Thursday, April 28, 2016

Wali Paidi Eps. 25-26

Wali paidi tidak tahu apa yg dialaminya saat ini, dia sering mendengar benda2 yg berada disekitarnya sama berdzikir, mulai sapu lidi yg biasa dipergunakannya, sandal para santri yg ditatanya semuanya pada berdzikir, sampai suatu pagi wali paidi dipanggil mbah romo kiai, dan seperti biasanya mbah romo kiai menemui wali paidi diteras ndalem didampingi kopi plus rokok kretek kesayangannya

Setelah menyuruh wali paidi untuk meminum kopinya dan memberinya rokok mbah romo kiai berkata :

“ nak, apa yg kamu alami itu hal yg wajar saja, kamu jgn risau, setiap orang yg belajar membersihkan hatinya dan mengajaknya untuk berdzikir setiap saat , maka akan mengalami seperti apa yg kamu alami sekarang, bahkan mendengar lolongan anjing pun akan terdengar seperti suara orang yg berdzikir, itu semua pantulan dari hatimu, kamu pasti ingat dg hadist yg menceritakan ketika nabi mendengar kerikil yg di pegangnya sama berdzikir….”

“ inggih kiai….” Tutur wali paidi

“ besok kamu berangkatlah ke malang, berziarahlah ke makam habib Abdullah bilfaqih dan ayahnya habib abdul qodir bilfaqih, tapi sebelum kamu duduk, bacalah salam ini ..” kata romo kiai sambl menyerahkan secarik kertas kpd wali paidi

Wali paidi dg takdzim menerima kertas kecil pemberian romo kiai.

“ bacalah …” perintah romo kiai

“ salamullahi ya saadah…..dst “ wali paidi membacanya dg melagukan salam tsb

“ salam itu mmg sudah umum, dan disetiap kuburan wali banyak tergantung ucapan salam itu, andai nanti ketika kamu sdh sampai di makam habib, dan habib tidak berada di makam, maka ketika habib mendengar ucapan salammu itu, insya Allah habib akan kembali pulang ke makamnya dan menemui kamu “ ucap romo kiai menjelaskan

“ inggih kiai.” Jawab wali paidi

“ kamu naik sepeda motor si sofyan saja…” perintah kiai, sofyan adalah putra romo kiai

Besoknya wali paidi berangkat ke malang, ke pemakaman umum kasin, romo kiai berkata, makam habib Abdullah dan habib abdul qodir berada dipemakaman umum kasin, hanya itu petunjuk dari romo kiai, sedangkan wali paidi tidak tahu dimana daerah kasin itu, wali paidi tdk berani bertanya lebih jelas pada romo kiai, karena menjaga tata krama, wali paidi manut dan berusaha melaksanakn perintah romo kiai tanpa banyak bertanya dan protes

Sesampai dimalang wali paidi lansung menuju alun-alun kota malang, setelah memarkirkan sepedanya wali paidi clingak clinguk mencari tukang parker, tidak lama kemudian ada tukang parker yg menghampirinya, wali paidi lalu bertanya kepadanya dimana daerah kasin itu, setelah mendapat penjelasan dari tukang parkir tsb wali paidi lansung berangkat ke daerah kasin sesuai petunjuk yg diterimanya

Kira – kira sepuluh menitan wali paidi sudah berada di daerah kasin,

 “ sekarang tinggal mencari dimana letak pemakaman umum kasin..” bathin wali paidi

Wali paidi bertanya – Tanya kepada orang2 yg ditemuninya, ternyata menurut keterangan mereka pemakaman umum kasin ada dua, wali paidi lalu menerangkan kalau dia berniat ziarah ke makam habib Abdullah bil faqih dan abahnya habib abdul qodir bil faqih, setelah mendapat petunjuk yg jelas mengenai arah2 ke makam, wali paidi melanjutkan perjalanannya, tapi wali paidi tetap tidak dapat menemukan makam tsb, karena ketika sudah dekat ada saja orang yg menunjukkan arah yg salah. Jadinya wali paidi muter2 saja diwilayah kasin,

Setengah jam lebih wali paidi berputar – putar diwilayah kasin, karena setiap wali paidi bertanya jawabannya berbeda – beda, wali paidi gundah hatinya, badannya tiba2 terasa capek semua, dia lalu menghentikan sepeda motornya di tepi jalan, dia turun dari sepeda, sejurus kemudian wali paidi mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya, ditengah2 merokok wali paidi mulai tawasulan, setelah selesei wali paidi berkata dalam hatinya

