won't see dllcache folder

3. go to c:\windows\system32,
rename WgaTray.exe to WgaTray.exeold
rename Wgalogon.dll to Wgalogon.dllold

4. go to c:\windows\system32\dllcache, rename WgaTray.exe to WgaTray.exeold

5. kill wgatray.exe from TASK MANAGER. Done.

If still have problems, reboot the computer and login to windows xp in safe mode and repeat the above steps

With HijackThis
And whats this log have to do with counterfeit s/w?

Even tho, it looks like u have a file for it.

Anyway, run HJT again tick these entries and tick fix checked. (close the browsers).

03 - Toolbar: (no name) - {BA52B914-B692-46c4-B683-905236F6F655} - (no file)

O4 - HKLM\..\Run: [NeroFilterCheck] C:\WINDOWS\system32\NeroCheck.exe

O4 - HKLM\..\Run: [RemoteControl] "C:\Program Files\CyberLink\PowerDVD\PDVDServ.exe"

O4 - HKLM\..\Run: [SunJavaUpdateSched] C:\Program Files\Java\jre1.5.0_06\bin\jusched.exe

O4 - HKCU\..\Run: [MSMSGS] "C:\Program Files\Messenger\msmsgs.exe" /background

O4 - HKCU\..\Run: [MsnMsgr] ~"C:\Program Files\MSN Messenger\MsnMsgr.Exe" /background

O8 - Extra context menu item: &MSN Search - res://C:\Program Files\MSN Toolbar Suite\TB\02.05.0001.1119\en-us\msntb.dll/search.htm

O16 - DPF: {1D4DB7D2-6EC9-47A3-BD87-1E41684E07BB} - http://ak.imgfarm.com/images/nocach...tup1.0.0.15.cab

d1ambil dari :kafegaul.com postingan nospacebar

Wednesday, June 27, 2007

Download Video Youtube

Install Mozilla Fire fox, pilih tools, add-ons, get extension, cari video ook, udah gitu aja. pas setel lagu yutubi di paus terus klik gambar kompaan di pojok bawah browser mozzila. udah gitu aja

Tuesday, June 26, 2007

Lelaki yang gelisah

Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya.Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.



Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya?



Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.

Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.

Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?



Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya.



Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.

Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas. * * *

Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.

Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.

Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan?



Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan
surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca
surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini: “Ibu yang baik, maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka saya tulis
surat ini, semoga Ibu mau membacanya. Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu.



Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.



Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.



Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya?



Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.



Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.



Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup, saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus
kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.

Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.

Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu, Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.

Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu, tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf.”

Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus
kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.



Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi
surat dari pencopet itu.
Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang.
Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar
kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja.

Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.

Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.

Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir dimata saya.Yuni menghampiri saya dan bilang, “Mama, saya bangga jadi anak Mama.” Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.

Diambila dari:http://mujahid.wordpress.com

Monday, June 25, 2007

Khasiat Rebusan Daun salam

Konsumsi aja air rebusan daun salam yang akan meluruhkan lemak tubuh lalu melarutkannya ke ginjal dan kandung kemih. Rebus aja 20 lembar daun salam segar dalam 4 liter air sampai mendidih aja. Dinginkan lalu minum sekira 2-3 gelas blimbing sehari. Lakukan selama 2 minggu. Jangan kaget aja klo nanti keringat neng rada lengket. Wajah juga menjadi agak berminyak sampai timbul komedo. Neng jadi banyak pipis terutama malam2 hujan yang dingin. Sering2 aja neng mandi make air hangat buat melarutkan lemak di kulit. Gunakan sabun mandi yang lembut ya neng. Jangan gunakan Asepso atau sabun pencuci bermineral keras, takut kulit neng yang indah mengalami iritasi. Tapi setelah minum 2-3 hari neng akan rasakan tubuh yang kian enteng dan rasa eungap yang jauh berkurang sampai nafas neng menjadi
lega kembali. Klo neng merasa cukup sehat dengan sisa tambahan berat badan dibanding sebelum ke Pangandaran. Maka setop saja minum air salam. Efeknya akan berakhir dalam 4 hari mendatang. Lalu minuman ganti dengan air bening, aqua misalnya. Rebusan ini juga berguna buat penderita kolesterol, diabetes, asam urat, reumatik, obesitas. Murah meriah kok neng daripada make obat2an farmasi.

diambil dari :http://tebakmanggis.blogspot.com

Sunday, June 24, 2007

Ketika Mas Gagah Pergi

Oleh : Helvi Tyana Rosa

Mas gagah berubah! Ya, beberapa bulan belakangan ini masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah!

Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Tehnik Sipil UI semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja…ganteng !Mas Gagah juga sudah mampu membiayai sekolahnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA.

Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia selalu mengajakku ke mana ia pergi. Ia yang menolong di saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. Membawakan oleh-oleh sepulang sekolah dan mengajariku mengaji. Pendek kata, ia selalu melakukan hal-hal yang baik, menyenangkan dan berarti banyak bagiku.

Saat memasuki usia dewasa, kami jadi semakin dekat. Kalau ada saja sedikit waktu kosong, maka kami akan menghabiskannya bersama. Jalan-jalan, nonton film atau konser musik atau sekedar bercanda dengan teman-teman. Mas Gagah yang humoris itu akan membuat lelucon-lelocon santai hingga aku dan teman-temanku tertawa terbahak. Dengan sedan putihnya ia berkeliling mengantar teman-temanku pulang usai kami latihan teater. Kadang kami mampir dan makan-makan dulu di restoran, atau bergembira ria di Dufan Ancol.

Tak ada yang tak menyukai Mas Gagah. Jangankan keluarga atau tetangga, nenek-kakek, orang tua dan adik kakak teman-temanku menyukai sosoknya.

"Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih?"

"Git, gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang orang rumahku suka membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho! Gila, berabe kan?!"

"Gimana ya Git, agar Mas Gagah suka padaku?"

Dan banyak lagi lontaran-lontaran senada yang mampir ke kupingku. Aku Cuma mesem-mesem bangga.

Pernah kutanyakan pada Mas Gagah mengapa ia belum juga punya pacar. Apa jawabnya?

"Mas belum minat tuh! Kan lagi konsentrasi kuliah. Lagian kalau Mas pacaran…, banyak anggaran. Banyak juga yang patah hati! He..he..he…"Kata Mas Gagah pura-pura serius.

Mas Gagah dalam pandanganku adalah cowok ideal. Ia serba segalanya. Ia punya rancangan masa depan, tetapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tetapi tidak pernah meninggalkan shalat!

Itulah Mas Gagah!

Tetapi seperti yang telah kukatakan, entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berubah! Drastis! Dan aku seolah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Mas Gagah yang kubanggakan kini entah kemana…

"Mas Gagah! Mas! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras. Tak ada jawaban. Padahal kata Mama, Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa Arab gundul. Tak bisa kubaca. Tetapi aku bisa membaca artinya: Jangan masuk sebelum memberi salam!

"Assalaamu’alaikum!"seruku.

Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Gagah.

"Wa alaikummussalaam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa Gita? Kok teriak-teriak seperti itu?" tanyanya.

"Matiin kasetnya!"kataku sewot.

"Lho memangnya kenapa?"

"Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah! Memangnya kita orang Arab…, masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!" aku cemberut.

"Ini Nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Gita!"

"Bodo!"

"Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri," kata Mas Gagah sabar. "Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek.., Mama bingung. Jadinya ya dipasang di kamar."

"Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Air Supply yang baru…,eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!"

"Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan…"

"Pokoknya kedengaran!"

"Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus lho!"

"Ndak, pokoknya Gita nggak mau denger!" Aku ngeloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Gagah.

Heran. Aku benar-benar tak habis pikir mengapa selera musik Mas Gagah jadi begitu. Ke mana kaset-kaset Scorpion, Wham, Elton John, Queen, Eric Claptonnya?"

