Friday, April 29, 2016

Menangkap Hasrat Suami

BU Atun menciumi aroma tubuhnya. Pertama, diciumi bagian sebelah kanan. Selanjutnya, ke bagian sebelah kiri. Ia pun diam seperti sedang merasakan sesuatu. Tampaknya, Bu Atun belum puas. Kegiatan tidak rutin itu pun diulangi lagi. Dimulai dari kanan, berikutnya ke kiri. “Hm, nggak bau apa-apa,” suara Bu Atun pelan. Hasil survei kecil-kecilan itu, justru bikin ia bingung.
Kali ini ia berdiri di depan cermin besar. Hampir seluruh bagian tubuhnya tampak dalam cermin. Cermin itu melekat pada tolet yang biasa ia pakai buat bersolek. Ia tidak melakukan apa-apa. Ia pandangi wajahnya di cermin itu. Di depan cermin itu, ia pun berakting kecil-kecilan. Ia ingin melihat secara jelas bagaimana kalau ia sedang cemberut, senyum, dan tertawa riang. Setelah berkali-kali ia ulangi, ia pun diam. “Ah, nggak ada yang berubah dengan wajahku,” suara Bu Atun lagi juga dalam pelan. Suasana kamar yang sepi itu pun menjadi saksi kebingungan Bu Atun. “Kenapa ya? Ada apa ya?” Bu Atun makin penasaran.
Semua tingkah Bu Atun itu dilakukan bukan lantaran ia mau masuk tivi. Bukan juga lantaran ia diminta berceramah di depan orang banyak. Tapi, ia lakukan itu lantaran ada sesuatu yang ganjil dengan suaminya. Ia pun mulai menerawang tentang sikap aneh suaminya.
Biasanya, tiap kali akan berangkat kerja, suami tercinta menyalami Bu Atun. Senyumnya manis penuh pesona. Kadang, kalau tidak ada anak-anak, sang suami mengecup pipi Bu Atun. Mesra. Saa itu, Bu Atun seperti terbang di angkasa bebas. Indah sekali. Tapi tadi pagi, tidak. Kemarin pun tidak. Suami Bu Atun cuma mengucapkan salam. Itu pun dari balik pintu. Cuma suaranya yang kelihatan, orangnya sudah lenyap. Suaranya terdengar agak lain. Tidak selembut biasanya.
Biasanya lagi, sang suami sering minta tolong kalau mau minta diambilkan sesuatu. “Dik, tolong ambilkan minum, dong. Kalau bisa sih, air putih hangat. Dik, kayaknya aku lapar nih. Makanannya sudah siap belum, ya? Dik, kemejaku yang warna coklat disimpan di mana, ya? Kok, nggak ada di lemari?” Kenang Bu Atun mengingat kebiasaan-kebiasaan suaminya.
Tapi, sejak kemarin, kebiasaan itu seperti tidak pernah ada. Sepulang kerja, sang suami langsung menuju dapur. Ia ambil gelas, dan menuang air putih buat minum. Air itu tidak hangat. Tapi, Bu Atun tidak mendengar suara keluhan apa pun dari suaminya. Pulangnya pun sudah jam setengah sepuluh malam. Ketika ditanya makan, suaminya cuma bilang singkat, “Udah makan di kantor.” Setelah mandi, suaminya tidak bilang apa-apa tentang baju yang mau dipakai. Ia pakai baju sekenanya. Ada kaos, kaoslah yang dipakai. Ada baju koko, baju itu juga yang dipakai buat tidur.
Biasanya juga, sang suami sering cerita-cerita soal kantor. Sambil makan malam, suaminya cerita soal bosnya yang mulai galak. Soal kerjaan yang numpuk. Soal jalan pulang yang macet. Soal gaji yang mau dinaikkan. Dan lain-lain. Ia juga nanya soal anak-anak. Dan Bu Atun pun cerita panjang lebar. Soal si sulung yang ngambek tidak mau sekolah kalau tidak diantar. Soal si bungsu selalu minta digendong, padahal jalannya sudah lancar. Bukan cuma soal anak-anak. Sering juga soal tetangga yang tiba-tiba cemberut. Soal harga belanjaan dapur yang merangkak naik.
Tapi, tadi malam berlalu dengan sepi. Tak ada makan malam bersama. Tak ada cerita-cerita. Setelah menidurkan si bungsu di kamar sebelah bersama dengan si sulung, Bu Atun cuma bisa bengong. Ia pandangi suaminya yang tidur miring menghadap tembok. Ia seperti sedang tidur dengan orang asing. Malam yang dingin terasa panas buat Bu Atun. Pikirannya berkecamuk.
Ah, suamiku. Kenapa semua bisa berubah cepat. Apa salahku. Kenapa tidak ngomong. Bu Atun mencoba mengingat-ingat lagi tentang kesalahan yang mungkin ia perbuat. Mungkin ia tidak sengaja bicara kasar sehingga suaminya tersinggung. Mungkin juga ia lupa menggulai kopi panas suaminya. Atau, mungkin ia lupa menyeterika kemeja coklat kesayangan suaminya. Tapi, kok kayaknya nggak. Semuanya lancar-lancar saja. Dan lagi, kesalahan-kesalahan kecil gitu biasanya tidak bikin suaminya diam seribu bahasa kayak gini.
APA ya? Jawaban itu harus ketemu sebelum suaminya pulang. Ia yakin ada sesuatu yang tidak berkenan dari dirinya. Dan ia pun tidak mau kalau masalah ini berlarut-larut. Bisa fatal. Suara adzan Isya berkumandang membelah kesunyian. Alunannya begitu syahdu. Bu Atun bersegera ke kamar mandi.
Ia berwudu dan shalat. Allah, ingatkan hambaMu yang pelupa ini. Tunjukkan kealpaan yang mungkin terlewatkan dalam rumah tangga ini. Jangan biarkan bahtera rumah tangga ini melaju tanpa arah, hanya karena kami salah menangkap arah angin. Bait-bait doa itu tertutur lancar melalui suara hati Bu Atun.
“Buuu, mau bobo. Adi mau bobo!” teriak si bungsu menyentak kekhusyukan Bu Atun. Ah, anak itu. Selalu saja minta ditemani tidur. Tiap kali Bu Atun selesai shalat Isya, Adi selalu merengek-rengek. Kalau tidak dituruti, nangisnya bisa pecah. “Iya…iya, Nak. Sebentar, sayang,” ucap Bu Atun lembut sambil melipat sejadah dan mukena.
Tugas menemani Adi tidur sebetulnya bukan tugas rutin lama Bu Atun. Kedua anaknya sudah terbiasa dilatih mandiri. Itu karena mereka memang hidup tanpa pembantu. Mandi sendiri, makan sendiri, dan tidur pun biasanya sendiri. Kedua anaknya tidur sekamar. Mereka biasa saling menjaga dan saling menghibur. Tapi, sejak seminggu belakangan ini Adi berubah. Entah kenapa. Itu terjadi setelah Adi sembuh dari gejala tipes. Memang, selama sakit, Adi selalu ditemani tidur. Tugas baru itu akhirnya keterusan sampai sekarang.
Bu Atun berbaring di sisi Adi. Tangannya membelai-belai rambut si bungsu yang mulai gondrong. Adi pun mulai terlelap. Biasanya, bukan cuma Adi yang terlelap tidur. Si ibu pun sering ikut pulas. Bu Atun baru siuman ketika jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ah, ketiduran lagi.
Astaghfirullah. Bu Atun seperti mengingat sesuatu. Matanya agak terbelalak. Ia segera bangun dari berbaringnya. Ah, mungkin ini penyebabnya. Ya…ya.., mungkin sekali. Ini yang bikin suamiku jadi bertingkah aneh. Tapi…, apa iya sih. Masak ditinggal tidur sepekan aja sudah rungsing kayak gitu. Dan itu pun nggak sampai pagi. Cuma setengah malam.
Bu Atun mengingat-ingat pelajaran beberapa hadits Rasulullah saw. Ada hadits yang menyatakan kalau seorang isteri dilarang keras tidur dengan membelakangi suaminya. Membelakangi. Bu Atun terdiam seperti menghitung-hitung. Sepekan ini, saya bukan saja membelakangi. Tapi, sudah meninggalkan suami. Ah, mungkin hadits itu tidak tertuju pada membelakanginya. Tapi karena kelakuan si isteri yang suka ngambek. Dan lagi, saya keluar kamar kan bukan sengaja. Itu karena tugas. Dan itu pun juga karena ketiduran.
Astaghfirullah. Boleh jadi, sesuatu yang kuanggap sepele, di mata Allah itu besar. Boleh jadi, ada hasrat suamiku yang terhambat. Dan itu adalah sesuatu yang teramat besar buatnya. Ya…ya, ada juga hadits yang cukup tegas buat soal ini. Rasulullah saw. pernah menasihati para wanita agar bersedia melayani suaminya walaupun di atas unta.
Pintu depan tiba-tiba terketuk. Dan salam pun terucap. “Ah, suamiku,” ucap Bu Atun spontan. Dijawabnya salam suami itu dengan lembut tapi terdengar keluar. Dibukanya pintu. Ditatapnya wajah sang suami dengan wajah cerah dan ceria. Digapainya jari-jari tangan kanan suaminya. Ditariknya perlahan dan dilekatkan di hidungnya.
Bu Atun menatap wajah sang suami yang tampak berubah cerah. Senyumnya mulai merekah. Terasa, suhu di ruangan kamar Bu Atun menjadi dingin. Sejuk. Nyaman. Tiba-tiba, Bu Atun lagi-lagi menciumi aroma tubuhnya. “Bau apa, ya?” bisiknya pelan. Eh, iya. Aku lupa, kalau suamiku belum mandi.

sumber:https://www.islampos.com

Novel "Dzikir Ilalang" Andi Bombang

Hardi yang tinggal bersama ibu dan adiknya setelah ayahnya meninggal akibat ditusuk oleh segerombolan orang yang hendak mencuri ikan-ikannya. Hardi yang sudah tidak kuat melihat ibu dan adiknya bekerja memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan bantuan teman ayahnya H. Ridwan.
 
Sesampainya di Jakarta ia menjadi juru parker, selang beberapa lama ia mengalahkan ketua preman yang meresahkan di daerah tersebut dan menjadi ketua preman, nama kelompok preman tersebut adalah ANCAGAR (Anak Cari Gara Gara) *sempat ketawa dibagian itu*. Selama 6 tahun ia menjadi sisi gelap dari Jakarta bukan hanya menjadi sis gelap tetapi ia telah menguasai Jakarta dengan nama Kelompoknya bahkan ia telah membunuh seorang anggota mafia yang bernama Ho. Karena perbuatannya itu ia di kejar-kejar polisi.
 
Dia bersembunyi di kapal milik menantu H. Ridwan yaitu Amir teman saat ia berada di kapal dahulu. 2 tahun ia berada di kapal tersebut dan telah menemukan siapa TUHANnya, berkat buku yang ia temukan yang ditulis oleh Syekh Ibnu Atha'illah.
 
Hardi akhirnya menjajakan kakinya di tanah dan membangun rumah dan mendirikan usaha burung merpati di bekas rumah pembataian Ho itu. Selama 10 tahun ia berada di kampung loji ia bertemu dengan Pak Giri Seorang Mursyid tak lama ia menikahi ami dan mempunyai seorang anak perempuan. Di bacaanku yang terakhir Hardi menjadi salah satu Mursyid dan mengajarkan apa yang Pak Giri ajarkan waktu dulu.
 
Makna yang tersirat sangat kental bahkan terngiang, bahwa semua orang bisa menemukan ke-Imanannya dan Tuhannya bahkan sekalipun dia adalah Seorang Pembunuh.

Sinopsis Buku "Selusin Rakaat dari ayah"

Ayah,
Kami tidak meminta engkau selalu hadir di sisi kami, selalu memangku kami, atau selalu menggendong kami di atas bahumu. Tidak, Ayah. Karena kami tahu, ragamu dibutuhkan untuk menjemput rezeki. Tenagamu diperlukan untuk menolong sesama. Ide-idemu dinanti untuk perbaikan lingkungan. Ya, kami memahami itu.

Ayah,
Yang kami minta, hatimu selalu bersama kami. Yang kami harap, cintamu memeluk kami. Yang kami mau, doamu selalu menaungi kami. Meski kami, anak lelakimu, sering kali bertentangan denganmu, tetapi kami sangat mengarapkan hadirmu dan cintamu.

Ayah,
Sungguh, kami amat menyayangimu.

Ayah,
Meski surga berada di bawah telapak kaki ibu, kami tahu bahwa ada surga lain yang ada padamu. Surga yang pasti kami inginkan pula. Yang ingin kami gapai bersamamu.

***

Buku ini memuat berbagai tutur jujur dari para lelaki hebat tentang ayahnya. Sungguh, bacaan yang mengharu biru, yang mampu menyentuh hati kita semua, bahwa peran dan kasih sayang ayah begitu didamba. Dan, tak ada lagi anggapan seorang anak lelaki tak pernah berdamai dengan ayahnya. Telusuri kisahnya dan petiklah hikmah tiap bait ceritanya.

