Orang aneh seperti ustadz jawa itu ga jauh dari keanehan-keanehan tp semoga keanehan
ini dan yg terdahulu brmanfaat bagi semua tetapi kalo ada yg tdk
brkenan,mohon dimaafkan.kisah ini smga brmanfaat bagi pasangan yg akan
berumah tangga.
Suatu ketika,ustdz jawa dan keluarga mngunjungi seorang
kyai yg konon adalah kyai yg kasyaf.sang kyai sedang duduk2 diruang
samping brsama bu nyai ketika rombongan ustdz tiba.stlah brkenalan,mreka
pun brbincang2 ringan.dan smentara itu,anak2 ustdz yg msih
balita&sedang aktif2nya tmpak mondar mandir sambil ngoceh lirih.kyai
diam&mmperhatikan bocah2 kecil itu.tb2 anak ustdz terdiam lalu
menoleh pd kyai&trsenyum.bukan main trkejutnya kyai ini"siapakah
kalian sbnarnya?mngapa anak kalian bs mndengar&mnjawab panggilan
batinku?".ustdz cm senyum.kyai brkata"tahukah kalian,sblm kalian
kemari.guru2ku beserta bberapa mbah wali bhkan ada yg dr Pajajaran(lalu
beliau mnyebutkan nama wali2 itu satu persatu)datang&mngatakan bhwa
cucu2nya akan segera kemari.aku pun menunggu siapakah gerangan tamuku
kali ini.smentara beliau2 skrang du2k disana(seraya mnunjuk keruang tamu
yg lengang tp anehnya hawa ruangan itu sprti ber AC).kalian msih
muda,katakan bgm kalian menurunkan nur2 sprti ini pd anak kalian?".bu
nyai mnyahut"ceritakan pd kami bgmna prtemuan kalian?".ustdz
berkata"kami di jodohkan Rosululloh".bu nyai,"bgmna bisa?".ustdz
brcerita,"suatu malam saya brmimpi didatangi Nabi saw&beliau brkata
padaku utk mnikahi gadis ini.disamping beliau ada bayangan gadis yg
mirip dg istri saya ini.dulu saya pnasaran dg istri saya apa rhasianya
hngga Nabi saw mnyuruhku mnikahinya.trnyata beliau ini selain hdup
prihatin,sholat fardlu&thajudnya tekun,istri saya tiap malam sblum
tdur trbiasa mmbaca sholawat 10 rb kali bhkan stiap akan naik
speda,masak,dll beliau ini selalu brsholawat".kyai merubah duduknya
sprti tahiyat akhir lalu terpaku.bu nyai brkata"kalo adhek sndiri
bgmna?".smbil trsipu bu ustdz mnjawab"dulu saya sering mimpi dikejar2
harimau putih&matahari,nyai.bhkan ktika saya brkunjung kerumah nenek
di Pandeglang yg brbntuk panggung&msih blum ada listrik.stiap habis
maghrib aku&nenek mndngar suara harimau dibawah kolong rumah.krn
lantainya dari papan kayu,maka kami sering mengelus-elus bulu putihnya
yg menyembul disela2 papan itu".kyai brkata,"subhanalloh doakan kami mas
agar mndapat anak sprti anak2 smpyn".ustdz jawa"aamiin".tak lama kmdian
rombongan ustdz itu pamit pulang.konon sampai sekarang,kyai itu
mnjadikan ustdz&istri sbgai pesan moral bagi smua santri2nya.
Setibanya dirumah,bbrapa jamaah brtanya"tadz,kalo yg ustdz sebutkan
didepan kyai td itu kan faktor individunya.skarang kami ingin tahu resep
rahasia yg sesungguhnya!".ustdz trtawa:"haha...baiklah.sbnarnya
resepnya ada 2 macam:
1) Kami sepakat menunda malam pertama kami 10~40 hari lagi.
2) Ktika brhubungan intim,saat kamu mngeluarkan airmu.brdzkirlah kpd Alloh swt dg sungguh2 dihatimu.