"Wah, ini nggak seperti itu Gita! Dengerin Scorpion atau Eric Clapton belum tentu mendatangkan manfaat, apalagi pahala. Lainlah ya dengan nasyid senandung islami. Gita mau denger? Ambil aja di kamar. Mas punya banyak kok!" begitu kata Mas Gagah.

Oala.

Sebenarnya perubahan Mas Gagah nggak Cuma itu. Banyak. Terlalu banyak malah! Meski aku cuma adik kecilnya yang baru kelas dua SMA, aku cukup jeli mengamati perubahan-perubahan itu. Walau bingung untuk mencernanya.

Di satu sisi kuakui Mas Gagah tambah alim. Shalat tepat waktu berjamaah di Mesjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku iseng mengintip dari lubang kunci, ia pasti lagi ngaji atau membaca buku Islam. Dan kalau aku mampir ke kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramahiku. Ujung-ujungnya "Ayo dong Gita, lebih feminim. Kalau kamu mau pakai rok, Mas rela deh pecahin celengan buat beliin kamu rok atau baju panjang. Muslimah kan harus anggun. Coba adik manis, ngapain sih rambut ditrondolin begitu!"

Uh. Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat penampilanku yang tomboy. Dia tahu aku cuma punya dua rok! Ya rok seragam sekolah itu saja! Mas Gagah juga tidak pernah keberatan kalau aku meminjam baju kaos atau kemejanya. Ia sendiri dulu selalu memanggilku Gito, bukan Gita! Eh sekarang pakai panggil adik manis segala!

Hal lain yang nyebelin, penampilan Mas Gagah jadi aneh. Sering juga Mama menegurnya.

"Penampilanmu kok sekarang lain Gah?"

"Lain gimana Ma?"

"Ya nggak semodis dulu. Nggak dendy lagi. Biasanya kamu kan paling sibuk sama penampilan kamu yang kayak cover boy itu…"

Mas Gagah cuma senyum. "Suka begini Ma. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun."

Ya, dalam pandanganku Mas Gagah kelihatan menjadi lebih kuno, dengan kemeja lengan panjang atau baju koko yang dipadu dengan celana panjang semi baggy-nya. "Jadi mirip Pak Gino." Komentarku menyamakannya dengan supir kami. "Untung aja masih lebih ganteng."

Mas Gagah cuma tertawa. Mengacak-acak rambutku dan berlalu. Mas Gagah lebih pendiam? Itu juga kurasakan. Sekarang Mas Gagah nggak kocak seperti dulu. Kayaknya dia juga males banget ngobrol lama dan bercanda sama perempuan. Teman-temanku bertanya-tanya. Thera, peragawati sebelah rumah kebingungan.

Dan..yang paling gawat, Mas Gagah emoh salaman sama perempuan! Kupikir apa sih maunya Mas Gagah?"

"Sok kece banget sih Mas? Masak nggak mau jabatan tangan sama Tresye? Dia tuh cewek paling beken di sanggar Gita tahu?" tegurku suatu hari. "Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang!"

"Justru karena Mas menghargai dia, makanya Mas begitu," dalihnya, lagi-lagi dengan nada yang amat sabar. "Gita lihat kan gaya orang Sunda salaman? Santun tetapi nggak sentuhan. Itu yang lebih benar!"

Huh, nggak mau salaman. Ngomong nunduk melulu…, sekarang bawa-bawa orang Sunda. Apa hubungannya?"

Mas Gagah membuka sebuah buku dan menyorongkannya kepadaku."Baca!"

Kubaca keras-keras. "Dari Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah, Rasulullah Saw tidak pernah berjabatan tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhori Muslim."

Mas Gagah tersenyum.

"Tapi Kyai Anwar mau salaman sama Mama. Haji Kari, Haji Toto, Ustadz Ali…," kataku.

"Bukankah Rasulullah qudwatun hasanah? Teladan terbaik?" Kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku. "Coba untuk mengerti ya dik manis?"

Dik manis? Coba untuk mengerti? Huh! Dan seperti biasa aku ngeloyor pergi dari kamar Mas Gagah dengan mangkel.

Menurutku Mas Gagah terlalu fanatik. Aku jadi khawatir, apa dia lagi nuntut ilmu putih? Ah, aku juga takut kalau dia terbawa orang-orang sok agamis tapi ngawur. Namun akhirnya aku tidak berani menduga demikian. Mas Gagah orangnya cerdas sekali. Jenius malah. Umurnya baru dua puluh satu tahun tetapi sudah tingkat empat di FT-UI. Dan aku yakin mata batinnya jernih dan tajam. Hanya…yaaa akhir-akhir ini dia berubah. Itu saja. Kutarik napas dalam-dalam.

"Mau kemana Gita?"

"Nonton sama temen-temen." Kataku sambil mengenakan sepatu."Habis Mas Gagah kalau diajak nonton sekarang kebanyakan nolaknya."

"Ikut Mas aja yuk!"

"Ke mana? Ke tempat yang waktu itu lagi? Ogah. Gita kayak orang bego di sana!"

Aku masih ingat jelas. Beberapa waktu lalu Mas Gagah mengajak aku ke rumah temannya. Ada pengajian. Terus pernah juga aku diajak menghadiri tablig akbar di suatu tempat. Bayangin, berapa kali aku diliatin sama cewek lain yang kebanyakan berjilbab itu. Pasalnya aku ke sana dengan memakai kemeja lengan pendek, jeans belel dan ransel kumalku. Belum lagi rambut trondol yang tidak bisa disembunyiin. Sebenarnya Mas Gagah menyuruhku memakai baju panjang dan kerudung yang biasa Mama pakai ngaji. Aku nolak sambil ngancam nggak mau ikut.

"Assalamualaikum!" terdengar suara beberapa lelaki.
Mas Gagah menjawab salam itu. Tak lama kulihat Mas Gagah dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman Mas Gagah. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku…, persis kelakuannya Mas Gagah.

"Lewat aja nih, Gita nggak dikenalin?"tanyaku iseng.

Dulu nggak ada teman Mas Gagah yang tak akrab denganku. Tapi sekarang, Mas Gagah bahkan nggak memperkenalkan mereka padaku. Padahal teman-temannya lumayan handsome.
Mas Gagah menempelkan telunjuknya di bibir. "Ssssttt."

Seperti biasa aku bisa menebak kegiatan mereka. Pasti ngomongin soal-soal keislaman, diskusi, belajar baca Quran atau bahasa Arab… yaa begitu deh!

"Subhanallah, berarti kakak kamu ihkwan dong!" Seru Tika setengah histeris mendengar ceritaku. Teman akrabku ini memang sudah hampir sebulan berjilbab rapi. Memusiumkan semua jeans dan baju-baju you can see-nya.

"Ikhwan?’ ulangku. "Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau tekwan?" Suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami.

"Husy, untuk laki-laki ikhwan dan untuk perempuan akhwat. Artinya saudara. Biasa dipakai untuk menyapa saudara seiman kita." Ujar Tika sambil menghirup es kelapa mudanya. "Kamu tahu Hendra atau Isa kan? Aktivis Rohis kita itu contoh ikhwan paling nyata di sekolah ini."

Aku manggut-manggut. Lagak Isa dan Hendra memang mirip Mas Gagah.

"Udah deh Git. Nggak usah bingung. Banyak baca buku Islam. Ngaji. Insya Allah kamu akan tahu menyeluruh tentang agama kita ini. Orang-orang seperti Hendra, Isa atau Mas Gagah bukanlah orang-orang yang error. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik dan benar. Kitanya aja yang belum ngerti dan sering salah paham."

Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Tika, sobat dekatku yang dulu tukang ngocol ini. Tiba-tiba di mataku ia menjelma begitu dewasa.

"Eh kapan kamu main ke rumahku? Mama udah kangen tuh! Aku ingin kita tetap dekat Gita…mesti kita mempunyai pandangan yang berbeda, " ujar Tika tiba-tiba.