Syeikh Abdul Jalil

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.
Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.
Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.
Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.
Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.
Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.
Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:
1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.
Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.
Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.
Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.
KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:
1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….
2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.
3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.
4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“
5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”
Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]
Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.
 
Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani
 

PERBEDAAN ‘TAUHID’ & ‘SYIRIK’. (Oleh Agus Mustofa)

Agama Islam adalah agama TAUHID ~ agama yang menyembah SATU Tuhan. Bukan agama SYIRIK yang menyembah BANYAK Tuhan. Jadi keislaman seseorang itu BERIMPIT dengan tauhid-tidaknya dia dalam menyembah Allah. Orang-orang yang menjadikan Allah sebagai TUJUAN satu-satunya seluruh aktivitas hidupnya, itulah yang disebut sebagai orang yang sudah ISLAM. Karena sudah bertauhid. Sedangkan, yang menjadikan hal-hal lain sebagai tujuan hidupnya, mereka belum bisa disebut ‘Islam’.

Ada orang yang baru Islam NAMA-nya. Ada yang baru Islam keturunannya. Ada yang baru Islam KTP-nya. Ada yang baru aksesori-aksesori yang menempel di badannya. Atau baru Islam pendidikannya. Islam ’materi hafalannya’. Pun, ’kalimat-kalimat’ yang diucapkannya. Tetapi, dia belum BERSERAH DIRI kepada Allah ~ menjadikan Allah sebagai TUJUAN satu-satunya hidupnya. Maka, ia SEJATINYA belum muslim.

Makna MUSLIM adalah: Orang yang berserah diri kepada Allah saja ...

Apanya yang diserahkan kepada Allah? Ya, segala-galanya.
Maka, perhatikanlah beberapa perbedaan di bawah ini yang mengambarkan cara beragamanya orang yang bertauhid kepada Allah, dengan yang syirik.
  1. Orang yang bertauhid adalah orang yang MENIATKAN seluruh aktifitas ibadahnya hanya untuk Allah. Sedangkan orang yang syirik, meniatkan aktifitas ibadanya untuk selain Allah, termasuk untuk DIRI SENDIRI.
  2. Orang yang bertauhid, menjadikan Allah sebagai TUHAN dalam hidupnya. Dia menyembah, memuja dan memuji, mengagungkan Allah, mengagumi-Nya, mendekatkan diri dan merasa bahagia karenanya. Ia menjadikan Allah sebagai SUBYEK dalam proses beragamanya. Sedangkan orang yang syirik, menjadikan Allah sebagai OBYEK dalam hidupnya. Allah tidak dijadikan sebagai SESUATU yang menguasai segala-gala yang ada pada dirinya dan alam semesta, melainkan Allah DIPERALAT untuk menyenangkan dirinya. Bahkan, tak jarang Allah diajak berdagang, diperintah dan disuruh-suruh untuk memenuhi segala keinginannya. Orang yang begini pada dasarnya tidak bertuhan kepada Allah, melainkan bertuhan kepada DIRINYA sendiri. Sedangkan Allah hanya dijadikannya sebagai PELENGKAP PENDERITA. Pemuas segala keinginannya.
  3. Orang-orang yang bertauhid, mengorientasikan pembelajaran dalam hidupnya untuk lebih MENGENAL Allah, dan kemudian terus berusaha MENDEKATKAN DIRI. Sedangkan yang syirik, terus mencari dan berusaha mendapatkan FASILITAS-FASILITAS yang disediakan oleh Allah untuk kesenangannya. Dia lebih INGAT fasilitas daripada ingat Allah.
  4. Orang-orang yang bertauhid akan ’memosisikan’ Allah sebagai ’Sesuatu’ yang TIDAK ADA BANDINGNYA. Sedangkan yang syirik, akan menempatkan hal-hal selain Allah SEBANDING dengan-Nya. Misalnya, mengatakan makhluk itu KEKAL. Padahal sifat kekal itu hanya MILIK Allah saja. Tidak ada di alam semesta ini yang kekal. Apalagi cuma ENERGI. Sejumlah Ilmuwan Fisika Klasik memang berpendapat bahwa energi tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan, sehingga disebut sebagai ’hukum kekekalan energi’, itu semata-mata karena mereka belum memahami ilmu Fisika Modern. Bagi ilmuwan modern yang JUJUR dalam memahami alam semesta ini, maka dengan sangat yakinnya dia akan mengatakan bahwa energi itu TIDAK KEKAL. Ia pernah tidak ada, dan satu ketika akan tidak ada lagi. Yaitu, saat alam semesta ini belum diciptakan, dan ketika kelak dilenyapkan oleh Sang Pencipta. Karena, teori KOSMOLOGI yang paling bisa diterima saat ini adalah yang berkesimpulan bahwa semua yang ADA ini ternyata muncul dari KETIADAAN. Dan kelak akan kembali kepada ketiadaan.
  5. Bagi orang-orang yang bertauhid, mereka memosisikan Allah sebagai Zat yang meliputi segala sesuatu, termasuk alam semesta. Sehingga segala yang ada ini sebenarnya adalah TUNGGAL, yaitu eksistensi DIRI-Nya belaka. Sedangkan bagi yang syirik, mereka menganggap Allah berada di DALAM alam semesta, ataupun bagian dari eksistensi alam semesta. Atau berada di dalam akhirat. Atau malah ada yang berpendapat Allah di dalam surga. Sehingga mereka mempersepsi segala sesuatu ini tidak tunggal. Padahal segala KEANEKA RAGAMAN ini hanyalah PENAMPAKAN dari Sesuatu yang Tunggal belaka, yaitu Allah. Laa ilaha illallah ~ tidak ada eksistensi selain Diri-Nya.

Maka, sungguh layak diprihatinkan jika kita memberikan label SIFAT ALLAH kepada makhluk. Siapa pun makhluk itu: termasuk akhirat, surga dan neraka. Karena, sesungguhnya TIDAK ADA satu ayat pun di dalam al Qur’an yang mengatakan AKHIRAT itu KEKAL. Yang ada, ialah: khalidina fiha, hum fiha khalidun, dsb. Itu bukan bercerita tentang kekalnya TEMPAT ~ surga dan neraka ~ melainkan cerita tentang ORANG yang masuk surga/ neraka, mereka TIDAK bisa KELUAR dari dalamnya sampai lenyapnya langit dan bumi, QS. 11: 106-108. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai ’kekal’ di dalamnya, selama-lamanya. Dan kemudian dipersepsi secara distortif, bahwa akhirat itu kekal.

Justru, yang dijelaskan Allah secara eksplisit itu bukanlah kekalnya segala makhluk selain Diri-Nya. Malah sebaliknya, berbagai ayat di dalam al Qur’an mengatakan yang SELAIN Allah bakal BINASA.

Maka, kawan-kawan, jika kita ingin berislam secara baik, yang nomer satu harus dibenahi adalah TAUHID. Jangan MENDUAKAN Allah dalam seluruh tataran kehidupan kita. Mulai dari niat, praktek, sampai kepada harapan-harapan atas kebahagiaan. DIA Maha Tahu tanpa harus kita suruh-suruh. Dan Maha Pemurah tanpa harus didikte-dikte.

Siapa saja yang baik akan memperoleh kebaikan. Siapa saja yang ikhlas akan disayang Allah. Siapa yang sabar, akan selalu didampingi-Nya. Siapa yang bertakwa kepada-Nya akan selalu diberi solusi dalam hidupnya. Siapa saja yang menjadikan Allah sebagai tujuan, maka ia akan sampai di TUJUAN itu, sebagai SUMBER segala kebahagiaan yang tiada putus-putusnya.

Jangan menjadikan yang ’selain Allah’ sebagai tujuan. Seperti seorang karyawan yang kualitas bekerjanya hanya SEBATAS ingin memperoleh gaji. Karyawan yang demikian ini pasti karyawan bawahan. Apakah tidak boleh? Oh boleh saja, siapa yang melarang. Itu memang hak setiap individu dan dijamin secara alamiah.

Tetapi, kalau ingin yang berkualitas tinggi, tirulah para EKSEKUTIF, yang bekerjanya bukan dikarenakan gaji lagi, melainkan sudah ingin MENGAKTUALISASIKAN dirinya. Kemampuannya. Kualitasnya. Maka, ia akan BEKERJA sebaik-baiknya. Dia senang melakukan semua pekerjaannya tanpa terpaksa, karena ia paham dan bahkan 'hobi' melakukannya, sehingga ia bisa menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Hasilnya: pekerjaannya sangat BERKUALITAS. Sedangkan bayaran atas pekerjaannya, DENGAN SENDIRINYA akan mengalir kepadanya, seiring kualitas yang dihasilkannya. Tidak seperti karyawan yang orientasi hidupnya hanya mengejar gaji. Bekerjanya berat, tertekan, terpaksa, sering protes, mencak-mencak kalau tidak sesuai dengan keinginannya, dlsb. Mereka itu sulit untuk berprestasi, dan gajinya pun sulit untuk naik, dikarenakan kualitasnya yang memang rendah.

Saya, sebagai owner dari sebuah perusahaan justru tidak respek kepada karyawan-karyawan yang tuntutannya hanya gaji dan fasilitas yang ingin dinikmatinya. Saya tidak akan  pernah memberikan kepercayaan lebih besar kepadanya, karena orang yang seperti ini pasti SEMPIT cara berpikirnya, dan hanya memikirkan diri sendiri. Sebaliknya, saya akan memberikan promosi kepada mereka yang bekerja dengan ikhlas demi kemajuan bersama, karena karyawan yang seperti itu TIDAK PANTAS menerima GAJI KECIL. Ia pantasnya menjadi eksekutif yang BERGAJI BESAR..!

QS. Luqman (31): 22
Dan barangsiapa BERSERAH DIRI kepada Allah, sedang dia adalah orang yang BERBUAT kebajikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah KESUDAHAN segala URUSAN.

QS. Ar Rahman (55): 60
Tidak ada balasan KEBAIKAN kecuali kebaikan (pula).

QS. Al Muzzammil (73): 20
... Dan kebajikan apa saja yang kamu perbuat PASTI kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai BALASAN yang paling baik dan yang paling besar...

QS. Al Qashash (28): 88
Janganlah kamu SEMBAH di samping Allah, tuhan APA PUN yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Segala SESUATU bakal BINASA, kecuali ALLAH (saja). Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Wallahu a’lam bishshawab
~ salam ~

SEKILAS KISAH CERITA TENTANG GURU MURSYID TQN BANTEN BERGELAR " KYAI CILIK "