“ mbah habib abdul qodir, mbah habib Abdullah, saya mau ke makam panjenengan, tolong tunjukkan dimana makam panjenengan…..” bathin wali paidi

Lalu wali paidi naik sepeda motornya dan mulai melanjutkan perjalanannya, wali paidi mengikuti apa kata hatinya, kira2 baru berjalan 50 meter, wali paidi mencium bau harum semerbak,

“ Alhamdulillah makam mbah habib sudah dekat…” bathin wali paidi

Wali paidi mengikuti bau harum yg di ciumnya dan tidak begitu lama akhirnya wali paidi sudah berada di depan makam umum kasin, wali paidi berputar dan masuk makam dari samping, tampak di tengah makam ada bangunan kecil yg atasnya ada kubahnya yg berwarna hijau, dibawah kubah inilah makam habib abdul qodir bil faqih dan putranya habib Abdullah bil faqih

Ketika berada tepat di depan makam yg ada pagar stainlessnya, wali paidi membaca salam yg di catatkan oleh romo kiainya,

“ salaamullahi ya saadah minarrohmani yaghsyakum….” Ucap wali paidi,

Baru satu baits dibaca hawa di sekitar wali paidi terasa sudah lain dari yg tadi, saking terkejutnya wali paidi sampai terdiam sebentar, lalu dia melanjutkan membaca syiir salam itu sampai selesei , wali paidi menunduk dg penuh ta’dzim, wali paidi merasa ada dua sosok yg agung yg mengawasinya dari dalam

Setelah selesei membaca syiir salam, wali paidi beranjak ke dekat makam dan duduk memulai membaca tahlil, baru saja wali paidi duduk, tiba2 seakan ada suara bedug yg ditabuh, dum…..di iringi hawa yg menerpa tubuh wali paidi, ketika hawa itu menerpa tubuh wali paidi, seluruh tubuh wali paidi serentak berdzikir… Alah…Allah…Allah….

Wali paidi membaca tahlil di iringi dengan suara bedug dum….Allah…Allah…Allah… dum….Allah…Allah…Allah… ketika hawa itu menerpa wali paidi, serentak seluruh tubuhnya berdzikir……

WALI PAIDI 26

Wali paidi menyeleseikan pembacaan tahlilnya tepat adzan magrib berkumandang, wali paidi berjalan mundur ketika keluar dari makam, dia lansung menaiki sepedanya mencari masjid terdekat, wali paidi mengikuti adzan yg didengarnya, dia berniat untuk sholat dimasjid terdekat, tapi semakin wali paidi mendekat suara adzan itu terdengar semakin menjauh, akhirnya wali paidi memutuskan untuk putar balik mencari masjid yg lain, wali paidi merasa masjid yg dituju tidak mau menerimanya,

Wali paidi menyusuri jalan ke arah alun2 kota malang, dia berjalan pelan, bersiap kalau ada masjid yg dilaluinya dia akan berhenti, Ketika wali paidi berada didepan rumah makan cairo ( resto menu timur tengah ) hatinya menyuruhnya untuk belok kiri, setelah berjalan 20 meteran wali paidi melihat ada masjid di sebelah kiri jalan, masjid tersebut posisinya agak masuk kedalam, wali paidi memasukkan sepedanya dan parkir dihalaman masjid, terlihat sebagian jamaah sudah keluar dari masjid karena sholat magrib sudah selesei dilaksanakan, wali paidi melangkah masuk mencari kamar kecil, lalu keluarlah seorang yg kulitnya agak hitam dan berambut agak gondrong dari dalam masjid, orang tersebut seakan menyambut wali paidi,

" mungkin orang ini tukang becak, melihat dari sarungnya yg ngelinting dan baju kokonya yg putih lusuh dan mangkak " bathin wali paidi

Tapi betapa kagetnya wali paidi, ketika dia bertanya kepada orang tersebut dimana letak kamar kecil, wali paidi melihat dg jelas wajah orang tersebut ketika menunjukkan arah ke kamar kecil, ternyata orang yg dikiranya tukang becak ini adalah seorang habib, dilihat dari sorot matanya dan wajahnya,

Wali paidi kekamar kecil dg perasaan tidak tenang, dia merasa berdosa karena mengira habib tsb sebagai tukang becak, wali paidi berniat sehabis dari kamar kecil akan meminta maaf kepadanya, Tapi ketika wali paidi selesei berwudlu dan mau masuk ke masjid, habib yg dimaksud sudah tidak ada, wali paidi mencarinya di parkiran tidak ada, dan mencarinya didalam masjid juga tidak ada, wali paidi merasa menyesal krn gampang menyangka buruk kepada orang lain, gampang menilai seseorang dari tampilan luarnya.