"Tik, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas Gagah…" kataku jujur. "Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih…"

Tika menepuk pundakku. Jilbab putihnya bergerak ditiup angin." Aku senang kamu mau membicarakan hal ini denganku. Nginap di rumah, yuk, biar kita bisa cerita banyak. Sekalian kukenalkan dengan Mbak Ana.

"Mbak Ana?"

"Sepupuku yang kuliah di Amerika! Lucu deh, pulang dari Amerika malah pakai jilbab. Ajaib. Itulah hidayah.

"Hidayah."

"Nginap ya. Kita ngobrol sampai malam dengan Mbak Ana!"

"Assalaamualaikum, Mas ikhwan.. eh Mas Gagah!" tegurku ramah.

‘Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!" Kata Mas Gagah pura-pura marah, usai menjawab salamku.

"Dari rumah Tika, teman sekolah, "jawabku pendek. "Lagi ngapain, Mas?"tanyaku sambil mengitari kamarnya. Kuamati beberapa poster, kaligrafi, gambar-gambar pejuang Palestina, Kashmir dan Bosnia. Puisi-puisi sufistik yang tertempel rapi di dinding kamar. Lalu dua rak koleksi buku keislaman…

"Cuma lagi baca!"

"Buku apa?"

"Tumben kamu pingin tahu?"

"Tunjukkin dong, Mas…buku apa sih?"desakku.

"Eiit…eiitt Mas Gagah berusaha menyembunyikan bukunya.
Kugelitik kakinya. Dia tertawa dan menyerah. "Nih!"serunya memperlihatkan buku yang tengah dibacanya dengan wajah yang setengah memerah.

"Naah yaaaa!"aku tertawa. Mas Gagah juga. Akhirnya kami bersama-sama membaca buku "Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam" itu.

"Maaas…"

"Apa Dik Manis?"

"Gita akhwat bukan sih?"

"Memangnya kenapa?"

"Gita akhwat atau bukan? Ayo jawab…" tanyaku manja.

Mas Gagah tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara padaku. Tentang Allah, Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang diabaikan dan tak dipahami umatnya. Tentang kaum Muslimin di dunia yang selalu menjadi sasaran fitnah serta pembantaian dan tentang hal-hal-lainnya. Dan untuk pertamakalinya setelah sekian lama, aku kembali menemukan Mas Gagahku yang dulu.

Mas Gagah dengan semangat terus bicara. Terkadang ia tersenyum, sesaat sambil menitikan air mata. Hal yang tak pernah kulihat sebelumnya.

"Mas kok nangis?"

"Mas sedih karena Allah, Rasul dan Islam kini sering dianggap remeh. Sedih karena umat banyak meninggalkan Quran dan sunnah, juga berpecah belah. Sedih karena saat Mas bersenang-senang dan bisa beribadah dengan tenang, saudara-saudara seiman di belahan bumi lainnya sedang digorok lehernya, mengais-ngais makanan di jalan dan tidur beratap langit."

Sesaat kami terdiam. Ah Mas Gagah yang gagah dan tegar ini ternyata sangat perasa. Sangat peduli…

"Kok tumben Gita mau dengerin Mas ngomong?" Tanya Mas Gagah tiba-tiba.

"Gita capek marahan sama Mas Gagah!" ujarku sekenanya.

"Memangnya Gita ngerti yang Mas katakan?"

"Tenang aja. Gita ngerti kok!" kataku jujur. Ya, Mbak Ana juga pernah menerangkan demikian. Aku ngerti deh meskipun tidak begitu mendalam.

Malam itu aku tidur ditemani buku-buku milik Mas Gagah. Kayaknya aku dapat hidayah.

Hari-hari berlalu. Aku dan Mas Gagah mulai dekat lagi seperti dulu. Meski aktifitas yang kami lakukan bersama kini berbeda dengan yang dulu. Kini tiap Minggu kami ke Sunda Kelapa atau Wali Songo, mendengarkan ceramah umum, atau ke tempat-tempat di mana tablig akbar digelar. Kadang cuma aku dan Mas Gagah. Kadang-kadang, bila sedikit terpaksa, Mama dan Papa juga ikut.

"Apa nggak bosan, Pa…tiap Minggu rutin mengunjungi relasi ini itu. Kebutuhan rohaninya kapan?" tegurku.Biasanya Papa hanya mencubit pipiku sambil menyahut, "Iya deh, iya!"

Pernah juga Mas Gagah mengajakku ke acara pernikahan temannya. Aku sempat bingung, soalnya pengantinnya nggak bersanding tetapi terpisah. Tempat acaranya juga begitu. Dipisah antara lelaki dan perempuan. Terus bersama souvenir, para tamu juga diberi risalah nikah. Di sana ada dalil-dalil mengapa walimah mereka dilaksanakan seperti itu. Dalam perjalanan pulang, baru Mas Gagah memberi tahu bagaimana hakikat acara pernikahan dalam Islam. Acara itu tidak boleh menjadi ajang kemaksiatan dan kemubaziran. Harus Islami dan semacamnya. Ia juga mewanti-wanti agar aku tidak mengulangi ulah mengintip tempat cowok dari tempat cewek.
Aku nyengir kuda.

Tampaknya Mas Gagah mulai senang pergi denganku, soalnya aku mulai bisa diatur. Pakai baju yang sopan, pakai rok panjang, ketawa nggak cekakaan.
"Nyoba pakai jilbab. Git!" pinta Mas Gagah suatu ketika.
"Lho, rambut Gita kan udah nggak trondol. Lagian belum mau deh jreng.

Mas Gagah tersenyum. "Gita lebih anggun jika pakai jilbab dan lebih dicintai Allah kayak Mama."

Memang sudah beberapa hari ini Mama berjilbab, gara-garanya dinasihati terus sama Mas Gagah, dibeliin buku-buku tentang wanita, juga dikomporin oleh teman-teman pengajian beliau.

"Gita mau tapi nggak sekarang," kataku. Aku memikirkan bagaimana dengan seabreg aktivitasku, prospek masa depan dan semacamnya.

"Itu bukan halangan." Ujar Mas Gagah seolah mengerti jalan pikiranku.
Aku menggelengkan kepala. Heran, Mama yang wanita karier itu cepat sekali terpengaruh dengan Mas Gagah.

"Ini hidayah, Gita." Kata Mama. Papa yang duduk di samping beliau senyum-senyum.

"Hidayah? Perasaan Gita duluan yang dapat hidayah, baru Mama. Gita pakai rok aja udah hidayah.

"Lho! " Mas Gagah bengong.

Dengan penuh kebanggaan kutatap lekat wajah Mas Gagah. Gimana nggak bangga? Dalam acara studi tentang Islam yang diadakan FTUI untuk umum ini, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya. Aku yang berada di antara ratusan peserta rasanya ingin berteriak, "Hei itu kan Mas Gagah-ku!"

Mas Gagah tampil tenang. Gaya penyampaiannya bagus, materi yang dibawakannya menarik dan retorikanya luar biasa. Semua hening mendengar ia bicara. Aku juga. Mas Gagah fasih mengeluarkan ayat-ayat Quran dan hadits. Menjawab semua pertanyaan dengan baik dan tuntas. Aku sempat bingung, "Lho Mas Gagah kok bisa sih?" Bahkan materi yang disampaikannya jauh lebih bagus daripada yang dibawakan oleh kyai-kyai kondang atau ustadz tenar yang biasa kudengar.

Pada kesempatan itu Mas Gagah berbicara tentang Muslimah masa kini dan tantangannya dalam era globalisasi. "Betapa Islam yang jelas-jelas mengangkat harkat dan martabat wanita, dituduh mengekang wanita hanya karena mensyariatkan jilbab. Jilbab sebagai busana takwa, sebagai identitas Muslimah, diragukan bahkan oleh para muslimah kita, oleh orang Islam itu sendiri, " kata Mas Gagah.
Mas Gagah terus bicara. Kini tiap katanya kucatat di hati.