Beliau terlahir dari orang tua yang senag dan gemar beribadah, ayahandanya adalah seorang kyai dari para kyai, namun tak tenar dikalangan orang biasa, karena memang sikapnya yang tak pernah mau menunjukkan diri, walaupun beliau merupakan keturunan dari syeikh Nawawi Tanahara Banten. Namun aktifitasnya pun seperti orang desa biasa, bercocok tanam disawah dan berdagang dipasar. Setiap hari rumahnya tak sepi dari para kyai yang datang kepadanya guna mengaji ( nyoret-red ) aneka bidang ilmu ( kitab kuning ) kepadanya.
Ibundanya pun orang yang gemar beribadah, dan masih mewarisi darah Tuan Syeikh Maulana Manshur Cikaduen Banten.
Diumurnya yang sangat belia, Alloh telah memberikan keistimewaan kepadanya, yaitu sekitar 2,5 tahun, beliau sudah dilatih ayahandanya untuk belajar membaca Al Qur'an dan aneka bidang ilmu alat seperti nahwu dan shorof, dan dari umur 4 tahun sudah banyak ulama dan masyarakat luar daerah yang datang guna meminta Do'a untuk kebarokahan agama dan dunia, karena dari umur 4 tahun setiap mengucap yang di inginkan tanpa disengaja itu terjadi ( red: saucap nyata ) , yang tak terjangkau oleh akal , sehingga timbul rasa penasaran dan kekhawatiran kedua orang tuanya kepada anaknya, pada saat itu ayahandanya meminta petunjuk kepada Alloh agar diberi tahu apa yang menimpa pada diri anaknya.
Beliaupun mendatangi seorang Ulama' paling sepuh di Banten yang mana beliau merupakan salah satu guru ayahandanya, menurut hasil istikhoroh beliau bahwa yang masuk ketubuh anaknya itu bukanlah ilmu sihir ataupun kekuatan jin atau syetan iblis, melainkan kekuatan nur yang masuk kedalam janin berusia 1 bulan didalam kandungan ibunya, sebab janin berumur 40 hari masih berupa nutfah dan pada umur 100 hari sudah menjadi gumpalan daging, disitulah ruh dimasukkan, maka sampai 7 bulan terjadilah wujud rupa manusia yang masih bayi tetapi belum sempurna.
Maka diusia 9 bulan sempurnalah wujud manusia didalam lathifah, maka lahirlah ia kealam dunia, itulah kenyataan manusia yang pada dasarnya kekuatan ilmu dan nur semua mahkluk dan alam ini di ciptakan dari nur Muhammad dan nur Muhammad tercipta dari nur Alloh, sebagaimana di sabdakan oleh Rosululloh SAW yang artinya :
Sesungguhnya Alloh Ta'ala telah menjadikan terlebih dahulu Nur Nabi Muhammad SAW yang dijadikan dari nur Alloh.
Dan dari Syeikh Abdul Wahhab Asy Sya'rani Rahima humulloh alaih, yang artinya :
Sesungguhnya Alloh telah menjadikan Ruh Nabi Muhammad SAW dari Nur Alloh, dan sekalian alam ini dijadikan dari Nur Nabi Muhammad serta Nabi Adam juga diri atau tubuh kita.
Seprti Nabi Adam yang pertama diciptakan oleh Alloh dari tanah dan air, tetapi dalam diri Nabi Adam ada Nur Muhammad yang dimasukkan atau dititiskan dipundaknya, inilah hakekatnya Alloh mewujudkan nur Muhammad agar hamba-Nya dapat melakukan perintah-Nya, sehingga Nur Muhammad diciptakan dari Nur Alloh. Rosululloh bersabda, artinya :
Aku bapak sekalian ruh dan Nabi Adam, bapak sekalian tubuh atau jasad manusia.
Karena tanpa dengan syari'at, tidak akan tampak Nur wujud itu, dan tidak ada hamba Nya yaitu Nabi Adam juga para nabi dan Rosul yang mana semua itu tercipta dari nur Muhammmad , sampai terwujudlah jasad yang aslinya penutup nabi penghulunya segala nabi dan Rosul ialah nabi Muhammad bin Abdullah dengan Aminah dan tidak akan ada nabi sampai akhir yang mana Alloh telah kabarkan kepada nabi Isa yang bernama Ahmad yaitu nabi Muhammad.
Termasuk para wali dan ulama' beserta kita semua ada Nurnya Muhammad pada diri kita termasuk alam, semua berasal dari nur Muhammad, Alloh menjelaskan dalam hadits Qudsi yang artinya yang pertama dijadikan adalah nur Muhammad.
Disinilah petuah seorang ulama' berbicara kepada muridnya ( yaitu bapak kyai dengan gurunya ) , jadi kesimpulannya apabila ada terjadi kekuatan menimpa seorang hamba-Nya itu ilmu atau nur , yang bersifat menjurus ketaqwaan ketaatan kepada Alloh, dan tidak punya sifat kesesatan dan menyesatkan maka itulah berasal kejadian nur Muhammad dari nur Alloh, sesuai dengan penjelasan kalam Alloh, yang artinya:
Aku jadikan insan Adam dari tanah dan tanah dijadikan dari air, air pun dijadikan dari nur Muhammad, maka ruh dan tubuh tersebut bernama nur muhammad.
Tetapi bila kekuatan ilmu dan nur menimpa hamba-Nya, yang bersifat kesestan dan kesyirikan itu adalah dari nur atau ilmu syetan, jin, iblis yang bersifat sihir, maka dari itu berhati- hatilah dalam hal mengamalkan ilmu dan bergurulah kepada ahlinya supaya tidak di gurui oleh syetan, iblis atau jin.
Dan jagalah perbuatan dan sifat-sifat kita jangan sampai melakukan perbuatan dan sifat-sifat yang buruk, dan jagalah keluarga kita dari makanan yang haram, rizqi-rizqi yang tidak halal karena mengakibatkan putusnya keridhoan Alloh kepada hamba-Nya dan tidak akan dapat nur dan ilmu Alloh.
Carilah eizqi yang halal untuk anak dan istrimu supaya mendapatkan ridho Alloh karena dengan ridho Alloh akan diberikan petunjuk yaitu nur atau ilmu Alloh dengan taufiq dan hidayah- Nya.
Guru ayahandanya pun memberikan nasihat agar ayahandanya berhati-hati dan menganjurkan agar putranya dibawa ke pesantren guru ayahandanya tersebut, dari situlah kyai cilik di bawa ayahandanya dan diserahkan kepada guru beliau, kyai cilik di asuh, di didik agama sambil di arahkan dengan aturan-aturan syari'at sehingga dikit demi sedikit agar dapat mengendalikan kekuatan nur yang telah dijelaskan oleh guru ayahandanya tersebut, yang ada di tubuh kyai supaya tidak timbul kekuatan yang mendorong keinginan yang menjadikan bisa terjadi.
Alhamdulillah dengan izin Alloh beliaupun menjadi normal biasa, ucapanya terjaga tidak langsung terjadi, dari situlah beliau tersohor dengan panggilan Kyai Cilik sehingga banyak yang tidak kenal siapa nama asli beliau.
Dan diumur 5 tahun beliau sudah syi'ar agama, karena banyak kitab-kitab yang telah difahaminya disamping hasil belajar, dan ada juga yang sudah hafal sebelum belajar, dan ketika umur beliau menginjak 6-13 tahun banyak orang masyarakat luar daerah yang mengundangnya untuk memberikan wejangan dan nasehat-nasihat kerohanian meskipun tidak semua beliau datangi, karena dirumah sibuk oleh tamu, dan masih pulang pergi ke pesantren guru ayahandanya sampai beliau wafat, selama 7 tahun 10 bulan diasuh dan di didik oleh guru ayahandanya ( Abuya Sayuthi keturunan Syeikh Maulana Yusuf ) .
Kemudian beliau dititipkan ke seperguruan guru ayahandanya dan juga termasuk sepupunya ( Abuya KH.Halimi ) selam 6 tahun 7 bulan, pada usia 9 tahun beliau diberi ijazah Tharekat dari jalur Syeikh Tholhabudin Turusmi kepada Syeikh Kairem kepada Syeikh Nur Zaman Fatarsih bersamaan, dan selisih 6 bulan beliaupun di ijazahi Tharekat dari jalur Syeikh Abdul karim Tanahara Banten.
Syeikh Asnawi Caringin menitip ijazah kepada Syeikh Sohari dan untuk di serahkan sanad silsilah kepada putranya yang bernama Tubagus Qodim bin Asnawi Caringin lalu kepada kyai cilik, sebelumnya kyai cilikpun telah di ijazah Tharekat oleh ayahandanya sendiri dari jalur Syeikh Nawawi kepada Syeikh Baduyut kepada bapak kyai cilik kepada kyai cilik, karena itu beliau belum baligh maka setelah usia baligh beliau diperintahkan ngebadal artinya mengambil ruang talqin untuk di talqin kembali yaitu datang kepada Abah Anom Suralaya, tetapi mengambil mursyid silsilah dari 3 guru mursyid tersebut diatas.
Tidak berhenti sampai disitu , beliaupun melakukan suluk dan kholwat di pesantren beliau sendiri, dimana sejak usia beliau 10 tahun hingga kini, beliau sudah memiliki santri. Kholwat dan suluk sambil berpuasa yang sudah di lakukan 6 tahun 9 bulan, semoga Alloh meridhoinya dan tidak di jadikan orang-orang yang sombong termasuk murid-muridnya.
Beliau dari zaman Presiden Soeharto , Habibie, Gus Dur sampai Ibu Megawati telah diminta petuah dan do'anya, selalu di undang ke istana Negara dan yang paling sering oleh Soeharto dan Gus Dur. Atas permintaan beliaupun, figur beliau tidak di publikasikan lewat media baik cetak maupun elektronik.
Demikian sekilas tentang Kyai Cilik Mursyid ahli silsilah Tharekat Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah, jalur Syeikh Abdul Karim Tanahara Banten, Syeikh Nawawi Tanahara Banten dan Jalur Syeikh Tolhah Kalisapu Cirebon.


Cerita ini dikarang langsung oleh beliau sendiri ( kyai Cilik) , karena cerita ini dimuat di bagian halaman depan buku ( kitab ) Tharekat Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah. dan apabila ada salah pengetikan / penulisan dalam postingan ini mohon di maklum saja. dan semoga tidak bosen- bosennya berkunjung di blog sederhana saya ini,akhir kata wassalam...

sumber: http://sang_petualang.pun.bz

Wali Paidi Eps. 45

Berminggu - minggu sudah wali Paidi pergi entah kemana, ada yg mengatakan beliau pergi umroh, ada yg bilang beliau sedang " bertapa " nirakati bangsa dan negara supaya mempunyai wakil rakyat dan pemimpin yg baik, ada juga yg meyakini kalau beliau sekarang pergi bersama seorang yg misterius yg konon adalah Nabi Khidir

Wali paidi ketika mau pergi hanya mengatakan dg bercanda kalau beliau mau pergi ke barat mencari kitab suci, kemanakah sebenarnya wali paidi pergi

Sebenarnya wali paidi sedang melakukan perjalanan dg sosok yg misterius yg konon adalah Nabi Khidir, wali paidi bertemu sosok yg misterius ini dg tidak sengaja, waktu itu wali paidi hendak pergi kepasar membeli ikan lele kesukaannya, di tengah jalan dia melihat seorang yg seumuran dgnya duduk di pagar tembok ditepi jalan, ketika wali paidi berjalan didepannya sosok ini melemparkan kerikil kpd wali paidi, dg agak kaget wali paidi menatap sosok misterius tsb, setelah berpandangan sejenak sosok tsb lalu turun dan melangkah pergi

Yg membuat wali paidi kaget dan berjalan mengikuti sosok tersebut adalah dg adanya " lumut " tipis kehijauan di pagar sehabis diduduki sosok misterius tsb, wali paidi melihat tanah dan kerikil yg bersentuhan dg kaki sosok ini jg menjadi kehijauan, rumput yg kering menjadi segar karenanya

Merasa di ikuti, sosok yg dipercaya sebagai nabi khidir ini berhenti dan menoleh kpd wali paidi
" Kamu kepingin tahu semua ini mengapa bisa terjadi "

Sebelum wali paidi menjawab sosok misterius itu berkata lagi " Mari ikut aku, biar kamu tahu..."

Semenjak itu wali paidi mengikuti sosok ini, dan mulai belajar kepada beliau, wali paidi menjadi tahu bahwa beliau kemana - mana memberikan kebaikan kepada sesama, memberi semangat kepada orang yg putus asa, menyirami hati-hati yg kering, membantu orang yg membutuhkan bantuan, mengajari orang kaya supaya senang bersedekah, sosok ini tidak mengajar dg lisan maupun tulisan kepada wali paidi tp sosok ini lansung memberi contoh yg baik, memberi uswatun hasanah kpd wali paidi.

Setelah dirasa cukup, sosok misterius ini memanggil wali paidi " Kamu jangan gampang merasa kagum melihat suatu karomah, karena karomah itu buah dari ke ikhlasan dlm ber amal sholeh yg istiqomah..."

Wali paidi mengangguk " Sekarang kamu pulanglah..." Ucap sosok misterius tsb

Wali paidi menunduk berniat mencium tangan sosok yg telah mengajarinya ini, tapi sebelum wali paidi mencium tangannya, sosok ini memegang pundaknya dan merangkulnya, sambil menepuk pundaknya sosok ini berkata
" Semoga kamu menjadi orang yg berfaedah kpd orang lain baik di dunia maupun di akhirat, sesuai namamu paidi..."

Wali paidi berjalan pulang, dan dia jadi paham mengapa semua yg tersentuh sosok yg misterius ini menjadi hijau, karena sosok ini bisa memberi kesejukan dan kedamaian kpd orang lain, kehebatan sosok ini adalah buah dari amal baiknya yg dilakukan dg istiqomah...

Sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps.44

Wali paidi tertunduk haru setelah mendengar kabar kalau kiai sepuh sakit dan harus opname dirumah sakit, dokter memutuskan kiai sepuh harus operasi tapi kiai sepuh tidak mau dioperasi

Wali paidi meminta ijin kepada Allah supaya jasadnya menjadi dua, dan Allah mengabulkan permintaannya, jasadnya yg dhohir berada dirumah sedang jasadnya yg ghoib berada dirumas sakit mendampingi kiai sepuh

Ketika wali paidi sudah berada dirumah sakit, beliau lansung menuju kamar kiai sepuh dirawat, tampak disitu sudah berkumpul beberapa wali yg kesemuanya hadir dg jasadnya yg ghoib sama seperti wali paidi.

Wali paidi mengucapkan salam dan mencium tangan kiai sepuh, lalu menyalami satu persatu wali yg hadir disitu,

" nak, barusan saja nabi khidir pergi, beliau tadi disini sejak pagi..." ucap kiai sepuh kepada wali paidi

" alhamdulillah kiai..." jawab wali paidi

Didalam kamar itu ada ibu nyai, putra putri kiai sepuh dan beberapa kerabat, mereka tidak dapat melihat kehadiran wali paidi dan beberapa wali yg lain. Tampak diwajah para keluarga kesedihan yg mendalam, mereka sedih karena kiai sepuh tidak mau di operasi.