Bbrapa jamaah trtawa kecil,"ilmu keduanya itu drmana tadz?".dg santai
ustdz mnjwab"dulu kedua orang tua Nabi Khidlir brsepakat utk menunda
malam pertama mereka selama 50 thun utk beribdah&memohon agar Alloh
swt mengaruniai anak yg sholeh.ktika Nyai Rahel mngandung,kakaknya yg
mandul memohon agar Nyai Rahel sudi memindahkan jabang bayinya
kekandungannya.mk atas izin Kyai Malakan suaminya,Nyai Rahel brdoa agar
bayinya pindah ke kandungan kakaknya&Alloh swt mengabulkannya lalu
lahirlah Raja Dzulkanain yg agung itu.kmudian Kyai Malakan&Nyai
Rahel brsepakat lagi menunda kehamilan yg kedua jg selama 50 th
lagi.mreka bribdah&memohon agar dikarunia anak sholeh maka lahirlah
Sayidina Balya ato yg trkenal dg nama Nabi Khidlir as.
Yg kedua.ada
puluhan Kyai duduk melingkari seorang Syekh Mursyid yg sdng mmberikan
ceramah.saat Syekh ini memegang dadanya,seorang anak kecil yg sejak td
brmain2 dihalaman brsama teman2nya segera berlari
masuk&brkata,"Abah,knpa pegang dada terus sih.ini lho didadaku bunyi
Alloh,Alloh terus".stelah brkata si bocah brlari keluar&meneruskan
bermainnya.para kyai diam membisu,mreka diliputi rasa takjub&segan
pd Syekh Mursyid.kmudian seorng kyai mmberanikan diri brtanya"maf
syekh,apakah boleh mengajari thoriqoh pd anak sekecil itu?".Syekh
mnjawab"aku tk prnah mngajarinya.tp maukah kalian punya anak2 sprti
itu?".maka kyai2 spontan mnjawab mau.lalu Syekh mmberikan sperti yg
kuuraikan di syarat yg kedua td".
Jamaah pd melongo,diam seribu
bhasa.bgm bs ustdz jawa yg msih muda pnya pngetahuan ini&mampu
melakukannya dg mngendalikan birahinya?.ustdz jawa mndngarnya lalu
mnjawab"bisa,krn ini prtolongan dari Tuhanku".jamaah brkata:"jd dg kata
lain,hamil duluan sblum akad itu tak memenuhi syarat ya tadz walo
keduanya santri&sblumnya sdh ada saling melamar?".ustdz
jawa:"betul,anak dlm kandungannya itu hasil zina wlo keduanya sdh resmi
lamaran apalagi yg ikatannya cm pacaran doang kayak yg jd tren sekarang
ini.zina,itu bekasnya sulit sekali hilang wlo dosanya sdh diampuni
Tuhan".
https://www.facebook.com/p.dewa.9?fref=nf
Setelah mengunjungi Blog ini semoga menjadi sehat lahir batin, terbuka akal budi dan hatinya, murah rejeki, gampang jodoh dan Berjalan kepada Alloh dengan bimbingan ridho dan karunia Nya.
Tuesday, January 13, 2015
Aku sangat benci kepada yang hak dan sangat cinta kepada fitnah
Abu Nawas adalah seorang yang cerdik dan mempunyai pemikiran yang
luas, tetapi wataknya sangat lucu dan menjadi bahan ketawaan penduduk
pada masa itu. Beliau sangat disanjungi dan disayangi oleh Khalifah Harun Al-Rasyid.
Pada suatu hari Abu Nawas pergi ke pasar untuk berjumpa kawan-kawannya.
Keadaan pasar pada pagi itu sibuk dengan para penduduk yang sedang
bertransaksi jual-beli. Jika tiba di pasar Abu Nawas berkata “Hai
kawan-kawanku, aku sangat benci kepada yang hak dan sangat cinta kepada
fitnah” dan beliau berkata lagi “Aku sesungguhnya pada hari ini sangat
kaya malah lebih kaya daripada Allah”. Para penduduk yang mendengar
ucapan Abu Nawas mulai curiga dan menuduh Abu Nawas sudah tidak waras
lagi karana semua orang sangat mencintai kepada perkara yang hak dan
membenci kepada fitnah dan sesungguhnya Allah maha kaya dari semua
makhlukNya.