Lusa ulang tahunku. Dan hari ini sepulang sekolah, aku mampir ke rumah Tika. Minta diajarkan cara memakai jilbab yang rapi. Tuh anak sempat histeris juga. Mbak Ana senang dan berulang kali mengucap hamdallah.

Aku mau kasih kejutan kepada Mas Gagah. Mama bisa dikompakin. Nanti sore aku akan mengejutkan Mas Gagah. Aku akan datang ke kamarnya memakai jilbab putihku. Kemudian mengajaknya jalan-jalan untuk persiapkan tasyakuran ulang tahun ketujuh belasku.
Kubayangkan ia akan terkejut gembira. Memelukku. Apalagi aku ingin Mas Gagah yang memberi ceramah pada acara syukuran yang insya Allah akan mengundang teman-teman dan anak-anak yatim piatu dekat rumah kami.

"Mas ikhwan! Mas Gagah! Maasss! Assalaamualaikum! Kuketuk pintu Mas Gagah dengan riang.

"Mas Gagah belum pulang. "kata Mama.

"Yaaaaa, kemana sih, Ma??" keluhku.

"Kan diundang ceramah di Bogor. Katanya langsung berangkat dari kampus…"

"Jangan-jangan nginep, Ma. Biasanya malam Minggu kan suka nginep di rumah temannya, atau di Mesjid. "

"Insya Allah nggak. Kan Mas Gagah ingat ada janji sama Gita hari ini." Hibur Mama menepis gelisahku.

Kugaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali sama Mas Gagah.

"Eh, jilbab Gita mencong-mencong tuh!" Mama tertawa.
Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum pada Mama.

Sudah lepas Isya’ Mas Gagah belum pulang juga.

"Mungkin dalam perjalanan. Bogor kan lumayan jauh.." hibur Mama lagi.

Tetapi detik demi detik menit demi menit berlalu sampai jam sepuluh malam, Mas Gagah belum pulang juga.

"Nginap barangkali, Ma." Duga Papa.

Mama menggeleng. "Kalau mau nginap Gagah selalu bilang, Pa."

Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Gagah segera pulang dan melihatku memakainya.

"Kriiiinggg!" telpon berdering.

Papa mengangkat telpon,"Hallo. Ya betul. Apa? Gagah?"

"Ada apa, Pa." Tanya Mama cemas.

"Gagah…kecelakaan…Rumah Sakit Islam…" suara Papa lemah.

"Mas Gagaaaaahhhh" Air mataku tumpah. Tubuhku lemas.
Tak lama kami sudah dalam perjalanan menuju Cempaka Putih. Aku dan Mama menangis berangkulan. Jilbab kami basah.

Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Kaki, tangan dan kepalanya penuh perban. Informasi yang kudengar sebuah truk menghantam mobil yang dikendarai Mas Gagah. Dua teman Mas Gagah tewas seketika sedang Mas Gagah kritis.
Dokter melarang kami masuk ke dalam ruangan.

" Tetapi saya Gita adiknya, Dok! Mas Gagah pasti mau melihat saya pakai jilbab ini." Kataku emosi pada dokter dan suster di depanku.

Mama dengan lebih tenang merangkulku. "Sabar sayang, sabar."

Di pojok ruangan Papa dengan serius berbicara dengan dokter yang khusus menangani Mas Gagah. Wajah mereka suram.

"Suster, Mas Gagah akan hidup terus kan, suster? Dokter? Ma?" tanyaku. "Papa, Mas Gagah bisa ceramah pada acara syukuran Gita kan?" Air mataku terus mengalir.

Tapi tak ada yang menjawab pertanyaanku kecuali kebisuan dinding-dinding putih rumah sakit. Dan dari kaca kamar, tubuh yang biasanya gagah dan enerjik itu bahkan tak bergerak.

"Mas Gagah, sembuh ya, Mas…Mas..Gagah, Gita udah menjadi adik Mas yang manis. Mas..Gagah…" bisikku.

Tiga jam kemudian kami masih berada di rumah sakit. Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan seorang bapak paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis. Aku berdoa dan terus berdoa. Ya Allah, selamatkan Mas Gagah…Gita, Mama, Papa butuh Mas Gagah…umat juga."

Tak lama Dokter Joko yang menangani Mas Gagah menghampiri kami. "Ia sudah sadar dan memanggil nama Papa, Mama dan Gi.."

"Gita…" suaraku serak menahan tangis.

Pergunakan waktu yang ada untuk mendampinginya sesuai permintaannya. Sukar baginya untuk bertahan. Maafkan saya…lukanya terlalu parah." Perkataan terakhir dokter Joko mengguncang perasaan, menghempaskan harapanku!.

"Mas…ini Gita Mas.." sapaku berbisik.

Tubuh Mas Gagah bergerak sedikit. Bibirnya seolah ingin mengucapkan sesuatu.
Kudekatkan wajahku kepadanya. "Gita sudah pakai jilbab, kataku lirih. Ujung jilbabku yang basah kusentuhkan pada tangannya."

Tubuh Mas Gagah bergerak lagi.

"Dzikir…Mas." Suaraku bergetar. Kupandang lekat-lekat tubuh Mas Gagah yang separuhnya memakai perban. Wajah itu begitu tenang.

"Gi..ta…"
Kudengar suara Mas Gagah! Ya Allah, pelan sekali.

"Gita di sini, Mas…"
Perlahan kelopak matanya terbuka.

"Aku tersenyum."Gita…udah pakai…jilbab…" kutahan isakku.
Memandangku lembut Mas Gagah tersenyum. Bibirnya seolah mengucapkan sesuatu seperti hamdallah.

"Jangan ngomong apa-apa dulu, Mas…" ujarku pelan ketika kulihat ia berusaha lagi untuk mengatakan sesuatu.

Mama dan Papa memberi isyarat untuk gantian. Ruang ICU memang tidak bisa dimasuki beramai-ramai. Dengan sedih aku keluar. Ya Allah…sesaat kulihat Mas Gagah tersenyum. Tulus sekali. Tak lama aku bisa menemui Mas Gagah lagi. Dokter mengatakan tampaknya Mas Gagah menginginkan kami semua berkumpul.

Kian lama kurasakan tubuh Mas gagah semakin pucat, tetapi sebentar-sebentar masih tampak bergerak. Tampaknya ia masih bisa mendengar apa yang kami katakan, meski hanya bisa membalasnya dengan senyuman dan isyarat mata.

Kuusap setitik lagi air mata yang jatuh. "Sebut nama Allah banyak-banyak…Mas," kataku sambil menggenggam tangannya. Aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginginkan Mas Gagah terus hidup, tetapi sebagai insan beriman sebagaimana yang juga diajarkan Mas Gagah, aku pasrah pada ketentuan Allah. Allah tentu tahu apa yang terbaik bagi Mas Gagah.

"Laa…ilaaha…illa..llah…Muham…mad Ra..sul …Allah… suara Mas Gagah pelan, namun tak terlalu pelan untuk bisa kami dengar.

Mas Gagah telah kembali kepada Allah. Tenang sekali. Seulas senyum menghiasi wajahnya. Aku memeluk tubuh yang terbujur kaku dan dingin itu kuat-kuat. Mama dan Papa juga. Isak kami bersahutan walau kami rela dia pergi. Selamat jalan Mas Gagah.


Epilog:

Kubaca berulang kali kartu ucapan Mas Gagah. Keharuan memenuhi rongga-rongga dadaku. Gamis dan jilbab hijau muda, manis sekali. Akh, ternyata Mas Gagah telah mempersiapkan kado untuk hari ulang tahunku. Aku tersenyum miris.

Kupandangi kamar Mas Gagah yang kini lengang. Aku rindu panggilan dik manis, aku rindu suara nasyid. Rindu diskusi-diskusi di kamar ini. Rindu suara merdu Mas Gagah melantunkan kalam Illahi yang selamanya tiada kan kudengar lagi. Hanya wajah para mujahid di dinding kamar yang menatapku. Puisi-puisi sufistik yang seolah bergema d iruangan ini.