Wali paidi melihat wajah kiai sepuh, terlihat dg jelas kedamaian dan ketentraman diwajah kiai sepuh, wali paidi paham mengapa kiai sepuh tidak mau dioperasi, karena memang itulah bala' berupa penyakit yg harus ditanggung oleh kiai sepuh, setiap wali adalah payung bagi santri dan orang2 yg berada diwilayah kewaliannya, ketika turun bala' wali sebagai payung yg pertama kali menanggungnya, begitu jg dg kiai sepuh ini, beliau menanggung bala' tersebut sudah 3 tahun lebih. dan kiai sepuh menerima semua itu dg ikhlas karena itu sudah kewajiban dan tanggung jawabnya, maka tidaklah heran kalau kiai sepuh tidak mau dioperasi

Wali paidi dan beberapa wali yg lain bermunajat kepada Allah, dg harapan supaya Allah menurunkan ilham dg mengijinkan kiai sepuh untuk melakukan operasi. Dan Alhamdulillah Allah menurunkan ilham berupa diperbolehkannya kiai sepuh melakukan operasi, besoknya kiai sepuh mengabarkan kepada keluarganya kalau beliau bersedia beroperasi.

Semoga kia sepuh segera sembuh dan dipanjangkan umurnya, dan selalu dalam naungan Allah.....Amin.
Lalu wali paidi dan beberapa wali yg lain pamit pergi.....

BERSAMBUNG Ke Eps 45

Sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps.43

Wali paidi berdoa disamping makam seorang sesepuh yg bisa juga disebut sebagai kiai tapi lebih ketara seperti seorang kejawen, ngomongnya ceplas ceplos tanpa tendeng aling-aling, orang banyak menggapnya kejawen karena setiap ada orang yg mengeluhkan masalahnya pada beliau selalu dijawab dg ajaran2 jawa, bahkan sesepuh ini pernah bilang kepada wali paidi kalau dia tahu setiap permasalah setiap orang yg datang kpdnya dg hanya melihat hari dan pasarannya ,kalau ada orang datang di hari rabu pahing, di waktu / jam sekian maka permasalahnya ini, melihat hari, pasaran dan jam itu sebagai petunjuk awal beliau.

Yang menarik dan membuat wali paidi tertawa ngakak adalah gayanya yg ceplas ceplos tanpa tedeng aling2, wali paidi teringat diwaktu wali paidi sowan kepada beliau kala itu, Sewaktu wali paidi duduk dan ngobrol santai dg beliau datanglah seorang santri thoriqoh sowan kepada beliau, perasaan wali paidi jd gak enak melihat kedatangan santri ini, karena wali paidi yakin kalau sesepuh akan menghabisinya dg komentarnya yg ceplas-ceplos , dan gurauannya yg menyerempet bahaya

" ada apa.." tanya sesepuh

" begini mbah saya ini minta petunjuk, bagaimana cara menjadi salik ( pelaku thoriqoh ) yg baik, sehingga cepat mencapai jalan menuju Allah dan makrifat kpdNya...." kata santri

" thoriqoh itu kacangan..." ledek sesepuh

Wali paidi yg mendengar itu lansung tertawa ngakak, lalu sesepuh melanjutkan perkataannya

" orang thoriqoh itu orang yg tidak tahu, sehingga butuh jalan sebagai petunjuk..."

Santri thoriqoh ini kebingungan mendengar jawaban sesepuh ini, sesepuh memandang santri thoriqoh ini dg tatapan tajam dan sesepuh berkata lagi dg pedasnya

" opo matamu picek, gusti Allah itu lebih dekat dari urat nadimu, sudah dekat sekali kepadamu, trus mengapa kamu malah ngalor ngidul menyusuri jalan, berjalan kesana kemari mencari Allah, ya tambah jauh jadinya...."

" maka dari itu saya minta petunjuk pada simbah, supaya hati saya bisa hudur ilallah..." kata santri dg agak takut

" trus kalau kamu bisa hudur kpd Allah, bisa menghadap Allah, kamu mau bilang apa kepada Allah, mau sambat.... pingin sugih...pingin tamumu banyak...." kata sesepuh

Santri ini hanya garuk-garuk kepala semakin kebingungan, wali paidi mulai tadi hanya bisa tertawa melihat itu semua

" lihatlah dia..." kata sesepuh kepada santri sambil menunjuk wali paidi

" dia itu orang thoriqoh seperti kamu, diangkat jadi wali bukan karena thoriqohnya, tapi karena mengganti gurunya yg sudah mati, wali apa itu, wali kacangan, ecek - ecek, gak bahaya blas..."

Wali paidi tertawa terpingkal-pingkal mendengar ledekan sesepuh kepadanya dan dg masih tertawa wali paidi berkata mencoba membalas kepada sesepuh

" lumayan mbah daripada sampeyan dari dulu jd kiai sampai tuapun gak jadi wali..."

Sesepuh ganti yg tertawa mendengar sindiran wali paidi

" aku ora doyan, seumpama disuruh milih, mendingan aku jadi kiai seperti ini daripada jadi wali kacangan kayak kamu, isone mung ganteni gurune hehehehe..." balas sesepuh

" kan tetap aja wali..." kata wali paidi sambil menari-nari dihadapan sesepuh

Santri yang melihat kelakuan sesepuh dan wali paidi ini jadi gak karuan perasaannya, bingung bercampur pingin tertawa

" tugas para wali kan menjaga masyarakat, membimbing masyarakat, gampangannya melayani masyarakat, jadi kamu ini pelayanku dan aku ini juraganmu.." kata sesepuh ganti menari-nari dihadapan wali paidi

" hahahahaha....." wali paidi tertawa

Wali paidi tersenyum sendiri kalau mengingat peristiwa itu, sambil melihat pusara makamnya,

wali paidi berkata dihatinya " bisa jadi beliau ini wali yg derajadnya tinggi sehingga aku tidak mengetahui kewaliannya atau Allah punya pasukan khusus yg terdiri bukan dari kalangan wali, tapi kedudukannya diatas para wali....ah...memang betul apa kata sesepuh aku ini memang kacangan....."

BERSAMBUNG Ke Eps 44
sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps.42

Aku bergegas ke warungnya pak wi, guna mencari wali paidi, beliau biasanya berada diwarungnya pak wi jam segini, dan memang benar wali paidi sedang ngopi disitu. Setelah bersalaman aku duduk agak jauh dari beliau, karena kulihat ada dua orang yg sedang minta pendapat kepada beliau, kedua orang ini rapi, berpeci dan bersarung, wajahnya bersih bercahaya, aku tidak tahu bersihnya ini karena pemutih atau seringnya berwudlu, Aku berniat menanyakan tentang warna langit yg biru kepada beliau, tapi pertanyaan itu aku tahan dulu, karena ada tamu yg membahas hal yg lebih penting.

Aku mendengar kedua orang ini sedang membicarakan apa langkah yg baik, yang harus dilakukan SF, rupanya kedua orang ini pengurus SF ( yayasan sebuah thoriqoh dijawa timur ), pengurus SF ini bercerita kepada wali paidi kendala-kendala yg dihadapi selama ini, dg tersenyum wali paidi ini menjawab

" kalau tidak salah SF ini dibentuk guna menyampaikan dawuh mas kiai kepada murid2nya yg tersebar didaerah2 diseluruh indonesia, biar seragam dan tidak menimbulkan kesalah pahaman,"

Wali paidi menghisap rokoknya lalu berkata lagi " tapi kenyataannya malah SF ini menimbulkan permasalahan baru, bukan karena SF nya tapi karena yg menjalankannya, "

" lalu bagaimana menurut sampeyan " kata salah satu dari mereka

" ini hanya pendapatku, bukan perintah, menurutku pengurus SF kalau pingin menyampaikan perintah dari mas kiai tinggal sowan saja kepada sesepuh yg berada didaerah yg dituju tersebut, sowan yg baik, ngomong yg enak, gak usah memakai acara resmi, kalau memakai acara resmi konsekwensinya membutuhkan biaya, dan ini bisa jadi fitnah yg macam-macam, biar nanti sesepuh didaerah yg menyampaikan perintah mas kiai tsb kepada para murid yg di bawah, para sesepuh lebih mengerti akan kondisi real para murid didaerahnya masing2...."

" inggih..inggih..." jawab mereka

" sekali lagi ini hanya pendapat, dan kita sama2 murid mas kiai, jadi perintah tetap hak penuh mas kiai dan yg tidak kalah penting jadi pengurus itu gak perlu dikenal atau menampakkan diri karena ini bukan pengurus sebuah partai...." jelas wali paidi

Tidak lama kemudian kedua pengurus SF ini pamit, setelah bersalam-salaman mereka pergi. Aku lalu mendekati wali paidi, sebelum aku bertanya wali paidi ini sudah tertawa:

" opo...wernone langit tah..." kata beliau kepadaku

" iya mas...." jawabku sambil nyengir

" warnanya langit.itu macam- macam, ke tujuh langit punya warna sendiri2, dan terbuat dari bahan berbeda..." kata wali paidi

" tapi kok terlihat biru mas..." tanyaku

" apa yg kamu lihat berwarna biru itu bukan langit, tapi hawa udara, warna birunya itu pantulan dari warna biru lautan..." jawab beliau

Sebelum aku bertanya lagi tentang warnanya laut beliau menjawab

" birunya laut itu karena pantulan dari salah satu batu diarsy, satu batu diarsy itu mengeluarkan warna yg bermacam-macam, ada warna hijau yg diserap tumbuh2an, aneka warna bunga itu juga menyerap pantulan batu yg berada diarsy, batu2 mulia yg berada dibumi ini juga menyerap pantulan cahaya batu arsy, Allah yg mengatur semuanya....." jelas wali paidi

" oh.....matur suwun mas...." jawabku

Sebelum aku beranjak pergi aku berkata kepada beliau : " mas kopiku sampeyan bayar yo...."

" hahahaha....iyo beres...." jawab beliau

BERSAMBUNG Ke Eps 43

Sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps.41

Ketika wali paidi enak- enak ngopi dan menikmati rokoknya lewatlah seorang penjual kacang godok, orang ini menjual kacang dg memakai pikulan, memakai sarung, baju taqwa dan memakai peci yg semuanya terlihat lusuh, ketika menjual kacang dia hanya diam tidak berteriak menawarkan dagangannya, kalau ada orang memanggil baru dia berhenti, kalau gak ada yg beli dia berjalan terus

" penjual kacang ini tetap tidak berubah sejak dulu, sewaktu aku kecil penjual kacang ini sudah jualan, dan sampai sekarang wajah, kulit dan pakaiannya tidak berubah, sama persis seperti yg dilihat wali paidi sewaktu kecil, " wali paidi membathin

Wali paidi tersadar kalau sebenarnya penjual kacang ini bukan orang sembarangan, wali paidi berdiri dan berniat menghampiri penjual kacang godok tsb. Penjual kacang itu masuk disebuah gang kampung, wali paidi mengejarnya, ketika wali paidi masuk gang penjual kacang itu sudah tidak terlihat hilang entah kemana

" mungkin beliau tidak berkenan dan asyik dg kesendiriannya " bathin wali paidi

Malamnya wali paidi bermimpi, dalam mimpi tersebut wali paidi bertemu dg gurunya seorang mursyid yg kamil yg sudah meninggal beberapa tahun yg lalu.

Dalam mimpinya guru wali paidi berkata kepadanya " nak, wali-wali Allah ada sebagian yg tersembunyi, gusti Allah memang menyembunyikan mereka, tugas merekapun hanya Allah yg tahu, semisal organisasi wali yg seperti ini tidak masuk menjadi anggota maupun jajaran pengurus, tapi lansung menjalankan tugas dari Allah. Nak, salah satu wali yg seperti ini adalah uwais alqorni dan penjual kacang godok yg kamu temui kemarin, mereka ini wali yg mastur ( tersembunyi ), jangankan aku, rajanya wali seperti syaikh abdul qodir maupun syaikh abu hasan as syadzili pun tidak akan tahu kalau mereka ini wali, bukan karena derajadnya lebih tinggi tapi Allah yg menyembunyikannya, andai aku masih hidup aku juga tidak akan tahu.."

Lalu wali paidi terbangun dari tidurnya " subhanallah....." ucap wali paidi

Besoknya wali paidi mencari keberadaan penjual kacang yg ditemuinya kemarin, tapi tidak ketemu, wali paidi memang tidak terlalu ngoyo mencari keberadaan penjual kacang tersebut hanya sekedarnya saja, kalau ketemu ya alhamdulillah kalau tidak ya gak apa-apa.

Baru satu bulan kemudian wali paidi mendengar keberadaan penjual kacang tersebut, beliau ini bernama Amin orang biasa memanggilnya pakmin kacang, beliau bertempat tinggal didaerah pinggiran salah satu kota dijawa timur, wali paidi baru tahu keberadaan pak amin ini setelah beliau sudah meninggal, menurut orang di kampungnya pakmin ini orangnya tidak banyak omong tapi jiwa sosialnya tinggi sekali,pernah pakmin ini sendirian membetulkan pagar sekolah SD yg roboh dikampungnya, dia menabung sedikit demi sedikit uang dari hasil menjual kacangnya, pernah juga pakmin ini sendirian membetulkan jalan dikampung yg sudah rusak parah, beliau memaving sedikit demi sedikit, memang membutuhkan waktu yg lama tapi akhirnya rampung juga.