Penduduk yang berada disitu menangkap Abu Nawas dan membawanya menghadap Khalifah Harun Al-Rasyid. Warga memberi tahu Khalifah Harun Al-Rasyid tentang ucapan Abu Nawas di pasar tadi, Khalifah sangat marah dengan kata-kata Abu Nawas. Karena Khalifah adalah seorang pemerintah yang adil, baginda tidak terus menghukum Abu Nawas sehingga beliau benar-benar pasti akan kebenaran kata-kata Abu Nawas. Khalifah bertanya kepada Abu Nawas “Apakah benar kamu mengatakan bahwa kamu sangat membenci kepada yang hak dan mencintai kepada fitnah?”. “Benar wahai Amirul Mukminin” jawab Abu Nawas. Khalifah bertanya lagi “Apakah benar kamu mengatakan bahwa kamu lebih kaya daripada Allah?”. Jawab Abu Nawas “Benar wahai Amirul Mukminin”.
Khalifah Harun Al-Rasyid sangat marah kepada Abu Nawas karena setahunya Abu Nawas adalah seorang yang alim dan sentiasa bertakwa kepada Allah. Khalifah berkata “Apa yang telah terjadi kepada kamu?. Telah kafirkah kamu karena sanggup mengucapkan kata-kata tersebut?”. Abu Nawas tersenyum dan berkata “Sabarlah wahai Amirul Mukminin, dengarlah dahulu penjelasan hamba” “Apa yang kamu mau jelaskan lagi, bukankah kata-kata kamu sudah jelas dan nyata” jawab Khalifah. “Begini wahai Amirul Mukminin” jawab Abu Nawas dan menyambungnya lagi “Aku sering mendengar orang membaca talkin bahwa mati itu adalah hak dan neraka adalah hak, bukankah mati dan neraka sangat dibenci oleh banyak orang” “Saya rasa Amirul Mukminin juga membenci akan mati dan neraka sama seperti saya membencinya” kara Abu Nawas. Khalifah Harun Al-Rasyid mengangguk-nganggukkan kepalanya menandakan kebenaran kata-kata Abu Nawas.
“Bagaimana pula dengan kata-kata mu bahwa kamu sangat mencintai kepada fitnah” kata Khalifah. Jawab Abu Nawas “Anak dan Harta bisa membawa kepada fitnah, tidak ada seorang pun yang membenci anak dan harta. Khalifah sendiri sangat mencintai anak dan suka mengumpulkan harta”. Khalifah sekali menganggukkan kepalanya sebagai menandakan kebenaran kata-kata Abu Nawas.
Khalifah Harun Al-Rasyid bertanya lagi “Jelaskan kepada ku bagaimana kamu mengatakan bahwa kamu lebih kaya daripada Allah”. Abu Nawas menjawab dengan lembut “Saya mempunyai banyak anak sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan”. Banyak orang yang berada disitu merasa lega dan puas hati atas penjelasan Abu Nawas. Mereka pun berpergi dari situ untuk meneruskan aktivitasnya masing-masing.
Khalifah Harun Al-Rasyid memberikah hadiah kepada Abu Nawas atas kebijaksanaannya dan berkata kepada Abu Nawas “Apakah sebenarnya yang menyebabkan kamu mengucapkan kata-kata tersebut di orang banyak”. Abu Nawas menjawab bahwa dia ingin berjumpa dengan Amirul Mukminin, hanya dengan cara itu sajalah dia dapat berjumpa dengan Amirul Mukminin. Setelah berbual-bual dengan Khalifah Harun Al-Rasyid, Abu Nawas memohon diri dan berpergi dari situ.