Setitik air mataku jatuh lagi.

"Mas, Gita akhwat bukan sih?"

"Ya, insya Allah akhwat!"

"Yang bener?"

"Iya, dik manis!"

"Kalau ikhwan itu harus ada janggutnya, ya?!"

"Kok nanya gitu sih?"

"Lha, Mas Gagah kan ada janggutnya?"

"Ganteng kan?"

"Uuuuu! Eh, Mas, kita kudu jihad ya?" Jihad itu apa sih?"

"Ya always dong, jihad itu…"

Setetes, dua tetes air mataku kian menganak sungai. Kumatikan lampu. Kututup pintu kamarnya pelan-pelan. Selamat jalan Mas Ikhwan!Selamat jalan Mas Gagah!

Buat ukhti manis Gita Ayu Pratiwi, Semoga memperoleh umur yang berkah,
Dan jadilah muslimah sejati
Agar Allah selalu besertamu.
Sun sayang,
Mas Ikhwan, eh Mas Gagah!

diambil dari :http://islam.blogsome.com

MAK

Mak
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)


Mak perut Udin keroncongan
Belum makan dari tadi malam

Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam
Inah cuma punya sepasang
Itu juga sudah penuh tambal
Inah malu sama teman teman

Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang
Buku kemarin yang Mak belikan
Sudah habis terisi pelajaran

Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang

Tiba tiba pintu depan diketuk orang
Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban beton dari atas bangunan
Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit

Si Ibu bingung harus bagaimana

Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?
Tanya ketiga putra putrinya
Si Ibu bingung harus menjawab apa

Mak nanti kalau Ayah sudah pulang
Pasti membawa banyak uang
Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli baju untuk seragam
Inah tak malu lagi
Bisa membeli buku tulis untuk Ujang

Kata ketiga putra putrinya
Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah

Si Ibu bingung harus menjawab apa
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Menangis dia

Terbayang jelas wajah suaminya
Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar

Terngiang jelas permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin bisa terkabulkan
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Menangis dia

Dalam kalut
Ia selalu mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan anaknya
Untuk biaya pengobatan suaminya

Tapi si mandor pelit
Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit
Dalam otak si Ibu terselip
Pikiran yang sangat sempit
Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat sangat memerlukan duit

Dengan perantara tubuh molek si Ibu
Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi

Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa

Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu tersiksa

Ibu
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)

Menjelang saat kelahiran anak
Detik akhir Ibu hidup dan mati
Namun saat seperti itu yang ia tunggu
Oh hmm
Betapa besar pengorbanannya

Sembilan bulan lamanya menanti
Dengan beban yang ia tanggung sendiri
Doa puji pada-Nya mohon selamat
Oh hmm
Tak pernah terlupa setiap saat

Dan ia pun selalu berdoa
Bergunalah bagi nusa dan bangsa
Dan bukan menjadi sampah negara
Kata kata itu terucap selalu
Sejak akhir hingga binasa

Ku renung selalu

Aku menyesal pernah kecewakan hatinya

Aku menyesal pernah kecewakan hatinya

Aku menyesal pernah kecewakan hatinya

Kisah Teladan

Fitnah Yang Keji
Laporan: (MHM)

[Kisah Teladan]
Nabi Muhammad SAW sejak kecil sampai wafat tidak bisa menulis dan membaca, Tetapi banyak kisah-kisah purbakala lahir dari lisannya dan dicatat generasi-generasi berikutnya. Kalau benar beliau tak bisa membaca, dari mana beliau tahu kisah-kisah itu? Apakah didengarnya dari penuturan para ahli kitab atau dari seseorang yang memang super luar biasa, yang hafal ratusan kisah purbakala? Ulama berpendapat bahwa kisah-kisah yang pernah beliau tuturkan kepada para sahabat, diperolehnya bukan dari manusia melainkan langsung dari Allah. Tentang bagaimana caranya, wallahu a’lam, manusia sulit mengetahuinya.

Di antara kisah-kisah purbakala yang dinyatakan berumber dari Nabi terdapat di dalam kitab Sahih al-Bukhari dan satu di antaranya ialah kisah Juraij. Sayangnya, kisah Juraij yang terdapat di dalam Sahih al-Bukhari tersebut bisa mengesankan sebagai hasil khayalan. Padahal kalau memang benar bersumber dari Nabi dan diceritakan sebagaimana yang Nabi tuturkan, tidak ditambah-tambahi atau dikurangi, seharusnya kisah itu akurat.

Di dalam kisah itu, asal usul sang tokoh tak dijelaskan, begitu juga tanggal dan tempat serta tahun kelahirannya, misalnya pada zaman Nabi apa ia hidup Yang diberitahukan hanya tokoh yang bernama Juraij itu adalah seorang pemuda yang rajin shalat dan berzikir serta melakukan ibadah mahdah. Cara shalatnya bagaimana, juga tak jelas. Agaknya bukan shalat menurut yang diajarkan Nabi Muhammad, sebab sang tokoh hidup pada zaman sebelum Muhammad SAW.

Juraij membuat scbuah tempat khusus untuk shalat dan berzikir kepada Allah. Namanya sauma’ah, semacam mushalla (langgar/surau/meunasah) menurut versi Indonesia sekarang.

Nah, pada suatu hari. ketika Juraij shalat di sauma’ahnya itu, ibunya datang dan memanggilnya.

“Hai Juraij! aku ibumu, jawablah panggilanku.”

Panggilan ibunya itu menyebabka Juraij terganggu dalam shalatnya. Ia dihadapkan pada pilihan dilematis. Menyahut panggilan ibu kandung, hukumnya wajib. Sebaliknya kalau ia menjawab panggilan ibunya itu, shalatnya bisa batal Bila tidak menjawab, ia juga berdosa, ragu harus memilih yang mana.

Dalam kondisi ragu demikian. Juraij akhirnya bertanya kepada Allah, apakah panggilan ibunya itu yang disahutnya dengan konsekuensi shalatnya batal, atau shalatnya dilanjutkannya dengan konsekuensi panggilan ibunya tak dapat disahutnya. Juraij ternyata memilih meneruskan shalatnya.

Teks hadis tak menjelaskan apakah sang ibu tahu putranya itu sedang shalat atau tidak. Andaikata ia tahu, berarti ia salah, karena memanggil orang yang sedang shalat walaupun yang dipanggilnya itu putra kandungnya sendiri. Kalau ia tak tahu, itu mengapa ia memanggil putranya itu? Bukankah mungkin saja sang putra sedang berada di tempat?

Tidak berapa lama kemudian, ibunya datang untuk kedua kalinya. lalu memanggil,

“Juraij! aku ibumu, jawablah panggilanku….”

Kembali Juraij dihadapkan pada dilema yang sama. Dan kembali ia bertanya Ia kepada Allah:

“Ya Allah!, ibuku atau shalatku?”

Sementara itu Juraij tetap memilih meneruskan shalatnya. Juga tak dijelaskan di dalam hadis tersebut, apakah pilihan Juraij ini didasarkan pada jawaban dari Allah atau hanya sekadar mengikuti kata hatinya saja.

Tiga kali ibunya datang memanggilnya ketiganya dilakukan bertepatan pada saat Juraij shalat, dan tiga kali pula jawaban dari sang putra tidak didapatkan sang ibu.

Kisah ini memang terasa kurang logis Sebab menurut logika. kalau jawaban anak tak didapatkan, sang ibu biasa mencaritahu penyebabnya. Kalau sang ibu mengetahui bahwa sang putra sedang shalat, ia seharusnya merasa bangga mempunyai anak yang salih dan taat beribadah. Tetapi di dalam hadis itu, Juraij digambarkan malah merasa kecewa.