Orang kampung banyak yg menasehati pakmin, supaya membiarkan saja jalan yg rusak tsb, karena sebentar lagi pemerintah yg membetulkannya dan itu memang sudah jadi program pemerintah, tapi pakmin tidak mau, beliau tetap membetulkan jalan tsb, beliau bilang " gak apa-apa, mudah2an dg membetulkan jalan ini, Allah memudahkan jalanku diakhirat kelak"

Lalu wali paidi diajak berjalan kesawah yg berada disamping rumah pakmin, wali paidi melihat dikejauhan ditengah areal persawahan ada sebuah surau ( langgar )

" itu langgar peninggalan pakmin, beliau baru saja merampungkannya sebelum meninggal " kata orang kampung tetangga pakmin ini

Tetangga pakmin ini lalu bercerita kepada wali paidi, kalau sebelum pakmin meninggal dia sempat bertanya kpd pakmin, mengapa beliau susah payah membangun langgar, sedang beliau ini miskin, biarkan orang - orang kaya saja yg membangun langgar krn itu mmg sudah kewajibannya, Beliau ( pakmin ) menjawab, : " nabi Nuh pernah mendatangiku, beliau ( nabi Nuh ) menyuruhku untuk membuat perahu seperti yg dibuat olehnya kala itu untuk menyelamatkan umat, dan dari perintahnya itu alhamdulillah Allah mengijinkan aku untuk membangun langgar kecil, langgar itulah perwujudan dari perahu nabi nuh..."

Wali paidi menunduk, menyembunyikan airmata yg mulai menggenang dimatanya, wali paidi tidak kuat menahan keharuan dihatinya, dia lalu pamit pergi " terimakasih...." pamitnya lirih.

BERSAMBUNG Ke Eps 42

Sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps.40

Di dalam perjalanan tiada henti wali paidi berdoa membaca sholawat yg ditujukan kepada semua orang yg ditemuimya di dalam perjalanan, hari itu wali paidi menuju ke rumah mas kiai, karena beberapa hari yg lalu wali paidi dipanggil untuk membicarakan arah perjuangan yg mas kiai perintahkan kepadanya

Selama ini wali paidi lebih mengutamakan untuk membimbing anak-anak nakal yg tidak tahu arah dan sudah dikucilkan dimasyarakat, wali paidi lebih senang merawat mereka, karena mereka ini kalau diarahkan tidak pernah membantah dan manutnya itu saklek tanpa dipikir panjang, pasrah bongkoan, beda dg para santri yg selama ini jg dibimbing oleh wali paidi, mereka lebih sering protes dan merasa dirinya sudah mengerti, kadang wali paidi jadi gregetan menghadapi para santri ini

Wali paidi masih ingat dg ucapan mas kiai yg mengistilahkan para anak-anak nakal ini dg sebutan " semak belukar "

" di..(wali paidi )..semak belukar kalau yg merawat itu seorang gembala, maka akan jadi makanan ternak semua, tapi kalau yg merawat itu seorang tabib maka semak belukar itu bisa jadi obat.."

Sejak itu wali paidi mulai memperhatikan anak-anak nakal yg kehilangan arah tersebut, wali paidi berjuang mengorbankan waktu bahkan uang demi untuk menemani mereka.

Sesampai dirumah mas kiai , wali paidi lansung disuruh masuk kekamar mas kiai dan setelah nyeruput kopi, mas kiai bertanya kepada wali paidi

" bagaimana pendapatmu tentang yayasan-yayasan yg aku bentuk selama ini..."

Wali paidi menjawab dg terus terang

" 80 persen mubazir mas, sedang mubazir itu senjatanya setan mas hehehe, orang - orang yg mas kiai percaya selama ini banyak yg tidak paham dan keliru memahami apa yg mas kiai perintahkan, mereka merasa sudah mengerti dan merasa bangga dg amanat yg mas kia berikan..."

" benar apa yg kamu ucapkan, kalau memang kamu berpendapat seperti itu kamu harus ikut bertanggung jawab untuk membantu membetulkan yayasan-yayasan yg aku bentuk selama ini, supaya berjalan di rel yg benar dan lurus..."jawab mas kiai

" inggih ...mas kiai " jawab wali paidi dg berat

Mas kiai tersenyum melihat wali paidi yg agak keberatan dg tugas yg ia berikan, mas kiai tahu kalau beban wali paidi sekarang menjadi semakin berat, karena mengarahkan santri yg ahli ilmu itu lebih sulit daripada mengarahkan para anak-anak nakal atau santri yg bodoh.

Melihat itu mas kiai menjelaskan kepada wali paidi

" walau bagaimanapun orang yg punya ilmu itu lebih tinggi derajadnya daripada orang yg tidak punya ilmu, mereka ini bagaikan pohon, dan yg namanya pohon itu tidak mudah untuk tumbuh dan jumlahnya semakin hari semakin sedikit, beda dg semak belukar, dimanapun dan kapanpun semak belukar ini bisa tumbuh, dan jumlahnya semakin hari semakin banyak..."

Wali paidi tersenyum sendiri, mas kiai tahu dg apa yg dilakukan dan yg dijalankankan olehnya selama ini,

" inggih mas...akan saya jalankan perintah mas kiai" jawab wali paidi

" pohon- pohon yg sukar untuk diatur kamu sisihkan dulu, carilah pohon-pohon yg mudah dan mau untuk diatur dan diarahkan, kalau pohon yg bagus ini sudah tertata, baru kamu tata lagi pohon-pohon yg ruwet itu, kalau mereka tetap tidak mau, tinggalkan saja mereka...." jelas mas kiai

" trus pohon yg ruwet itu buat apa mas kiai..." tanya wali paidi

" jadikan kayu bakar saja..." jawab mas kiai

" hahahahaha...." wali paidi tertawa

BERSAMBUNG Ke Eps 41

sumber :http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps. 39

Sehabis dari makam gurunya wali paidi lansung menuju warung kopi di daerah botoran, " loodst coffee " warung kopi yg tertua dari loodst yg lain, seperti biasa wali paidi pesen kopi clasik karena hanya menu itu yg masih terasa kopi hehehe....

Wali paidi duduk diteras depan menunggu temannya yg masih sowan ke mas kiai, wali paidi menyeruput kopi clasiknya sedikit, karena kopi clasik ini tersaji dg cangkir yg sangat kecil, biasanya kalau wali paidi lagi ngopi di loodst raden wijaya dia pesan kopi clasik yg gelas agak gedhe, di loodst botoran ini dia lupa minta gelas yg agak gedhe ketika pesan tadi

Wali paidi mengarahkan pandangannya ke kaca yg bertuliskan loodst coffee, bathinnya berkata," semoga loodst coffee ini ada ditiap kota seluruh jawa, loodst coffe ini didirikan sejatinya untuk kesejahteraan umat bukan untuk memperkaya diri, siapapun yg ngopi disini ikut andil dalam mensejahterakan umat..."

Tak lama kemudian teman wali paidi datang, setelah temannya ini duduk wali paidi bertanya kepadanya

" dibilangin apa saja apa mas kiai..."

" disuruh membuat lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya..." jawab teman wali paidi

" hmm...disuruh lansung praktek " khoirunnas anfa'uhum linnas..." kata wali paidi

" iya...kang..." kata teman wali paidi

" memang salah satu karomah para wali saat ini adalah bisa memberi pekerjaan kepada orang lain...." jelas wali paidi

" tapi ada yg mengganjal dihati tentang perkataan beliau..." kata teman wali paidi

" apa itu..." tanya wali paidi

" mas kiai sangat tidak suka kalau melihat anak muda yg kerjaannya mancing...." jelas temannya

" hahahahaha......" wali paidi tertawa

" kita kan tahu, mbah kiai dimojokerto juga sering mancing..." jelas teman wali paidi

Wali paidi menyedot rokoknya dalam-dalam, lalu dia bercerita :

Dulu ada santri yg bertanya kepada mbah kiai, waktu itu mbah kiai sedang dalam posisi mancing

" kiai apa nabi Khidir suka dg orang yg mancing..." tanya santri

Santri ini berasumsi dan sering mendengar cerita kalau nabi khidir itu suka menjumpai orang tertentu ketika mancing

" bukan begitu, nabi khidir itu suka dg orang yg mempunyai jiwa yg tenang, dan biasanya orang yg mancing itu mempunyai jiwa yg tenang..." jawab kiai

Setelah mendengar cerita wali paidi temannya ini bertanya kpd wali paidi

" trus tentang dawuh mas kiai tentang mancing ini gimana.."

" mas kiai benar, sekarang orang yg suka mancing itu rata-rata bertujuan melarikan diri dari masalah yg dihadapinya, beda sekali dg mancingnya mbah kiai..." jelas wali paidi

" maksudnya kang..." tanya teman wali paidi

" Mbah kiai adalah orang yg sudah mempunyai jiwa yg tenang...."

Wali paidi diam, suasana menjadi hening beberapa saat, lalu wali paidi berkata lagi

" mbah kiai adalah orang yg dipanggil oleh Allah dalam surat al fajr.....

Wahai jiwa yg tenang Duduklah kamu disisiKu dg riang gembira dan penuh ridloKu Masuklah kamu kepada barisan para kekasihKu ( aulia ) Masuklah ke tempat yg tidak ada kesedihan maupun kegelisahan Mbah kiai mancing itu hanya sebagai sarana untuk berdialog dg tuhan, bukan bertujuan melarikan diri dari masalah, atau bukan karena gak kerasan tinggal dirumah karena diomeli istri, " jelas wali paidi

Teman wali paidi ini mengangguk-anggukkan kepalanya,

" oh...aku sekarang paham, mengapa mas kiai menyuruhku membuka lapangan pekerjaan .." kata teman wali paidi

" biar teman2 kita kalau mancing bukan sebagai sarana untuk melarikan diri, tapi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah..." tambah temannya lagi

" tidak hanya mancing, tapi banyak teman-teman kita yg menggunakan kuburan para wali sebagai sarana melarikan diri dari masalah, bukan karena niat berziarah....." kata wali paidi

" hahahaha......" wali paidi dan temannya lalu tertawa. —

BERSAMBUNG Ke Eps 40

sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps. 38

Disebuah warung kopi ( loodst coffe Raden Wijaya ) duduklah wali paidi dipojok warung disebelahnya pintu masuk, wali paidi pesen kopi klasik satu cangkir, karena hanya menu itu yg menurut wali paidi yg terasa kopi. Lagi enak merokok datanglah temannya duduk disamping wali paidi, setelah bersalaman dan pesan kopi, temannya ini berkata kepada wali paidi

" bro aku habis menggoda setan....." ucap temannya

" hmm......." jawab wali paidi tersenyum

Teman wali paidi lalu bercerita

" sudah dua hari ini bro setiap aku mau sholat isya setan mendatangiku, kakiku dipijit, rambutku dibelai dan mataku ditiup olehnya, dan akhirnya aku kalah..."

Setelah menyalakan rokoknya teman wali paidi ini melanjutkan ceritanya dg penuh semangat

" dan tadi dihari ketiga aku berpura-pura terbuai oleh pijatan setan, tapi lama-lama aku mulai hanyut dan benar2 mau tertidur, ketika mataku mau terpejam aku bentak tubuhku untuk bangun, dan akhirnya aku bangun dan sholat isya, aku puas bisa membuat jengkel para setan yg gagal memperdayaiku..."

" apa kamu bisa melihat setan...." tanya wali paidi

" tidak, tapi aku bisa merasakannya..." jawab temannya

" sebenarnya setan tetap berhasil menggodamu.." kata wali paidi

" kok bisa begitu, coba sampeyan jelaskan.." pinta temannya

" kamu sholat isya sudah bukan karena Allah tapi karena pingin membuat jengkel para setan, padahal setannya gak jengkel malah senang melihatmu melakukan itu..." jelas wali paidi

" masya Allah.....iya ya....aku gak menyadari hal itu, trus selama ini gimana caranya sampeyan melawan hawa nafsu..." tanya temannya

" aku belum pernah melawan tapi hanya minta kepada Allah supaya diberi kekuatan menahan hawa nafsu, karena manusia sudah dicap sebagai golongan yg dhoif ( lemah ), manusia baru kuat kalau diberi kekuatan oleh Allah" jelas wali paidi lagi

" terimakasih bro...." kata temannya

Setelah menghabiskan kopinya temannya ini pamit pulang kepada wali paidi
Tidak lama berselang datang lagi teman wali paidi, tapi sikapnya beda dg temannya yg tadi, temannya kali ini setelah pesan kopi hanya duduk diam disamping wali paidi

" ada apa bro, soal jodohmu ya...." tanya wali paidi

Mendengar pertanyaan itu, wajah teman wali paidi ini terlihat berubah terlihat sumringah

" iya bro, ini kan sudah 2014 sedang jodohku belum ada juga, padahal aku sudah minta kpd Allah dan juga sudah minta didoakan oleh banyak kiai.." jawab temannya

" sebenarnya Allah sudah memberimu jodoh setiap kali kamu memintanya..." jawab wali paidi datar

" tapi bro ...kok sampai sekarang aku belum nikah.." protes temannya

" itu karena setiap kali Allah memberimu jodoh, kamu menolaknya, krn merasa jodoh yg diberikan oleh Allah tidak sesuai dg selera dan kekarepanmu..." jawab wali paidi

Teman wali paidi ini terdiam mendengar jawaban wali paidi dan nampak kalau hatinya belum bisa menerima dg apa yg diomongkan oleh wali paidi ini

" kamu tidak bisa mengatur Allah untuk memberimu jodoh yg sesuai dg keinginanmu, Allah maha perkasa gak bisa hambanya yg lemah seperti kita ini mengaturnya, tapi walaupun begitu Allah tetap maha rohman, setiap kamu menolak dan lalu minta lagi Allah tetap memberimu, sampai kapanpun Allah tetap mengabulkan permintaanmu biarpun kamu berkali-kali menolak pemberian Allah tersebut...." jelas wali paidi

 " lalu bagaimana bro...." tanya teman wali paidi

" gantilah doamu, jangan mengatur Allah, mintalah kpd Allah supaya hatimu kuat dan tabah menerima jodoh yg diberikan oleh Allah kepadamu..." jawab wali paidi

Temannya ini sekali lagi terdiam dan tetap masih belum juga bisa menerima apa yg diucapkan oleh wali paidi......