Diambil dari kisah para sahabat Nabi SAW
Penduduk yang berada disitu menangkap Abu Nawas dan membawanya menghadap Khalifah Harun Al-Rasyid. Warga memberi tahu Khalifah Harun Al-Rasyid tentang ucapan Abu Nawas di pasar tadi, Khalifah sangat marah dengan kata-kata Abu Nawas. Karena Khalifah adalah seorang pemerintah yang adil, baginda tidak terus menghukum Abu Nawas sehingga beliau benar-benar pasti akan kebenaran kata-kata Abu Nawas. Khalifah bertanya kepada Abu Nawas “Apakah benar kamu mengatakan bahwa kamu sangat membenci kepada yang hak dan mencintai kepada fitnah?”. “Benar wahai Amirul Mukminin” jawab Abu Nawas. Khalifah bertanya lagi “Apakah benar kamu mengatakan bahwa kamu lebih kaya daripada Allah?”. Jawab Abu Nawas “Benar wahai Amirul Mukminin”.
Khalifah Harun Al-Rasyid sangat marah kepada Abu Nawas karena setahunya Abu Nawas adalah seorang yang alim dan sentiasa bertakwa kepada Allah. Khalifah berkata “Apa yang telah terjadi kepada kamu?. Telah kafirkah kamu karena sanggup mengucapkan kata-kata tersebut?”. Abu Nawas tersenyum dan berkata “Sabarlah wahai Amirul Mukminin, dengarlah dahulu penjelasan hamba” “Apa yang kamu mau jelaskan lagi, bukankah kata-kata kamu sudah jelas dan nyata” jawab Khalifah. “Begini wahai Amirul Mukminin” jawab Abu Nawas dan menyambungnya lagi “Aku sering mendengar orang membaca talkin bahwa mati itu adalah hak dan neraka adalah hak, bukankah mati dan neraka sangat dibenci oleh banyak orang” “Saya rasa Amirul Mukminin juga membenci akan mati dan neraka sama seperti saya membencinya” kara Abu Nawas. Khalifah Harun Al-Rasyid mengangguk-nganggukkan kepalanya menandakan kebenaran kata-kata Abu Nawas.
“Bagaimana pula dengan kata-kata mu bahwa kamu sangat mencintai kepada fitnah” kata Khalifah. Jawab Abu Nawas “Anak dan Harta bisa membawa kepada fitnah, tidak ada seorang pun yang membenci anak dan harta. Khalifah sendiri sangat mencintai anak dan suka mengumpulkan harta”. Khalifah sekali menganggukkan kepalanya sebagai menandakan kebenaran kata-kata Abu Nawas.
Khalifah Harun Al-Rasyid bertanya lagi “Jelaskan kepada ku bagaimana kamu mengatakan bahwa kamu lebih kaya daripada Allah”. Abu Nawas menjawab dengan lembut “Saya mempunyai banyak anak sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan”. Banyak orang yang berada disitu merasa lega dan puas hati atas penjelasan Abu Nawas. Mereka pun berpergi dari situ untuk meneruskan aktivitasnya masing-masing.
Khalifah Harun Al-Rasyid memberikah hadiah kepada Abu Nawas atas kebijaksanaannya dan berkata kepada Abu Nawas “Apakah sebenarnya yang menyebabkan kamu mengucapkan kata-kata tersebut di orang banyak”. Abu Nawas menjawab bahwa dia ingin berjumpa dengan Amirul Mukminin, hanya dengan cara itu sajalah dia dapat berjumpa dengan Amirul Mukminin. Setelah berbual-bual dengan Khalifah Harun Al-Rasyid, Abu Nawas memohon diri dan berpergi dari situ.
Diambil dari kisah para sahabat Nabi SAW
Subscribe to:
Posts (Atom)
Mimpi 23 Romadhon 1442 H
Sore kisaran jam 10 malam aku berangkat tidur biasanya tengah malam ini karena, mbarep lagi kongkow-kongkow jadi area kekuasaanku di ambil ...
-
Beliau terlahir dari orang tua yang senag dan gemar beribadah, ayahandanya adalah seorang kyai dari para kyai, namun tak tenar dikalangan ...
-
Oleh Halim Ambiya Bunga melati di balkon itu tampak berubah warna daun-daunnya. Tak lagi hijau tua seperti biasanya. Bunga-bunganya mulai...
-
Tentang Penulis ANDI BOMBANG, sulung dari tiga bersaudara. Lahir di Magelang, 24 September 1970. Ayahnya Bugis, ibu...