Mungkin pula karena ibunya terlalu kecewa, akhirnya ia berdoa kepada Allah:

“Ya Tuhan, sesungguhnya Juraij adalah anakku. Aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata ia enggan menjawabnya, Ya Tuhan, janganlah Engkau matikan dia sebelum dia mendapat fitnah yang disebabkan oleh perempuan pelacur….”

Doa ibu ini jelas bukan doa yang baik, Ibu yang baik biasanya mendoakan kebaikan untuk anak kandungnya, bukan sebaliknya. Apalagi Juraij dalam hal ini tak dapat diklaim bersalah atau durhaka kepada ibunya. Sebab ia tak menyahut panggilan ibunya itu bukan karena ia tak mau menjawab, tetapi karena ia sedang shalat menghadap Tuhannya. Seolah ada paradoks, di satu sisi,- ia taat beribadah kepada Allah, sementara di sisi lain, ia bersikap tak simpatik terhadap ibu kandungnya yang melahirkan dan mengasuhnya sejak kecil.

Lanjutan kisah setelah peristiwa itu, pada suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di sauma’ah Juraij yang letaknya jauh terpencil dari pusat keramaian. Pada saat yang bersamaan, datang pula seorang perempuan dari sebuah dusun yang juga berteduh di sauma’ah tersebut. Kemudian keduanya berzina.

Ini pun agak aneh. Mengapa harus berzina? Bahkan dalam hadis itu dikatakan perzinaan itu menghasilkan seorang bayi. Bayi yang tak jelas siapa bapaknya itu kemudian menimbulkan masalah tersendiri, yang akhirnya membawa petaka.

Masyarakat mengecam perempuan itu sebagai pelacur dan mereka mempertanyakan siapa sesungguhnya bapak bayi itu. Kalau pelacur itu jujur, tentunya ia akan mengaku saja, bapak bayi itu penggembala kambing. Tetapi pelacur itu ternyata tak jujur. la menfitnah Juraij.

Dituduhnya Juraijlah yang seharusnya bertanggungjawab terhadap bayi itu. Dan ini mungkin manifestasi dari makbulnya doa ibu Juraij, bahwa Juraij tidak mati sebelum bermasalah dengan pelacur.

Begitu masyarakat diberitahu bahwa anak yang mungkin diklaim sebagai anak haram jadah itu merupakan anak Juraij, mereka marah besar. Entah siapa yang memprovokasi, massa berduyun-duyun mencari Juraij. Setiba di sauma’ahnya, mereka temukan Juraij sedang shalat.

Demo tanpa sebab yang jelas ini tak dapat dibendung. Ketika Juraij dipanggil tidak menjawab, para pendemo tambah berang. Sebagai manifestasinya, mereka merobohkan sauma’ah Juraij.

Juraij terkejut dan segera keluar menemui para pendemo yang kurang sopan itu, lalu bertanya apa kesalahannya sehingga sauma’ahnya mendadak dirobohkan, Massa dengan beringas menjawab bahwa Juraij ternyata alim palsu, moralis gadungan, karena telah menghasilkan anak zina melalui seorang pelacur murahan. Menurut mereka, orang yang rajtn shalat dan berzikir tak pantas berzina, apalagi dengan pelacur murahan. Mereka bertindak tanpa terlebih dulu melakukan cek dan ricek.

Setelah Juraij tahu duduk permasalahannya, ia minta mereka menunjukkan anak yang diklaim sebagai hasil perzinaannya dengan pelacur murahan itu. Setelah anak itu dibawa ke hadapannya, terjadi sesuatu yang tak lazim terjadi, atau bahkan mungkin dianggap irasional, yaitu Juraij bertanya kepada anak itu,

“Siapakah bapakmu?”

Andaikata anak itu diam tak menjawab, tak aneh. Sebab di mana-mana yang namanya bayi memang belum mampu memahami pertanyaan dan belum bisa menjawabnya. Tetapi kasus ini aneh bin ajaib, Bayi tersebut ternyata bisa menjawab.

“Bapakku seorang penggembala kambing,” katanya.

Jawaban ini terdengar oleh semua peserta demo. Mereka tentu merasa heran. Mungkin seumur hidup mereka; baru kali itu mereka melihat dan mendengar bayi bisa berbicara, bahkan menjawab pertanyaan orang dewasa. Keanehan itu mungkin menyebabkan para .pendemo yakin bahwa Juraij memang benar dan jujur, dan hanya menjadi korban fitnah yang keji.

Yang menjadi tugas selanjutnya para pedemo itu seharusnya mencari lelaki yang telah menghamili pelacur itu. Tetapi dalam hadis tersebut tak dijelaskan bahwa para pedemo berupaya mencari lelaki pelaku zina dimaksud. Di dalam hadis itu hanya dikatakan bahwa akhirnya para pedemo merasa menyesal teiah menuduh Juraij berzina. Mereka lebih menyesal lagi Karena telah merobohkan sauma’ah tempat ia berzikir. Padahal tak sepantasnya mereka melakukannya.

Karena merasa telah berdosa dan bersalah merobohkan bangunan orang yang sesungguhnya tak bersalah, mereka menyatakan akan mombangun kembali sauma’ah Juraij dari bahan yang jauh lebih berkualitas dan mewah. Tetapi Juraij tak mau sauma’ahnya dibangun dengan bahan-bahan yang mewah dan mahal.

Apa yang dapat dipetik dari kisah di atas9 Beberapa di antaranya mungkin sebagai berikut
1. Menjawab panggilan ibu kandung adalah wajib bagi seorang anak. Bahwa Juraij sedang shalat ketika dipanggil ibunya - tapi toh ia mendengar panggilan itu - maka seharusnya ia segera mendatangi ibunya setelah selesai menunaikan shalat, sehingga ibunya tak perlu sampai tiga kali dating memanggilnya.
2. Doa ibu mengenai anaknya kepada Tuhan sangat mustajab, terlebih karena ibunya merasa dikecewakan oleh anak. Doa ibu terpenuhi bahwa Juraij menghadapi masalah dengan perempuan pelacur, meski sebatas tuduhan dan akhirnya terbebas.
3. Tuhan melindungi Juraij dari fitnah keji karena ia istiqomah dalam beribadah dan tidak melakukan perbuatan maksiat. Ia hanya dikagetkan oleh tindakan massa merobohkan suraunya sebagai ganjaran kelalaiannya tidak memenuhi panggilan ibunya, atau karena egonya beribadah kepada Tuhan.
4. Masalah bayi yang bisa berbicara, semata-mata merupakan hak prorogatif Tuhan.
5. Massa yang termakan fitnah dan bertindak ceroboh, akhirnya diliputi penyesalan dan menanggung akibat kecerobohannya, membangun kembali surau Juraij dengan kualitas yang lebih baik, meski Juraij tidak menuntutnya

diambil dari :http://mujahid.wordpress.com

Tuesday, October 10, 2006

Kesurupan

Akhir2 ini banyak yang kesurupan di sarinah masa gara2 listrik mati banyak yang kesurupan, fenomena apakah ini.

1. Bisa jadi kerjaannya paranormal sepi order
2. Bisa jadi kerjaannya freemansonry yang oleh presiden sukarno di tidak perbolehkan misitik-mistikan mau ujuk gigi lagi
3. Bisa jadi orang2 yang merasa bahwa kejayaan atlantis itu akan terulang di negri ini berulah

Friday, August 25, 2006

Gamang...

Peringatan 17an telah lewat, kata sodara mpud si Penjol, dia bilang "mpud sekarang mah kayaknya peringetan nggak kaya dahulu nggak rame, kenapa ya mpud?", "apa karena dihati mereka teh udah agak luntur mencintai bangsanya, apa bosan dengan kebohongan-kebohongan pejabatnya" lanjut penjol, mpud bilang mpud nggak tau, Merdeka ajah ada yang bilang sudah ada yang bilang belum yang kasian kan si Pinggir tengok kiri tengok kanan sambil bergumam sudah-belum....sudah-belum...sudah-belum sampai tidur berdiri tuh.

