Hardi yang tinggal bersama ibu dan adiknya setelah ayahnya meninggal
akibat ditusuk oleh segerombolan orang yang hendak mencuri ikan-ikannya.
Hardi yang sudah tidak kuat melihat ibu dan adiknya bekerja memutuskan
untuk pergi ke Jakarta dengan bantuan teman ayahnya H. Ridwan.
Sesampainya di Jakarta ia menjadi juru parker, selang beberapa lama ia
mengalahkan ketua preman yang meresahkan di daerah tersebut dan menjadi
ketua preman, nama kelompok preman tersebut adalah ANCAGAR (Anak Cari
Gara Gara) *sempat ketawa dibagian itu*. Selama 6 tahun ia menjadi sisi
gelap dari Jakarta bukan hanya menjadi sis gelap tetapi ia telah
menguasai Jakarta dengan nama Kelompoknya bahkan ia telah membunuh
seorang anggota mafia yang bernama Ho. Karena perbuatannya itu ia di
kejar-kejar polisi.
Dia bersembunyi di kapal milik menantu H. Ridwan yaitu Amir teman saat
ia berada di kapal dahulu. 2 tahun ia berada di kapal tersebut dan telah
menemukan siapa TUHANnya, berkat buku yang ia temukan yang ditulis oleh
Syekh Ibnu Atha'illah.
Hardi akhirnya menjajakan kakinya di tanah dan membangun rumah dan
mendirikan usaha burung merpati di bekas rumah pembataian Ho itu. Selama
10 tahun ia berada di kampung loji ia bertemu dengan Pak Giri Seorang Mursyid tak lama ia menikahi ami dan mempunyai seorang anak perempuan. Di bacaanku yang terakhir Hardi menjadi salah satu Mursyid dan mengajarkan apa yang Pak Giri ajarkan waktu dulu.
Makna yang tersirat sangat kental bahkan terngiang, bahwa semua orang
bisa menemukan ke-Imanannya dan Tuhannya bahkan sekalipun dia adalah Seorang Pembunuh.
No comments:
Post a Comment