Wali paidi tidak tenang ketika melaksanakan sholat magrib, dia meminta kepada Allah didalam sholatnya untuk dipertemukan dg habib tsb, ketika wali paidi mengakhiri sholatnya dg mengucapkan salam, dan ketika dia mengucapkan salam yg kedua dg menoleh kekiri, dilihatnya habib yg dicarinya sudah berdiri disamping kirinya, wali paidi berniat mendekat mau mencium tangannya, tapi habib muda tersebut lansung lari keluar dari masjid menuju jalan raya terus hilang entah kemana....

" subhanallah ternyata dikota malang yg hiruk pikuk ini masih ada kekasih Allah yg berseliweran, seharusnya aku tadi minta kepada Allah tdk hanya bertemu tapi juga minta bisa diberi kesempatan untuk mencium tangannya..." bathin wali paidi

Setelah berdzikir sebentar, datanglah seorang pemuda pengurus masjid mendekatinya sambil memberi secangkir teh jahe kepadanya, dan wali paidi melihat banyak habib2 sepuh mulai berdatangan memasuki masjid, rupanya sehabis magrib dimasjid ini diadakan rutinan membaca ratibul haddad,

wali paidi berniat untuk keluar, karena dia merasa tidak pantas mengikuti acara tersebut, melihat yg datang semuanya berjubah, sedang dirinya bercelana jean dan berkaos oblong hitam dg gambar gus dur yg tertawa

 Ketika wali paidi berdiri, dia mendengar suara tanpa wujud yg berkata kepadanya

" kamu mau pergi kemana, apakan kamu tidak malu, menolak undangan Nabi Muhammad..."

Wali paidi duduk kembali, mengurungkan niatnya untuk keluar masjid, dia mengikuti pembacaan ratibul haddad itu sampai selesei, wali paidi merasa malu sekali kepada habib2 sepuh yg hadir dimajlis, terutama kepada Nabi Muhammad yg mengundangnya....

BERSAMBUNG Ke EPS 27

sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

7 comments:

Unknown said...

assalamualaikum. makasih banyak atas cerita penuh isi dan makna. sinten sebenarnya pengarang dan penulis cerita niki nggih? matur nuwun

Mas BAHAR said...

Waalaikum salam wrwb...
Saya jawab salamnya.. krn saya juga pengin kenal penulis kisah Wali Paidi. Kalo cermati gaya penulisannya mirip tulisan bung Febrian Hubba. Kalo menilik ga ada nama penulisnya pastinya tulisan mas mpud sendiri. Semoga.

Mas BAHAR said...

Waalaikum salam wrwb...
Saya jawab salamnya.. krn saya juga pengin kenal penulis kisah Wali Paidi. Kalo cermati gaya penulisannya mirip tulisan bung Febrian Hubba. Kalo menilik ga ada nama penulisnya pastinya tulisan mas mpud sendiri. Semoga.

Mas BAHAR said...

Waalaikum salam wrwb...
Saya jawab salamnya.. krn saya juga pengin kenal penulis kisah Wali Paidi. Kalo cermati gaya penulisannya mirip tulisan bung Febrian Hubba. Kalo menilik ga ada nama penulisnya pastinya tulisan mas mpud sendiri. Semoga.

mpud said...

Bukan tulisan saya saya copas dari ael kapitano sumber tulisan biasanya saya cantumkan

edilsson blog said...

subhanallah...

xoloensis said...

Assalamualaikum ww.
Mohon info, cerita Wali Paidi, dari no. 18 kok lompat nomornya?

Mimpi 23 Romadhon 1442 H

 Sore kisaran jam 10 malam aku berangkat tidur biasanya tengah malam ini karena, mbarep lagi kongkow-kongkow jadi area kekuasaanku di ambil ...