Tuesday, June 27, 2006

Duh...!

Bencana Datang silih berganti, Merapi, Gempa Jogja, Lumpur Sidorjo, Banjir Sulawesi, entah apalagi.... Nantinya.
Saat ini para pejabat sedang latihan ngelurusin telunjuknya biar lurus benar kalau saling tuding.
Itu teh mungkin peringatan supaya kita-kita tuh mikir.

Sunday, February 12, 2006

Ya,, Rosululloh

Kabar Karikatur penghinanaan nabi Muhammad SAW membuat teriris hati mpud, sesungguhnya mpud sangat marah, tapi mungkin mpud termasuk orang yang paling lemah imannya tidak bisa berbuat dengan power, perkataan tapi mpud hanya bisa mendo'akan semoga orang yang membuat kartun tersebut diberikan hidayah, dan mengerti tentang islam secara keseluruhan, tidak memandang islam secara sepihak, dan mpud sangat yakin walau pun Rosululloh dihina dan dihujat beliau tidak akan berkurang kemulian beliau, dan dihati mpud rosululloh takan bisa di dirusak oleh hujatan apapun, untuk rekan-rekan muslim kalo posting tentang hujatan, karikaturnya jangan di posting kalo diposting sama saja kita dengan perpanjangan tangan mereka.

Ya.. Alloh maafkan hambamu tidak bisa menjaga nama baik rosulmu karena hamba lalai kurang bisa menunjukan kemuliaan ahlak beliau kepada mereka.

Wednesday, December 14, 2005

Laraku.....

Yahokimo..., NTB, Banten, Indramayu....disana mereka ada yang lapar, belum lagi saudaraku yang lain terhimpit ketakutan demam berdarah, flu burung dan endemi lainnya, seolah segala kecemasan mengintai mereka.

Tapi aku bangga meraka tetap tegar walau segala kesempitan menghantam terus menerus bak gelombang yang tak pernah surut, saudaraku menjerit dalam kebisingan gonjang-ganjing politik, dalam hingar bingarnya para koruptor bersiap sembunyikan hasilnya, mereka tak bisa lagi berteriak, tenaga mereka telah habis menahan beban yang semakin menghimpit.

Kamu slalu dalam doa ku saudaraku.

Sunday, November 27, 2005

Apa Jadinya ?

Semakin hari keadaan bangsaku semakin tak menentu, Zaman telah berubah orang yang merasa dirinya pintar makin banyak, komentar semakin banyak, bising....mengalahkan sirine ambulance, mengalahkan deru bus kota, kemajemukan bukan untuk saling mengisi tapi malah saling mengincar posisi, aku...lelah, tersandar di tiang flyover, nafasku sesak untuk bisa mencium sebuah nafas kelegaan, aku...tersenyum melihat anak jalanan bermain dikolong jembatan, mereka merdeka, walau terhimpit beban yang mereka tak sadari, beban dari nafsu dan keserakahan para orang pintar, para pejabat sering membohongi publik, bertingkah seolah tanpa cela, dibelakang....nafas, harapan, keinginan rakyat tak bersisa, apa jadinya bangsaku besok?.

Sunday, October 30, 2005

HAPPY IED

Mpud Dereded
Selamat Hari Raya Idul Fitri
"Maaf Lahir dan Batin"


tuk :
Mamih dan Segenap Krisma
Hileud
Segenap Globalindo Group
LP3M Blok M
Kokutama Group
BHM Group
Inti Data Group
Jadah 16A
Deden(Purwakarta-diknas)
Dan Segenap Sahabat Mpud
eh.. iya Umi Hanik Juga

Tuesday, October 25, 2005

SURAT UNTUK DPR-RI

Kepada Yth :
Dewan Perwakilan Rakyat - Republik Indonesia


Kecewa.., hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir ini, ternyata wakil rakyat sekarang ini, tidak mewakili rakyatnya tapi masih mewakili partainya, dengan di putuskan keluarnya dana tunjangan sebesar 10 jt rupiah untuk tiap anggota sungguh anda tidak punya hati nurani, apakah penghasilan anda sekitar 17 jt masih relatif kecil untuk gaji anda ?, anda tak pernah berpikir berpuluh-puluh ribu atau berjuta rakyat ini untuk menghasilkan 1 jt/bulan saja sudah susah sekali, ataukah anda berpikir bisnis karena 1 th ini belum balik modal, uang yang anda keluarkan untuk duduk dikursi itu, anda harusnya malu karena kinerja anda selama ini belum menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi kami yang anda bilang anda mewakilinya, tidak tahukah anda(Anggota) yang beragama isalam betapa sahabat Nabi Muhammad berkorban segalanyanya, atau tidak tahukah anda arti kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dimana letak kebijaksanaan anda, atau anda mungkin salah buka buku kamus bahasa yang arti dari kebijakan itu = aturan yang berlaku atau yang diambil menurut kamus anda itu, sehingga kebijakannya adalah mendapatkan dana 10 jt.

Ada salah satu anggota dpr bilang "kami bekerja siang malam", itu kan konsekwensi dari anda ingin menjadi wakil rakyat, seharusnya anda tahu sebelum anda mencalonkan diri, jika anda ingin kerjaan ringan jangan jadi wakil rakyat dong!.

Menurutku DPR nggak ada pun nggak akan berpengaruh, sumpah Demi Alloh, jikapun anda tidak ada kami rakyat tidak akan pernah kehilangan anda, negara tidak akan kacau, karena kami sadar, kami punya tata nilai moral yang tak pernah anda ajarkan pun kami tahu kami mesti bagai mana dalam bernegara ini.

Seharusnya Anda sadar, anda paham kami sedang susah, jangan anda bergembira di antara sedu-sedan kami.

Kami tahu diantara anda ada yang masih punya hati nurani, cuma kalah suara, oleh manusia serakah tak punya hati.


Yang Terabaikan,

Mpud Dereded

Saturday, October 08, 2005

Semangkok Kolak

Udara Jakarta terasa semakin panas, tenggorokanku seakan tercekik, tercekik oleh segala kenaikan, tapi aku tak mesti harus berpanas kepala, ini romadhon, aku berpikir bangsaku ini bangsa yang tegar, berbagai ancaman dari epidemi, demo, bom, rakyatku tetap tegar walau kutahu batin mereka tersayat, mereka sudah lama tercekik hingga suara merekapun hilang, apalagi negara kita makin bising oleh orang yang katanya ahli yang banyak muncul di tv, hingga suara yang lemah semakin hilang tak terdengar.

Penjol : mpud BBM akan naik lagi nanti 2 hari sebelum lebaran.

mpud: gilaaaa... kamu jangan menyebar berita bohong jol.

penjol : kamu gak percaya... lihat saja nanti..

mpud : kamu ngomong apa sih ?

penjol: jika pemerintah tidak memperhatikan sitem distribusi BBM pasti naik otomatis.

mpud : jol kamu jakan bikin panas yang sudah panas.

penjol : Justru... itu membuat nyaman, kalo naik lagi kan pasti banyak yang mati, kan sekarang mereka sedang sekarat, di kasih shock begitu kan mereka pada langsung lewat, termasuk kita mpud, aku kasihan pada pemerintah biar nggak terlalu pusing mikirin rakyat yang miskin, kalo yang miskin mati semua kan mereka nggak takut ada demo, kekerasan de el el, kan penduduk indonesia paling tinggal kaum yang banyak duit yang segelintir, yang selama ini pandai membela diri.

mpud : oh begitu...!, aku ngerti jalan pikiran kamu, aku tahu kamu kasihan pada aku, kami dan mereka semua biar tidak berpanjang-panjang menderita.


Dug... dug....dug... "Allohu akbar ...Allohu akbar"

ah...semangkuk kolak walau dimakan ramai-ramai sedikit melonggarkan yang tercekik, terima kasih ya Alloh atas bulan sucimu, rasa tercekik terobati oleh bahagia berbuka puasa ....