BERSAMBUNG Ke Eps  39

Sumber :http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps. 37

Dengan bersandarkan tembok wali paidi menikmati kopinya, sesekali dia menyedot rokoknya,


“ Allah…Allah….Allah….” dzikir wali paidi mengiringi hembusan rokoknya


Wali paidi mendoakan seluruh masyarakat dikampungnya, seluruh teman-temanya, guru-gurunya dan semua yg berhubungan dgnya, wali paidi bersiap-siap mau mengunjungi saudaranya yg baru mempunyai anak.

Setelah merasa cukup ngopi dan merokoknya wali paidi mengeluarkan motor dan mempersiapkan segala keperluan kalau hujan turun, dan berangkatlah wali paidi ke rumah saudaranya


Wali paidi sebulan ini diberi karomah oleh Allah berupa kilatan-kilatan kejadian2 yg akan terjadi dikemudian hari, orang jawa mengistilahkan “ weruh sak durunge winarah “ , repot juga sekarang jadinya, karena wali paidi kadang2 keceplosan omong, mengatakan sesuatu yg belum terjadi kepada orang2 disekitarnya


Dan ketika ada istri dari saudaranya ( teman seperjuangan wali paidi ) ini hamil, wali paidi mendapat kilatan cahaya dihatinya kalau anak dari saudaranya ini laki2, tapi saudaranya ini bilang kalau istrinya habis di USG dan hasilnya kalau calon anaknya ini perempuan, wali paidi sangat menghormati saudaranya ini, karena dialah yg memperingatkan wali paidi kalau dia mulai salah arah, wali paidi hanya diam setelah diberitahu oleh saudaranya ini, saudaranya ini lalu berkata lagi


“ kalau anakku lahir laki di….kelak dia akan jadi wali besar…”


Wali paidi tersenyum, dalam hati dia berkata : “ saudaraku ini memang lucu dan aneh, katanya perempuan doanya seakan calon anaknya ini laki hehehe…”


“ Amin…amin…amin….” Wali paidi dg sepenuh hati mengamini


“ tapi calon anakku ini perempuan di…. “ katanya kpd wali paidi


“ ha…ha…ha…..” wali paidi hanya bisa tertawa melihat semua ini


Dan kemarin wali paidi mendengar kalau anak dari saudaranya ini telah lahir, dan anaknya ternyata laki, wali paidi ikut bergembira mendengar khabar ini,


Wali paidi sampai di rumah saudaranya ini sehabis magrib, dan ternyata ibunda dari saudaranya ini ada disana, dan yg membuat wali paidi terkejut ternyata mas kiai guru wali paidi juga berada disitu


“ baru datang di…” Tanya mas kiai


“ inggih mas….” Jawab wali paidi


“ saudaramu masih menemui para tamu dari saura dekat sekitar sini, kamu sama aku ada…” ucap mas kiai,

Lalu mas kiai berdiri menuju sebuah kamar, dan wali paidi mengikutinya, sesampai dikamar mas kiai menyalakan tivi, dan duduk bersila


“ duduk sini di…sebentar lagi kopinya akan datang” ucap mas kiai


Wali paidi duduk disamping mas kiai, melihat tivi berdua, setelah memindah-mindah chanel akhirnya di temukan film action barat yg bagus.


“ wah iki film apik di…” ucap mas kiai dg gembira


Wali paidi hanya diam, wali paidi sebenarnya suka dg film itu, tapi wali paidi sudah pernah melihatnya dan tahu dg akhir ceritanya


“ gak suka dg film ini di…” Tanya mas kiai


“ ndak mas…” jawab wali paidi berterus terang, karena percuma kalau ngomong ditutup-tutupi


“ mengapa…” Tanya mas kiai lagi


“ karena sudah tahu jalan ceritanya…” jawab wali paidi lagi


Lalu dua cangkir kopi datang diantarkan kpd mereka, mas kiai membuka tutup cangkir kopinya dan menghirup aromanya, tampak wajah yg begitu bersyukur terlukis diwajah mas kiai, lalu mas kiai menaruh cangkirnya dan berkata :


“ ya begitulah kalau sudah tahu akhir ceritanya di…, walaupun film yg kau lihat itu bagus akan terlihat membosankan, makanya ketika Allah memberiku kilatan cahaya kejadian2 yg akan terjadi dimasa mendatang, aku meminta kepada Allah untuk menutupnya kembali, karena hidup ini akan gak asyik dan membosankan…..”


“Ha….ha…ha…ha….” wali paidi dan mas kiai tertawa,


“ ha…ha…ha…ha….” Mereka tertawa lagi, tahu sama tahu


“ begitu juga dg saudara kita yg baru punya anak ini, dia sebenarnya bisa melihat jenis kelamin anaknya, tapi dia tidak mau, biar jadi kejutan begitu katanya ..” ucap mas kiai


“ inggih…..inggih….hahaha…” ucap wali paidi


“ kasihan orang2 yg disekitarmu di…kalau kamu tidak minta kpd Allah untuk menutupnya….” Kata mas kiai


“ inggih mas…..” jawab wali paidi dan mulai berdoa kpd Allah untuk menutup kilatan cahaya karomah dihatinya.

BERSAMBUNG Ke Eps 38
Sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps.36

" kring...kring......kring...."
 
wali paidi melihat hapenya, terlihat sebuah nama yg wali paidi sangat mengenal dan menghormatinya, wali paidi mengangkat hapenya

 " bro....ayo ngopi....." suara terdengar dr seberang
 
" siap...bro..." jawab wali paidi
 
wali paidi bergegas ganti pakaian, sarung wadimor dan baju ditanggalkannya, dia ganti memakai celana yg bawahnya mengecil yg dia tdk tahu celana apa ini namanya, kaos oblong ketat warna hitam dan rambut gaya kim jong il yg lg ngetrend saat ini, yg kanan kiri dipotong tipis tp atasnya dibiarkan lebat, wali paidi baru kemarin potong rambut model begini di tukang potong rambut madura
 
wali paidi bergaya seperti ini demi menghormati teman yg mengajaknya ngopi ini, wali paidi ini sampai sekarang masih heran dg temannya yg satu ini, penampilannya " mas bro banget " padahal kalau tahu dan lama bergaul dgnya, temannya ini luas dan dalam laksana samudera
 
wali paidi berangkat, padahal dia belum tahu temannya ini ngopi dimana, yg penting dia berangkat dg niatan nyambung seduluran.
 
tdk lama kemudian hapenya berbunyi, ada sms masuk

" aku tunggu di broJan coffee....." bunyi sms

" oke meluncur bro..." balas wali paidi dlm smsnya
 
sekitar satu jam an wali paidi sudah sampai di warung yg dimaksud, caffe yg bergaya modern dan gaul, wali paidi masuk kedalam, dilihatnya temannya ini sudah ada didalam bersama kawan2nya

 " hai....sini bro..." ucap temannya mempersilahkan duduk

wali paidi mengangkat tangannya ( say hello ) kemudian duduk, tidak lama kemudian datang seorang perempuan menyodorkan menu kpd wali paidi
 
" pesan apa bro..." ucap wali paidi kepada temannya

" terserah bro..." kata temannya
 
wali paidi mengambil menu dan membukanya, wali paidi mulai kebingungan dg gambar menu yg dilihatnya, gambar makanan dan nama yg aneh2 terpampang didepan wali paidi, wali paidi bingung karena selama ini wali paidi kalau ke warung tahunya hanya rawon dan nasi pecel, wali paidi mencoba melihat menu minuman, wali paidi tambah bingung karena gambar kopi hitam yg dicarinya tdk ada, yg ada hanya minuman warna warni dan aneh2, ada kopi tapi sdh dimodifikasi sedemikian rupa

" ini aja bro.." wali paidi menunjuk gambar minuman yg menurutnya menarik

" gak makan..." ucap temannya
 
" gak bro..." ucap wali paidi
 
" disini makanannya jg ada nasinya lho..." goda temannya tahu kalau wali paidi bingung
 
" gak bro udah kenyang..." kata wali paidi

 wali paidi sendiri tidak tahu mengapa dirinya merasa gak selera dan merasa kenyang setelah melihat gambar makanan dimenu. setelah makanan datang, mulailah wali paidi ngobrol-ngobrol, asap rokok mulai mengepul diantara mereka, mild, sam soe, marlboro berserakan diatas meja suasana di caffe sangat ramai, disebelah meja wali paidi ada sekelompok muda mudi yg sangat ramai, tertawa dan bersenda gurau dg hebatnya
 
" biarkan saja mereka bro, mereka itu masih mimpi, nanti kalau mereka bangun mereka akan menangis- nangis...." ucap temannya kpd wali paidi
 
wali paidi kaget, tiba2 wali paidi seakan-akan melihat mereka yg sedang bersenda gurau itu sudah mati berada dalam kuburnya dan menangis menjerit-jerit karena siksa
 
" ya Allah...ya Allah...astaghfirullah...." ucap wali paidi dg kaget dan spontan
wali paidi berdiri lalu duduk, berdiri lagi lalu duduk lagi
 
" ya Allah...bro...bro...gimana dg diriku bro...gimana dg diriku bro..." ucap wali paidi dg menunduk
 
wali paidi merasa dirinya selama hidup didunia ini bagaikan orang yg tidur dan bermimpi, dia sering melupakan Allah dan hanya mengejar kenikmatan dunia, kelak kalau dirinya mati dia baru sadar, seakan bangun dari tidurnya
 
" astaghfirullah.....astaghfirullah....." hanya itu yg keluar dr mulut wali paidi dg lirih.

BERSAMBUNG Ke Eps 37

Wali Paidi Eps.35

Wali paidi dg perasaan gundah berniat pergi ketulungagung sowan ke mas kiai, dia sudah gerah ketika banyak yg melaporkan kpdnya kalau sekarang banyak para murid mas kiai kesana kemari menjual nama mas kiai untuk kepentingan dirinya pribadi, meminta uang dan minta dihormai secara berlebihan

ketika memasuki gerbang pondok, wali paidi melihat banyak orang duduk di sebelah musholla, sekitar lima orang yg duduk disitu, terlihat mereka adalah orang penting dipondok sini

" ada perlu apa mas...." tanya salah satudari mereka

" sowan ke mas kiai..." jawab wali paidi

" oh ke romo kiai..." jawab mereka

terlihat dari jawaban itu, kalau mereka tdk suka dg sebutan mas kiai yg di sebutkan oleh wali paidi, menurut mereka kurang sopan

" wah...skrng romo kiai tdk di ndalem, sampeyan ke makam aja dulu, menunggu disana..." jawab mereka

" inggih..." jawab wali paidi

ketika wali paidi mau beranjak pergi ke makam, ada suara yg memanggilnya

" di....paidi...ayo melu aku...."

wali paidi menoleh, dilihatnya mas kiai yg memanggilnya, wali paidi berbalik mendekati mas kiai dan mencium tangannya, serentak kelima orang yg duduk disebelah musholla berdiri berniat ikut salaman ke mas kiai, ternyata mereka duduk disitu juga menunggu mas kiai.

mas kiai mengangkat tangannya, beliau memberi isyarat kalau beliau tdk mau disalami, mereka lalu duduk kembali

wali paidi mengikuti mas kiai keluar dari pondok, mas kiai menuju mobil yg berada didepan gerbang, mas kiai menyuruh wali paidi masuk ke dalam mobil, didalam mobil sudah ada adik2 mas kiai, wali paidi menyalami mereka

mas kiai mengarahkan mobilnya ke selatan, wali paidi tdk tahu diajak kemana, mobil itu baru berhenti ketika didepannya ada warung kopi , mas kiai turun di ikuti adik2nya, wali paidi mengikuti dibelakang, warung kopi ini terlihat sederhana tp dari aroma kopinya,terasa kalau kopi di warung ini terasa nikmat.

adik2 mas kiai duduk agak menjauh, sedang walipaidi dan mas kiai duduk satu meja

wali paidi belum berani mengutarakan niatnya ke mas kiai, baru setelah pesanan kopi datang, dan mas kiai tampak sudah menyeruput kopinya, dan mulai menyalakan rokok mild-nya, wali paidi berniat mengutarakan unek2nya.

" dari rumah saja di..." mas kiai mendahului bertanya

" iya mas kiai..." jawab wali paidi

" begini di...kadang Allah menguji hambanya dg mendatangkan orang yg bernat menipu kpd kita, apakah hati kita akan terusik dg hal tsb atau tidak, seyogyanya kita dlm menata hati tdk boleh membedakan siapapun yg datang kpd kita, hati kita tdk boleh kemasukan sifat benci ataupun tdk suka kpd siapapun " kata mas kiai

setelah menghisap rokoknya mas kiai berkata lagi:

" Allah mengujiku dg mendatangkan para murid yg suka menjual namaku, suka meminta atas namaku, dlm hal ini tdk boleh sedikitpun didalam hatiku ada rasa benci atau tdk suka terhadap mereka, krn Allah lebih berhak memutuskan apa yg dikehendakinya, aku hanya membimbing mereka, kadang Allah mengirim orang untuk menipuku, apakah hatiku akan sedih dg uang ratusan juta yg raib krn ulah mereka, apakah hatiku akan benci kpd mereka, ini semua ujian di..., kadang untuk menghajar napsuku,aku malah memberi uang kpd mereka yg pernah menipuku....kita harus menjaga hati kita jgn sampai kemasukan sifat2 tercela..."

wali paidi menunduk, dan tampa bisa dicegah berlinanglah air matanya...

Sumber :http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps. 34

wali paidi bercerita, aku duduk melingkar bersama 5orang sepuh yg aku tdk tahu siapa mereka, tampak dari wajah mereka, kalaumereka sedang berdzikir sirr dan menunggu seseorang.

tak lama kemudian datanglah seorang pemuda yg kelihatannya miring otaknya, pemuda ini datang dg memakai sarung yg di lilitkan dilehernya bergaya seperti superman, dg agak bergumam pemuda ini ngomong2sendiri,

pemuda ini mengibas-ngibaskan sarungnya lalu mendekati kami, pemuda ini berdiri ditengah-tengah kami dan melewati satu persatu lima orang sepuh ini dg menutupkan sarungnya ke wajah mereka, ketika melewatiku pemuda ini tidak menutup wajahku dg sarungnya, pemuda ini mengitari kami sampai tiga kali, dan setiap lewat pemuda ini tetap menutupi lima orang sepuh ini kecuali wajahku saja yg tidak ditutupi sarungnya

setelah berputar sampai tiga kali pemuda ini berhenti dan menengadahkan wajahnya ke langit, lalu beranjak pergi sambil berkata dg jelas dan diulang-ulang

" musibah yg terbesar adalah terhijab dari Allah...."

seketika itu juga menangislah lima orang sepuh ini dg menjerit-jerit
aku hanya plungah plunguh melihat itu semua...

BERSAMBUNG Ke Eps 35

Sumber : http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps. 33

Wali paidi pertama diberitahu oleh nabiyullah Khidirkalau dia adalah wali pengganti, mengalami kekagetan yg lumayan menggoncangkandirinya

sejak pengangkatan itu dirinya sering sakit, setiapbulan minim 2 kali wali paidi sakit, kadang tiba2 kepalanya pusing dan tubuhnyagreges, ros2 tulangnya serasa mau copot, dan setiap diobati penyakit itu tetapsaja menghampiri dirinya, seakan obat2an tdkmempan melawan penyakitnya

akibatnya wali paidi sering tidak hadir diacara -acara yg biasa ia hadiri, seperti ngopi bareng, remian, maleman, melek an,sampai bolo - bolo meledeknya, seperti orang kere yg manja hehehe

wali paidi jg gak ngerti dg keadaan tubuhnya ygtidak seperti biasanya ini, sampai akhirnya Nabi Khidir menemuinya dirinyalagi, Nabi Khidir datang dg bentuk seperti salesman, sales produk air mineral. Nabi Khidir menjelaskan kepada wali paidi

" setiap wali menanggung bala' atau menjaditameng setiap bala' yg diturunkan oleh Allah kpd umatnya..."setelah menaruh barang dagangannya, Nabi Khidirmenjelaskan lagi

" bala' yg turun ditanggung oleh para walisesuai tingkatan masing2 wali, semakin tinggi derajat wali semakin berat juga bala' yg ditanggungnya, dulu alm Habib Abu Bakar as Segaf ketika meninggal perutnya ketahuan bolong karena menanggung bala' umat yg dinaunginya, beliau adalah qutb, pemuka dan sultan para wali, sedang tanggungan bala' yg paling ringan adalah sakit kepala, awak greges seperti yg kamu alami itu...."

wali paidi manggut - manggut, dia jadi mengertikalau dia adalah wali pemula, wali pengganti ( wali badal ) seperti pemaincadangan dalam sepakbola,

" matur suwun, maklum wali anyar2an jadinyamanja..." ucap wali paidi

Nabi Khidir berkata lagi

" bersikaplah biasa seperti orang yg tidak sakit, mereka para wali jg mengalaminya, tapi mereka menyembunyikannya...."

Nabi Khidir berdiri lalu beranjak pergi, baru berjalan beberapa langkah Nabi Khidir menoleh dan berkata lagi

" oh ya, setiap ada orang yg memuji2mu, kamu jg akan merasakan sakit seperti itu...."

wali paidi terdiam, dia menyeruput kopinya lagi,dan mengambil satu batang rokok dan menyalakannya. enak2 merokok lewatlah Nabi Ilyas disamping wali paidi yg menyamar sebagai penjual gorengan

" memang enak jadi wali...hehehe..." kata Nabi Ilyas setengah berlari menyusul Nabi Khidir....

BERSAMBUNG Ke Eps 34

sumber :http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps. 30

Diceritakan pada beberapa edisi yg lalu tentang perjalanan (salik) nya wali paidi ketika mondok disebuah pesanten, cerita kilas balik sejarah asal mula sosok wali paidi, dan sekarang penulis akan mengisahkan sepotong cerita masa kecil wali paidi....

***
Berjalanlah dg menunduk seorang kiai kampung yg sudah sepuh, tampak sarung BHS nya yg lusuh pemberian orang 5 tahun yg lalu dan baju takwa yg sudah tidak bisa dibilang putih menghiasi tubuhnya yg ringkih kiai ini menuju musholla sederhana yg berada disamping rumahnya, kiai ini mendengar suara tangisan seorang anak kecil yg begitu menyayat hati dari dalam kamarnya ketika sholat dhuha, setelah mencarinya ternyata suara itu berasal dari dalam musholla disamping rumahnya

Kiai sepuh ini dg agak gemetar memasuki musholla, setelah membuka pintu pagar dari kayu yg sudah lapuk, kiai ini masuk kedalam, dilihatnya ada anak kecil yg bersandarkan dinding duduk bersila dg memangku sebuah alqur'an, tampak pundak anak kecil terlihat berguncang-guncang karena menahan tangisannya yg memilukan kiai sepuh ini mendekati anak tersebut, setelah dekat barulah kiai sepuh ini mengenali siapa anak ini

" lho, nak paidi....mengapa kok nangis begitu.." ucap kiai dg memegang pundak paidi kecil

" ini mbah, dalam surat albaqoroh diterangkan kalau kayu bakar neraka itu adalah para manusia...." ucap paidi kecil dg suara terbata-bata

" nak....kamu kan masih kecil, kamu masih suci, kamu gak akan masuk neraka..." ucap kiai menghibur dg suara bergetar paidi kecil ini menjawab :

" mbah, kalau panjenengan pernah lihat tungku pembakaran, pasti yg dimasukkan ke tungku pertama kali untuk menyalakan api adalah ranting-ranting kecil ..."

paidi kecil menunduk, terdengar suara tangisannya semakin keras, tampak qur'an yg dipangkunya basah terkena air matanya

kiai sepuh ini gemetar kakinya mendengar jawaban paidi kecil, dan kiai sepuh ini jatuh terduduk, kiai sepuh ini menangis sesunggukan....

" ya Allah.....astagfirullah....." rintih kiai sepuh

paidi kecil terkejut, serta merta dia merangkul kiai sepuh, dia merasah bersalah karena menyebabkan kiai sepuh besedih, jadilah keduanya saling bertangis-tangisan.....

" mbah...njenengan gak usah bersedih, saya tahu dan bersedia menjadi saksi kalau mbah kiai adalah orang yg baik, dan saya yakin kalau mbah kiai kelak terhindar dari api neraka..." ucap paidi kecil menghibur

dg masih menangis kiai sepuh ini menjawab :

" nak....dalam tungku pembakaran, kayu yg paling lama dan terakhir dibakar adalah kayu bongkotan, kayu yg sudah tua seperti aku ini....."

tidak bisa dicegah pecahlah tangisan kedua, mereka saling berangkulan dan sama-sama menangis, pemandangan yg begitu menyayat hati......

esok harinya kiai sepuh ini sakit, kiai sepuh tiada henti- hentinya menangis, kalau ditanya orang-orang yg menjenguknya mengapa kiai tiada berhenti menangis, kiai hanya menggelengkan kepala dan terus menangis satu minggu kemudian mbah kiai ini dipanggil yg maha kuasa.....

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un....

sumber :http://ekapitano.blogspot.co.id

Wali Paidi Eps.22

Diceritakan pd edisi yg lalu, dlm kesedihannya wali paidi duduk tertidur & berminpi melihat seluruh teman2nya membawa lampu petromak, tampak sinar yg terang benderang dikamar masing2 santri krn lampu petromak yg mrk bawa, sedang kamar wali paidi tidak bersinar, wali paidi menunduk, dia merasa dirinya kotor & tdk berguna

" ya Allah aku pasrahkan diriku padamu, aku ridlo dg ketentuanmu kpdku...."

Lalu tiba2 ada sinar yg lebih terang keluar dr dalam kamar wali paidi, sinar itu begitu terangnya sehingga sinar2 yg keluar dr kamar santri yg lain seakan meredup, Wali paidi melihat tangan yg begitu halus memegang lampu petromak keluar dr kamarnya, ketika berada dihadapannya wali paidi mendongak ke atas, wali paidi begitu terharu melihat yg membawa lampu tsb

" anta misbahus shuduri......ya Rasulullah....anta misbahus shuduri....." jerit wali paidi

Dilihatnya Rasulullah tersenyum kpdnya, seakan beliau berkata : ” kamu jgn bersedih hati, aku yg akan membimbingmu...."

Rasulullah lalu duduk disamping wali paidi & mengangkat lampu petromak itu tinggi2 sinar yg terpancar itu menyebar dg lembut menyinari seluruh pondok, Wali paidi terbangun ktk adzan isya berkumandang, hati wali paidi dipenuhi kebahagiaan, damai hatinya dirasakan menjalar keseluruh tubuhnya, tubuhnya menjadi segar & ringan, masih terasa kesejukkan senyum Rasulullah kpd dirinya

Keesokan paginya wali paidi dipanggil kiai, setelah mandi & berpakaian rapi wali paidi sowan ke kiai, dilihatnya kiai sdh menunggunya didepan ndalem, didepannya ada meja bulat dr kayu jati, diatasnya Ada dua csngkir kopi, & ada dua bungkus rokok gudang garam ijo & dji sam soe, kiai mempersilahkan wali paidi duduk

" diminum kopinya ..." ucap kiai

" inggih..." jawab wali paidi

Kiai lalu mengambil rokok gudang garamnya & menyalakannya, semenit kemudian asap rokok & kopi mengepul disekeliling mereka

" itu dji sam soe rokokmu...dinyalakan aja.." perintah kiai

"inggih..." jawab wali paidi lalu menyalakan rokoknya

Terjadi keheningan diantara mereka, kiai hny diam, sesekali beliau mengucapkan kalimat tasbih, wali paidi hny menunduk. Lalu kiai berkata lagi kpd wali paidi " aku sengaja bersikap keras kpdmu, spy kamu tdk bergantung kpdku, aku pingin km lebih bergantung kpd Allah secara lansung, "

Kiai menghisap rokoknya dalam2, lalu berkata lagi " Dan lagi, kelak kedudukanmu itu akan lebih tinggi drpd kedudukanku, aku tdk mengijinkanmu ikut belajar itu krn kamu lebih cocok mempelajari ilmu hikmah, tp bukan aku yg mengajarkan hal itu, kelak gurumu dr tulungagung yg mengajarkan hal itu kpdmu..."