Thursday, September 29, 2005

Kerumunan

Hari-hari ini aku melihat orang berkerumun, ada yang antri minyak tanah, ada yang antri bensin, dan ada yang menduduki gedung, dan.....MACET.

orang panik, antrian dimana-mana mpud jadi inget film G 30/S PKI, banyak antrian, apakah jaman itu akan terulang lagi...REVOLUSI.

Thursday, September 22, 2005

Kabinet Mpud Dereded

Langkah kabinet mpud

1. Hapuskan semua bursa kalo perlu BEJ jadi pusat Kaki-5 Nasional, dengan asumsi pabrik rokok nggak ikutan bursa apakah akan bangkrut?,pasti tidak, nggak ada yang mau beli rokok? kan tidak!, pabrik tetap jalan, bursa itu cuma akal2an saja, wah mpud nanti nggak ada investor yang mau masuk, ah masa... indonesia itu negara konsumer terbesar di dunia, emang USA nggak mau jual produknya kekita, nggak mungkin, kalo kemarin ngembargo senjata itu kan cuma politik takutnya mereka.

2. Mata uang di tambah ada mata uang ganda, ada rupiah ada benggol, mata uang benggol tidak terpengaruh terhadap apapun, mau 1 dollar = 5 jt, benggol tetep, tahun ini harga minyak tanah 1 lt 1 benggol 500 th kedepanpun tetep, dollar boleh berpengaruh pada rupiah tapi pada benggol tidak, 1 dollar = 0.5 benggol sampai kapanpun begitu, dengan asumsi atas dasar apa kok harga duit mundur maju, itukan akal-akalan saja, dollar boleh beredar disini tidak musti baru lurus jeger, mau lecek kumal, kecelup tai kebo tidak mempengaruhi nilainya.

3. Pembatasan Kendaraan bermotor yang boleh beroperasi di jalan raya dibatasi cuma angkutan niaga dan angkutan umum(angkutan umum di remajakan semua bukan bus bekas dari negara lain tapi baru, ingat baru lho)kendaraan pribadi di ganti pake andong, dengan asumsi menggairahkan peternakan dan pertambahan penghasilan bagi petani.

4. Bagi investor harus menggunakan bahan lokal, jika import dengan kurs benggol, dengan asumsi mereka itu curang, beli di jepang dengan uang jepang uadah berapa selisih kurs, yang beli orang kita keuntungan dibawa kesana kan sama juga dengan maling.

mungkin segitu dulu langkah kabinet mpud yang bisa di rilis nanti akan ada pengumuman tambahan (mpud mikir dulu).



MARHABAN YAA RAMADHAN "MOHON MAAF PADA SEMUA BLOGGER"

atas nama bangsa balakutak



mpud dereded.

Sunday, September 18, 2005

Cinta..........(ibroh dari hileud and mamih)

Cinta..., satu kata berjuta makna, entah ...., berapa juta anak tak kenal ayah hanya karena kata cinta, entah..., berapa anak bahagia karena kata cinta, cinta itu bagaikan dua sisi musim mata angin.

Jika perasaan cinta sudah dicampur dengan pamrih maka cinta itu bukan cinta, jika kamu punya kekasih kamu akan merasa senang, bahagia, kamu akan berkata kamu cinta dia, jika tiba-tiba perasaan senang, perasaan bahagia tidak hinggap pada kamu, kamu akan bilang kamu sudah tidak cinta, jadi cinta yang kamu maksud tersebut dengan pamrih agar kamu senang dan bahagia, apakah itu cinta?.

Kadang mpud jadi geli sendiri jika mengingat perjalanan masa remaja mpud, ya seperti itu tadi jika, ada friksi dan ketidak cocokan mpud pasti memvonis dia sudah tidak cinta, padahal untuk mencari pasangan jiwa itu tidak melulu harus seperti itu, itu terlalu mengagung-agungkan cinta, cinta bukan segalanya.

Aku sendiri juga bingung apa itu cinta ?
yang mpud tahu cinta itu cantik!
wangi sabun mandi.

Cinta di negri ini absurb...
mata uang asing itu harus lurus tidak ada tekukan tidak boleh kotor, turun naiknya tak pernah dimengerti profesor dari ui pun tak pernah tahu kapan uang naik kecuali si tuan dan nyonya di meja bursa sana...., saking cinta nya pada negri ini mata uang sendiri pun di akali.

Lebih baik nama mata uang kita itu ganti namanya aja pake benggol ato gobang ato ketip gitu..., bukan aku gak cinta rupiah, karena rupiah selalu menjauh bagai bayang fatamorgana..., bagai hantu cantik berbikini, bagai layang-layang, atau ayam jago aduan.

Kata orang tanah kita tanah sorga
Bagai jamrud khatulistiwa
yang siap digadaikan siapa saja.... mati.!

Tuesday, September 06, 2005

Virgin Coconut Oil

JIKA ada satu jenis minyak selain berfungsi menggoreng makanan juga berperan membantu mencegah penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya, memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah infeksi virus (HIV) dan SARS, serta membantu menurunkan berat badan(sumber :Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Andai orang indonesia semua sering mengkonsumsi itu tentu tidak ada yang suka berbuat curang sebab hatinya sehat, disini banyak makan .... jadinya hatinya pada mati.

Semoga hatinya orang2 indonesia pada sehat, hingga kejadian kecelakaan kapal jatuh minim dan damai bangsaku.

TURUT BERDUKA CITA ATAS JATUHNYA PESAWAT DI MEDAN senin, 5 sept 2005, SEMOGA AMAL IBADANYA DITERIMA DISISI ALLOH, yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesadaran untuk tetap berjuang dan meneruskan cita dengan kesehatan hati.

Saturday, September 03, 2005

Utusan-utusan Maut

"Akhir2 ini televisi sibuk menyiarkan rupiah melemah, mahasiswa tawuran(kayak anak smp), bbm mau naik!!.

Bbm naik!?, ah itumah biasa masa hal begitu aja kok dipusingkan, rakyat kita udah biasa denger bbm naik, karena udah sering banget basi!!, mau naik sehari 10 kali juga nggak apa-apa biasa, Dolar naik terus nggak apa-apa masih biasa belum 1 dolar = 1 juta ah masih biasa, kenapa mesti panik dollar, bbm itu kan cuma komoditi kenapa mesti ditakuti seperti melihat malaikat maut saja" ujar mpud santai.

"mpud gilaaaaaaa!!!!!" teriak penjol.

"sudah jelas-jelas bbm, rupiah melemah, itu ancaman mpud!!!" penjol bersemangat.
"lihat antrian dimana-mana, antrian bensin, solar, minyak tanah, kamu nggak lihat!!!, atau nuranimu sudah mati" penjol menambahkan.

"kok rupiah melemah, semua susah, kok bisa begitu ya?" tanya mpud bego.

"ini kan efek domino akibat dari uang negara dicuri...." penjol menambahkan.

"nah ..! udah ketahuan nih inti permasalahannya dari domino, tutup aja pabrik domino, biar nggak bikin rupiah melemah " gumam mpud santai.

"bukan cuma itu mpud, antrian pencuri juga panjang kayak permainan domino, kasus ini ada, udah ketutup kasus itu jadi nggak selesai-selesai" penjol menerangkan.

"nah kalo gaple gimana ekor dan kepala tertutup nomor yang sama" tanya mpud bingung

"mereka masih punya hitung2an kartu ditangan, kartu hakim berapa, kartu jaksa berapa, kartu yang lain juga .. ada mereka udah ngitung mpud!" papar penjol.

"oh..gitu ya.., jadi bbm,dollar, antrian pencuri itu menakutkan yah bagaikan utusan-utusan maut" mpud menerawang.

Takut jadi Rakyat Negeri ini

 Eskalasi politik di negeri ini sedang memanas, pengumuman tarif pajak yang melambung, dan wakil rakyat naik tunjangannya, kesenjangan sosia...