Wali paidi mengangguk, walau kiainya ini terang2an mengatakan klo kedudukannya kelak akan lebih tinggi, dihadapan kiainya ini wali paidi semakin hormat, hatinya diliputi ketawadu'an yg begitu kuat kpd kiainya ini " mimpimu td malam jadikan kekuatan dlm hatimu..." ucap kiai singkat

Wali paidi agak terkejut mendengar ucapan kiainya ini, ternyata kiai mengetahui mimpiku td malam bathin wali paidi

" dan ciri orang ahli hikmah..." kiai berhenti, setelah menyeruput kopinya kiai melanjutkan kata2nya lagi " hatinya tdk pernah lupa kpd Allah, hatinya dipenuhi dg Allah, lantunan dzikir yg berputar2 didalamnya.." Kata kiai lalu berdiri mendekati wali paidi, kiai menaruh tangannya didada wali paidi " penuhi hatimu dg Allah...." kata kiai

Bergemuruhlah hati wali paidi, hatinya berdzikir dg sendirinya.." Allah...Allah...Allah...." secara terus menerus

" Wis ...sekarang waktunya kamu bersih2 ndalem & pondok..." perintah kiai lalu masuk ke ndalem

Wali paidi berdiri & beranjak dr ndalem menuju ke kamarnya mengambil sapu lidi lalu mulai menyapu halaman pondok, & menata sandal para santri yg berserakan didepan kamar, hati wali paidi terus berdzikir, kadang suara sapunya ketika digerakkan ketanah berbunyi seakan ikut berdzikir mengiringi dzikir wali paidi

Sejak itu wali paidi begitu tekun & begitu tawaduk melayani pr santri, sikap wali paidi yg begitu mengalah & manut saja ketika disuruh2 para santri menjadikannya banyak santri yg kurang ajar kepadanya
Suatu ketika Ada santri yg hafids ( hapal alqur'an ) menggoda wali paidi dg sangat kelewatan, lalu tiba2 saja hapalannya hilang, santri yg hafids ini bingung krn ujian kelulusannya sebentar lagi diujikan & syarat kelulusannya adalah hrs hapal alquran 30 juz, peristiwa hilangnya hapalan santri ini akhirnya dilaporkan kpd kiai

" suruh dia minta maaf kpd paidi, & jangan diulangi lagi kekurang ajaran kpd paidi, klo diulangi lagi bisa hilang hapalannya secara permanen..." kata kiai.

Jawaban kiai ini dilaporkan kpd santri yg hafids tsb, & dg menangis santri ini minta maaf kpd wali paidi. Wali paidi kaget ketika Ada santri yg menangis kpdnya & minta dimaafkan kesalahannya.

Wali paidi dg hormat berkata " salah nopo Gus, mboten wonten sing salah, ( salah apa Gus, tdk ada yg salah).."

Santri ini tetap saja menangis dihadapan wali paidi, " inggih2 saya maafkan.." kata wali paidi walau tdk mengerti apa permasalahan yg terjadi.

Dan atas kehendak Allah hapalan santri tsb berangsur angsur kembali lagi, memang benar kata Allah, barang siapa memusuhi waliku, Aku mengumumkan perang dgnya, begitulah yg terjadi thdp santri yg hafids ini, Allah yg tdk terima atas perlakuaannya thdp wali paidi, walau wali paidi merasa biasa saja.

Sejak peristiwa itu para santri tdk berani lg bersikap kurang ajar kpd wali paidi, malah mrk menganggap wali paidi sekarang sebagai sesepuh pondok wakil kiai didalam pondok. Wali paidi bersikap biasa saja, dia tiap pagi tetap menyapu halaman pondok & menata sandal para santri, hatinya tetap biasa saja tidak merasa hebat atau merasa rendah diri, baginya ketika menyapu halaman pondok & menata sandal para santri itulah waktu ia bercakapap cakap dg Allah.....

BERSAMBUNG Ke Eps 24

sumber :http://ekapitano.blogspot.co.id

Thursday, April 28, 2016

Wali Paidi Eps. 21

Wali paidi adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dia anak terakhir,kakaknya yg pertama namanya sholeh, dan sekarang dia jadi kiai di daerah Kediri, punya pondok salaf kecil, yg hanya ramai ketika bulan ramadlan, sudah menjadi budaya kalau bulan ramadlan banyak santri dari pondok lain yg ngaji posoan hanya untuk menghatamkan beberapa kitab, karena kalau ngaji pas bulan ramadlan ngaji kitabnya super cepat yg bertujuan memang untuk menghatamkan bukan untuk kepahaman


Sholeh kakaknya wali paidi ini memang sangat cerdas dan pintar, sejak lulus madrasah ibtidaiyyah ( setingkat SD ) dia sudah mondok, dia selalu dapat rangking dikelasnya , sehingga tidak heran ketika dia lulus dia diambil menantu seorang kiai di daerah Kediri, dan setelah ayah mertuanya wafat, dialah yg meneruskan menjadi pengasuh pondok pesantren peninggalan mertuanya.


Sedang kakak perempuanya menjadi istri seorang kiai besar didaerah jawa tengah, kakaknya ini memang cantik, kulitnya putih seperti ibunya dan wajahnya elok ke arab-araban seperti bapaknya, kakak perempuannya ini sering dan berkali – kali ketika pulang meminta orang tuanya untuk tinggal dengannya , pindah ke jawa tengah, dan kemauan kakaknya ini sangat didukung keluarga suaminya, kebetulan keluarga suami kakaknya ini kaya raya, bukan karena pondoknya yg besar tapi keluarga suami kakakku ini mempunyai kebun teh yg ber hektare-hektare luasnya. Tapi orang tuanya tidak mau menerima tawaran kakak perempuannya ini, mereka sudah bahagia melihat anak mereka bahagia itu alasan mereka.


Kakak perempuan wali paidi ini juga sejak kecil sudah berangkat mondok di pesantren di daerah jawa tengah, dan ketika lulus kakaknya ini di ambil menantu oleh pengasuh pondoknya. Sedangkan sejak kecil wali paidi selalu dirumah, ketika ditawari untuk mondok dia tidak mau, wali paidi masih ingin berbakti kepada orang tuanya, karena orang tuanya sudah tua, wali paidi tidak tega kalau meninggalkan orang tuanya sendirian tanpa siapa – siapa yg selalu siap membantunya, wali paidi sudah sangat senang melihat kakaknya telah menjadi orang semua
Tapi ketika wali paidi sudah lulus aliyah, dia disuruh abahnya untuk mondok, abahnya bermimpi bertemu dengan sunan gunung jati yg menyuruhnya untuk memondokkan anaknya, ibunya sebenarnya menentang keras ke inginan abahnya, ibunya ini tidak tega melihat wali paidi pergi sendirian di tempat yg jauh, ibunya ini sangat sayang dan memanjakan wali paidi, tapi abahnya tetap bersikukuh untuk tetap memondokkan wali paidi, keputusan abahnya tidak bisa diganggu gugat, abahnya ini memang keras dan tidak mau mengalah kalau mengenai hal2 yg bersifat aqidah, walaupun dihal lain yg tidak bersifat aqidah abahnya ini sering mengalah terhadap ibunya.


Berangkatlah wali paidi mondok ke jombang sesuai petunjuk sunan gunungjati yg disampaikan melalui abahnya, pondok wali paidi ini pondok yg sangat istimewa, santrinya sedikit tapi rata2 pintar dan alim semua, anak2 yg mondok disini rata2 sejak syanawiyah sudah disuruh menghapalkan al quran dan kebanyakan mereka ketika lulus sudah bisa hapal alqur’an dan ketika memasuki aliyah baru diajarkan ilmu nahwu shorof, pengasuh pondok wali paidi ini orangnya terlihat biasa, perawakannya kecil dan kulitnya agak hitam karena seringnya beliau pergi kesawah, tapi menurut khabar dari santri2 yg didengar oleh wali paidi bahwa kiai pengasuh ini sebenarnya adalah seorang wali yg mastur ( tersembunyi )


Ketika wali paidi sowan dg abahnya ke pengasuh pondoknya, abahnya bilang kepada mbah kyai


“ mbah yai, saya titipkan anak saya kepada sampeyan, saya pasrah dan ridlo dg apapun yg akan mbah kyai lakukan terhadap anak saya, andai mbah kyai menyembelihnyapun, saya ikhlas…”


“ ingih…inggih…insya Allah anak sampeyan ini jadi orang yg bermanfaat…” ujar mbah kyai


Lalu wali paidi diantar abahnya ke kamar pondoknya, abahnya berkata kepada wali paidi :


“ nak…aku memondokkan kamu ini bukan bertujuan membuatmu supaya pinter, tapi aku pingin kamu mondok ini belajar akhlaq yg baik kepada kiaimu, apapun yg diperintah kiaimu laksanakan dg ikhlas, andai kiai menyuruhmu memotong tanganmupun kamu harus melakukannya, tanpa harus bertanya apa alasannya…”


“ inggih abah…” jawab wali paidi


Ke esokkan harinya wali paidi dipanggil oleh abah yai kendalem, bergegaslah wali paidi menemuai abah yai Setelah bersalaman wali paidi duduk di lantai, di depannya abah yai duduk dg bersandarkan tembok, kaki kananya diangkat dan tampak di selipan jari tangan kanan abah yai terselip rokok kretek gudang garam hijau


“ paidi…kamu mondok disini gak usah ikut belajar ngaji, percuma otakmu gak akan kuat untuk menghapalkan alqur’an, apalagi belajar nahwu dan shorof, ..” ucap abah yai


Wali paidi terdiam, hatinya merasa terpukul dan sedih, tidak dinyana kiainya akan berkata seperti itu, walau pesan abahnya kpd dirinya kepintaran bukan tujuannya untuk dipondokkan, tapi ucapan kiainya ini begitu menghujam hatinya.


“ mengapa…apa kamu gak terima, kalau kamu gak terima dan gak mau mondok disini ya pulang saja, ..” kata kiainya dg cuek


Setelah menghisap rokoknya, kiai berkata lagi


“ abahmu menitipkan kamu kepadaku ini supaya mendidikmu, menjadikanmu sebagai orang yg bermanfaat, dan aku lihat kamu ini gak cocok untuk belajar, gak ada manfaatnya krn otakmu yg kendo itu, aku melihat kamu ini lebih pas kalau menjadi kacung disini, membantu bersih2 ndalem, dan membantu memudahkan santri2 lain untuk belajar disini, membersihkan kamar mereka, menatakan sandal mereka, mengisi bak kamar mandi dan sebagainya..”


Wali paidi terdiam hatinya marah bercampur sedih, dia sangat sedih dibilang otaknya kendo, tapi dia teringat pesan abahnya untuk manut atas apapun perintah kiainya


“ bagaimana, apa kamu sanggup menjadi kacung disini…” ucap kiainya lagi


“ inggih kyai…” jawab wali paidi pelan


“ kalau begitu mulai sekarang kamu bersih2 ndalem , habis itu bersih2 pondok…” ucap kiainya

Sejak saat itu wali paidi selama di pondok hanya menjadi kacung bagi santri yg lain, pertama dia agak uring – uringan menjalankan perintah kiainya ini tapi lama kelamaan hatinya menjadi sadar, dia ini sebenarnya jg belajar, belajar menjalankan perintah kiainya dg baik dan benar, cuma perintah bagi dirinya saja yg berbeda, dia disuruh melayani santri yg lain, sedang santri yg lain di perintah untuk belajar dg tekun, sama-sama menjalankan perintah kiai

Di suatu malam sehabis magrib, wali paidi duduk termenung di depan kamarnya, dia melihat para santri ada yg menhapalkan al qur’an dan sebagaian yg lain bermusyawarah membahas permasalahan nahwu dan shorof, hati wali paidi menjadi gundah, dia merasa sangat bodoh dan gak bisa apa-apa, apalagi kemarin kakaknya berkunjung kepadanya dan mengetes kemampuannya dalam hal pengetahuan agama dan dia tidak bisa sama sekali untuk menjawab pertanyaan kakaknya itu,

Di lihatnya para santri punya kemahiran di bidangnya masing – masing, sedang dia hanya bisa menyapu dan menata sandal mereka, dalam kegundahannya itu wali paidi tertidur dg posisi terduduk didepan kamarnya
Wali paidi bermimpi, dalam mimpinya tsb dia seakan terbangun dari tidurnya dan masih dalam keadaan duduk di depan kamarnya, dilihatnya kamar – kamar santri yg lain pada bersinar terang, cahaya – cahaya yg keluar dari kamar2 itu berasal dari lampu petromak yg dibawa para santri, terpancar kegembiraan dari wajah para santri karena mempunyai lampu ditangan mereka sedang kamar wali paidi tidak mengeluarkan cahaya karena wali paidi tidak mempunyai lampu petromak seperti mereka, Tapi tiba-tiba ada cahaya yg keluar dari dalam kamar wali paidi, cahaya itu begitu sangat terang sehingga cahaya – cahaya yg keluar dr kamar yg lain seakan meredup terkena cahaya dr kamarnya ini. Cahaya itu mendekati wali paidi, setelah cahaya itu mendekat dilihatlah sebuah lampu petromak yg dibawa seseorang, wali paidi melihat sebuah tangan yg begitu putih dan halus memegang lampu petromak itu, wali paidi mengarahkan pandangannya ke atas, wali paidi begitu terkejut dan begitu terharu setelah tahu siapa yg membawa lampu petromak tersebut……

Bersambung Ke Eps 22

sumber :http://ekapitano.blogspot.co.id

Mimpi 23 Romadhon 1442 H

 Sore kisaran jam 10 malam aku berangkat tidur biasanya tengah malam ini karena, mbarep lagi kongkow-kongkow jadi area kekuasaanku di ambil ...